Proses Berpikir Insan Untuk Memperoleh Pengetahuan

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Apa yang membedakan insan dengan binatang? Kami yakin anda niscaya tahu jawabannya. Akal-lah yang membedakan insan dengan binatang. Manusia dengan cara berpikir yang dimilikinya menjadikannya makhluk paling istimewa di muka ini. Nah, pada artikel kali ini blog PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Model Pembelajaran akan membahas perihal Cara Manusia Berpikir. Yuk kita simak.

Cara Berpikir Manusia Membuatnya spesial dan Berbeda dengan Binatang

Dari jaman dahulu kala, burung pipit telah sanggup menciptakan sarang. Tidak ada kemajuan dalam cara burung pipit menciptakan sarang. Mungkin, semenjak diciptakan oleh Tuhan, begitulah caranya burung pipit menciptakan sarang. Begitu pula dengan cara makan seekor tupai, tidak ada yang berubah. Semua hewan demikian. Setiap kemampuan yang mereka miliki berasal dari suatu naluri yang tiba dari dalam diri mereka.

Berbeda dengan manusia, cara insan hidup di jaman prasejarah berbeda dengan cara hidup insan di jaman sekarang. Terjadi banyak sekali perubahan di banyak sekali aspek kehidupan. Di atas sudah disebutkan bahwa hal ini terjadi lantaran insan mempunyai kelebihan yang diberikan oleh Allah yang Maha Esa, yaitu logika pikiran. Barangkali pada jaman kerikil dulu tidak terbayangkan bagaimana bermacam-macam perkakas akan dibuat, bukan dari kerikil tetapi dari bermacam-macam benda dengan keunggulannya masing-masing dan mempunyai kemanfaatan yang luar biasa dalam mempermudah kehidupan manusia. Mungkin di jama dahulu tidak pernah terbayangkan bagaimana insan akan sanggup hingga ke banyak sekali planet dan menjejakkan kaki di sana, atau tidak terbayangkan bagaimana komunikasi sanggup dilakukan dengan gampang dan cepat memakai handphone, internet, dan sebagainya.

Pada pada dasarnya kehidupan insan selalu berubah dan berkembang seiring dengan kemajuan pengetahuan yang dimilikinya. Kemajuan pengetahuan ketika ini sangat menakjubkan. Selalu kita dengar penemuan-penemuan baru. Dalam jangka waktu tidak terlalu lama, muncul sebuah teknologi dan pengetahuan gres yang menggeser teknologi terdahulu. Perkembangan pengetahuan yang pesat ini terjadi lantaran insan mempunyai rasa ingin tahu (curiousity). Keingintahuan insan ialah fitrah yang telah diberikan oleh Allah Yang Maha Esa kepada manusia. Dalam perjalanan hidupnya insan selalu bertanya dan ingin tahu, mengapa sesuatu menjadi begini, mengapa tidak begitu, bagaimana itu bisa terjadi, dsb.

Dari generasi ke generasi, insan selalu berusaha mengetahui mengapa suatu fenomena bisa terjadi, mereka selalu tertarik untuk sanggup menjelaskannya, kemudian kemudian berusaha memanfaatkan pengetahuan perihal fenomena-fenomena alam itu untuk fasilitas hidupnya. Menurut Rummel (1958), pada dasarnya proses berpikir yang dilakukan insan telah terjadi dalam empat periode, yaitu: (1) periode mencoba-coba; (2) periode otoritas; (3) periode argumentasi; dan (4) periode hipotesis dan eksperimen. Mari kita bahas satu per satu.

1. Periode Mencoba-Coba

Pada jaman dahulu, orang memakai proses berpikir mencoba-coba (trial and error). Dapat dimengerti, pada jaman ini, dengan pola berpikir yang demikian pengetahuan yang dimiliki umat insan berkembang dengan sangat lambatnya. Cara-cara yang dilakukan tidak pasti. Untuk memperoleh suatu pengetahuan, insan melaksanakan begitu banyak kesalahan dan kegagalan dahulu sebelumnya. Oleh lantaran itu, seringkali insan pada jaman ini mengambil kesimpulan yang keliru. Kita contohkan begini. Anggap saja di depan kita ada sebuah pintu yang ingin anda buka, dan anda mempunyai 150 anak kunci di tangan anda, di mana salah satu anak kunci itu sanggup membuka pintu tersebut. Dengan memakai proses berpikir mencoba-coba, anda akan memasukkan secara bergantian satu demi satu anak kunci tersebut hingga risikonya pintu sanggup dibuka. Faktor kebetulan lebih memegang peranan di sini. Cepat atau lambatnya anda menemukan anak kunci yang sempurna untuk membuka pintu bergantung sepenuhnya pada faktor kebetulan. Sebenarnya cara berpikir coba-coba hingga ketika ini juga masih digunakan.

2. Periode Otoritas 

Periode otoritas dalam proses berpikir insan ditandai dengan efek besar pada pemegang otoritas (kekuasaan) terhadap cara berpikir manusia. Periode ini berhasil dicapai sehabis insan begitu usang bergelut dengan proses berpikir mencoba-coba. Pemegang otoritas menjadi sandaran kebenaran suatu ilmu pengetahuan, contohnya raja, gereja, bangsawan, dan sebagainya. Kata-kata pemegang otoritas ialah kebenaran dan tidak sanggup dibantah. Oleh lantaran itu, ketika Nicolaus Copernicus pada masanya menyatakan bahwa sentra tata surya kita ialah matahari, maka dieksekusi penggal lah ia. Kebenaran yang berlaku ketika itu dipegang oleh raja dan gereja, di mana berdasarkan pengetahuan pemegang otoritas, sentra atata surya kita bukan matahari melainkan bumi. 

3. Periode Argumentasi

Periode kegita proses berpikir insan ialah jaman periode argumentasi. Pada masa ini, kebenaran (ilmu pengetahuan) tidak lagi dipegang oleh pihak-pihak yang mempunyai ototritas, akan tetapi lebih dipegang oleh para pemikir. Sumber pengetahuan insan pada jaman ini ialah para pemikir tersebut. Kebanyakan para pemikir pada periode argumentasi, juga merupakan para orator (ahli pidato) yang bisa memberikan pemikiran-pemikirannya bahkan melalui perdebatan (adu argumentasi). Pada masa-masa periode argumentasi, kebenaran dipegang para pemikir dan orator ulung. Orang-orang awam hanya menyaksikan dan mendengarkan mereka yang sedang beradu argumen. Sesuatu dianggap benar oleh khalayak umum apabila argumen-argumen yang disampaikan masuk akal. Kebenaran menjadi sulit diterima dan sanggup berbeda-beda antara orang yang satu dengan orang yang lain. Pada periode ini belum dikenal pembuktian kebenaran.

4. Periode Hipotesis dan Eksperimen

Periode keempat, yaitu periode hipotesis dan eksperimen muncul ketika pada periode argumentasi sering muncul ketidakpuasan di mana suatu kebenaran tidak mutlak sifatnya dan belum tentu sanggup diterima oleh semua orang. Banyak orang menjadi ragu terhadap suatu kebenaran ketika mereka tidak sanggup menunjukan kebenaran atau pengetahuan tersebut. Oleh lantaran itu muncullah periode hipotesis dan eksperimen. Pada masa ini kebenaran ialah milik semua orang lantaran semua orang sanggup melaksanakan pembuktian. Pada periode berpikir insan inilah muncul metode ilmiah (Baca Pengertian Metode Ilmiah dan Langkah-LangkahMetode Ilmiah) atau scientific method. Periode hipotesis dan eksperimen merupakan babak gres proses berpikir insan dan pada periode inilah pengetahuan berkembang dengan sangat pesatnya.

Baca juga: Penelitian Ilmiah dan Langkah-Langkah Penelitian Ilmiah.

Demikian goresan pena perihal Proses Berpikir Manusia untuk Memperoleh Pengetahuan dan Pembagian Periodesasinya dari blog Penelitian Tindakan Kelas dan Model Pembelajaran. Semoga Bermanfaat.



ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Proses Berpikir Insan Untuk Memperoleh Pengetahuan"

Posting Komentar