ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
MODEL SELULER - FRAGMENTED
APAKAH MODEL SELULAR ITU?
Pengaturan kurikulum tradisional menentukan disiplin ilmu secara terpisah dan berbeda. Biasanya, penentu kebijakan akademisi membagi bidang kajian dalam empat bidang dan diberi label matematika, ilmu pengetahuan, seni bahasa, dan ilmu sosial. Seni rupa dan seni mudah dimasukkan dalam mata pelajaran lainnya, termasuk seni, musik, dan pendidikan jasmani, sementara itu teknologi, melukis, seni grafis, bisnis, dan akuntansi sanggup ditempatkan dalam seni teknis. Pengelompokan lain dalam disiplin ilmu adalah menggunakan kategori humaniora, sains, seni praktis, dan seni rupa. Dalam standar kurikulum, wilayah-wilayah subjek (bidang kajian) ini diajarkan secara terpisah, dengan tidak ada upaya untuk menghubungkan atau mengintegrasikan mereka. Masing-masing dipandang sebagai entitas murni dan bangun sendiri. Masing-masing mempunyai standar konten terpisah dan berbeda. Meskipun mungkin ada tumpang tindih antara fisika dan kimia, hubungan antara keduanya secara implisit, tidak eksplisit dan hubungan mereka tidak didekati melalui kurikulum.
TERLIHAT SEPERTI APAKAH MODEL SELULER ITU?
Di sekolah menengah dan tinggi, disiplin ilmu masing-masing diajarkan oleh guru yang berbeda, di lokasi yang berbeda di seluruh gedung, dengan siswa pindah ke ruang yang berbeda. Setiap pertemuan terpisah dengan pengorganisasian yang terpisah dan berbeda, meninggalkan siswa dengan pandangan yang terkotak dari kurikulum. Sebuah model selular yang memprihatinkan, dengan mata pelajaran masih diajarkan secara terpisah dan terpisah dari satu sama lain, ialah yang diterapkan di ruang kelas SD. Dalam situasi ini guru berkata, "Sekarang, waktunya menyingkirkan buku matematika Anda, dan mengambil paket ilmu Anda. Sudah waktunya untuk bekerja pada unit ilmu kita”. Jadwal harian memperlihatkan alokasi waktu yang berbeda untuk matematika, ilmu pengetahuan, dan ilmu sosial. Seringkali topik dari dua wilayah bidang kajian tidak sengaja berkorelasi. Isolasi subjek ini dapat menjadi norma, bahkan di kelas mandiri, sebagai konsekuensi bahwa standar konten adalah yang diutamakan.
TERDENGAR SEPERTI APAKAH MODEL SELULER ITU?
Seorang siswa sekolah menengah pertama menjelaskan kurikulum tradisional ibarat vaksinasi: "matematika bukan sain, sain bukan bahasa Inggris, bahasa Inggris bukan sejarah. Subjek ialah sesuatu yang Anda ambil sekali dan tak perlu mengambilnya lagi. Ini ibarat mendapat liburan, saya sudah menembak aljabar saya. Aku sudah selesai dengan itu. "
Dalam satu hari, siswa sekolah Sekolah Menengah Pertama mungkin diminta untuk tampil di tujuh atau delapan mata pelajaran yang sangat berbeda, dari matematika ke pendidikan fisika. Mereka akan melaksanakan hal ini setiap hari selain pekerjaan rumah dari setiap mata pelajaran yang diberikan. Untuk mengatasi beban kerja seperti ini, mahasiswa mungkin harus menentukan fokus pada satu atau dua mata pelajaran yang mereka nikmati, mereka lakukan, dan mereka unggulkan. Mereka melakukan seminimum mungkin dalam mata pelajaran lain. Pembaca mungkin bertanya-tanya, "Apa yang siswa pelajari dalam situasi ibarat ini? Apakah kebutuhan sistem lebih diutamakan daripada kebutuhan siswa? "
APA KEUNTUNGAN MODEL SELULER INI?
Salah satu laba dari model selular, tentu saja, ialah bahwa kemurnian disiplin ilmu masing-masing tidak dibiarkan ternoda. Selain itu, guru/instruktur sanggup mempersiapkan diri sebagai hebat di bidang tertentu dan mempunyai kebebasan menggali ke dalam mata pelajaran mereka dengan baik luas dan mendalam. Model tradisional juga menyediakan zona kenyamanan bagi hubungan antar bidang kajian. Guru tidak perlu bersusah payah mengkoneksikan antar disiplin ilmu. Secara normative mereka menganggap bahwa bidangkajian-bidang kajian itu memang terpisah. Mereka menganggap ada system nilai tertentu yang menempel pada setiap bidang kajian dan itu berbeda dengan bidang kajian lainnya. Bahkan, disiplin ilmu yang berbeda melairkan cara berfikir yang berbeda. Cara berfikir itu khas untuk tiap-tiap bidang kajian. Misalnya, matematikawan dan sastrawan memiliki cara yang berbeda dalam mengkategorikan suatu masalah. Merka memakai cara berfikir berdasarkan genre mereka. Tiap-tiap disiplin ilmu memperlihatkan kekhasan jalan berpikir wacana dunia. Melatihkan pelajar dalam banyak sekali disiplin ilmu berarti melatihkan banyak cara berfikir. Hal ini akan membentuk dan memperluas spektrum berfikir siswa kelak di kemudian hari.
Model ini, meskipun pada awalnya muncul agak terfragmentasi, tetapi mengatakan pandangan yang terang dan diskrit pada masing-masing disiplin ilmu. Pada gilirannya, model ini menghasilkan cara berpikir tertentu, melalui kualitas disiplin ilmu yang ditunjuk, yang meningkatkan perspektif pembelajaran. Selain itu, para hebat dengan gampang sanggup menyaring keluar prioritas wilayah subjek mereka sendiri alasannya ialah mereka hidup dan bernapas dengan semangat untuk materi pelajaran mereka. Dalam analisis akhir, siswa akan bisa mewujudkan manfaat kasatmata dari model selular ini ketika bekerja dengan mentor.
APA KERUGIAN MODEL SELULER INI?
Kerugiannya ialah tiga kali lipat. Pertama, menyisakan beban kepada peserta didik untuk mengerahkan sumber daya mereka sendiri dalam hal menciptakan koneksi dan mengintegrasikan konsep serupa. Kedua, adanya ketumpang-tindihan konsep, keterampilan, dan sikap, yang tidak jelas bagi pelajar, dengan demikian, transfer mencar ilmu dengan situasi gres kurang mungkin terjadi. Menurut penelitian, tidak bisa meninggalkan pelajar tanpa pengawasan dalam menciptakan koneksi di dalam dan lintas disiplin ilmu. Hal itu sama dengan mengabaikan beberapa penelitian terbaru wacana transfer belajar, yang menyerukan untuk adanya fasilitasi eksplisit dalam proses pembelajaran melalui seni administrasi tertentu. Ketiga, dalam model berbasis disiplin ilmu, siswa sanggup dengan gampang terjebak dalam bencana kerja. Meskipun setiap guru mengatakan jumlah yang wajar, efek kumulatif sanggup menjadi luar biasa bagi siswa.
KAPAN MODEL SELULER INI BERGUNA?
Model selular ialah konfigurasi kurikuler yang berguna dalam beberapa kasus. Ia bekerja untuk sekolah besar dengan populasi bermacam-macam alasannya ialah sekolah sanggup memperlihatkan banyak sekali kegiatan studi yang mengatakan spektrum subjek untuk menargetkan kepentingan khusus. Hal ini juga berguna, tentu saja, di tingkat universitas, di mana siswa melaksanakan pengkajian pada jalur studi khusus yang memerlukan pengetahuan hebat untuk mengajar, pendampingan, pelatihan, dan berkolaborasi. Model ini juga membantu dalam kegiatan pendidikan guru, sebagai persiapan bisa lebih terfokus. Dan itu ialah model yang baik untuk guru berlatih yang ingin duduk di luar prioritas kurikuler untuk mengelola kelimpahan standar isi ketika mereka mempersiapkan model lintas-departemen untuk perencanaan interdisiplin ilmu.
Dari uraian ini, sanggup dipahami bahwa Model Celuler atau Fragmented merupakan model pengintegrasian kurikulum dimana:
- Materi pembelajaran bangun sendiri sebagai sebuah disiplin ilmu ;
- Materi pembelajaran diajarkan secara terpisah;
- Diajarkan oleh guru yang berbeda (guru bidang studi atau guru mata pelajaran);
- Pembelajaran dilakukan pada jam pelajaran dan kelas yang berbeda untuk disiplin ilmu yang berbeda;
- Pengorganisasian materi pembelajaran dilakukan sendiri-sendiri berdasarkan bidang studi atau mata pelajaran.
Lantas, di mana letak keterpaduan atau integrasinya?
- Keterpaduan model ini harus tercapai ketika satu satuan waktu telah ditempuh, contohnya pada satu catur wulan / semester.
- Keterpaduan pada model fragmented terjadi jikalau siswa telah menuntaskan seluruh runtutan kajian atau materi pelajaran yang pada kesudahannya seluruh satuan-satuan konsep itu mencapai keutuhan, baik konsep, pemahaman suatu kajian, keterampilan dan nilai.
- Pembelajaran terpadu melalui kurikulum terpadu fragmented terjadi jikalau seorang guru mempunyai impian biar siswa sehabis menempuh pembelajaran satu kurun waktu tertentu mempunyai kemampuan atau kecakapan tertentu.
BAGAIMANA CARA MENGINTEGRASIKAN KURIKULUM DENGAN MODEL SELULER
Penalaran penting:
"Saya memprioritaskan pemahaman mendasar atau dasar pertama, kemudian saya mencari topik, konsep, atau unit yang sanggup diberi bobot yang berbeda"
Untuk bekerja dengan Model Selular, berpikir wacana unsur-unsur dari kurikulum. Pertama, pilih satu subjek (matematika, IPA, IPS) yang mengajar di tingkat SD atau satu kelas persiapan (aljabar, geometri, trigonometri) yang Anda miliki di tingkat sekolah menengah atau tinggi.
Setelah Anda mempunyai fokus pada subjek atau persiapan, pikirkan wacana standar kurikulum yang ditujukan, dan daftar semua topik yang relevan dari studi untuk wilayah kajian itu.
Setelah Anda telah mendaftar topik penelitian, berpikir wacana mana yang paling penting dan yang paling sedikit penting. Kemudian memprioritaskan daftar dengan penomoran item, dengan 1 sebagai yang paling penting dan jumlah tertinggi sebagai kurang penting. Proses ini dikenal sebagai peringkat paksa, tapi akan sangat membantu untuk membedakan pentingnya setiap topik.
Setelah Anda telah menciptakan keputusan Anda, obrolan dengan kawan di departemen yang sama atau tingkat kelas yang sama wacana prioritas kurikuler dalam disiplin ilmu itu. Diskusikan bagaimana Anda tetapkan prioritas dan apa pertimbangan Anda buat dalam tetapkan bagaimana bobot banyak sekali pecahan dari kurikulum yang ditargetkan. Biarkan pasangan Anda mengomentari daftar Anda.
Penting untuk diingat bahwa, topik dan konten setiap disiplin ilmu yang direncanakan diisolasi dari disiplin ilmu lainnya. Misalnya, guru sains membuat daftar topik secara khas untuk satu semester.
Alokasi waktu dan urutannya ditentukan oleh masing-masing guru memakai kriteria individu, sambil memilah-milah prioritas kurikuler, dengan prinsip, "meninggalkan materi secara selektif " atau "memasukkan materi secara bijaksana” dalam merancang kurikuler.
Berikut ini disajikan langkah-langkah mengimplementasikan model Seluler - Fragmented pada pembelajaran.
Think Back: Re-Design
Pilih salah satu disiplin ilmu dan prioritaskan enam unit atau topik. Kemudian susun peringkatnya sesuai dengan persyaratan kurikuler keseluruhan.
Misalnya untuk mata pelajaran IPA Sekolah Menengah Pertama Kelas VII Semester 1, dari Buku Sekolah Elektronik (BSE) diketahui sejumlah topik pembelajaran sebagai berikut:
Topik | Urutan Topik |
Pengukuran | 1 |
Klasifikasi Zat | 2 |
Wujud Zat dan Perubahannya | 3 |
Perubahan Zat | 4 |
Pengamatan Gejala Alam | 5 |
Gerak | 6 |
Urutan topik-topik tersebut kemudian diredesain sesuai dengan urutan SK dan KD sehingga menjadi:
Topik | Urutan Topik |
Pengukuran | 1 |
Pengamatan Gejala Alam | 2 |
Wujud Zat dan Perubahannya | 3 |
Klasifikasi Zat | 4 |
Perubahan Zat | 5 |
Gerak | 6 |
Think Ahead: Design
Dibuat daftar konsep (daripada topik atau unit) untuk semester yang sama di tahun mendatang. Kemudian disusun peringkat konsep sesuai dengan persyaratan kurikuler.
Topik | Urutan Topik |
Pengamatan Gejala Alam | 1 |
Pengukuran | 2 |
Wujud Zat dan Perubahannya | 3 |
Klasifikasi Zat | 4 |
Perubahan Zat | 5 |
Gerak | 6 |
Think Again: Refine
Pikirkan kembali dengan membuat daftar prioritas kurikuler dengan topik, kemudian dibentuk peringkat berdasar konsep. Daftar diubahsuaikan dengan pembelajaran yang akan Anda lakukan.
Topik | Urutan Topik |
Pengamatan Gejala Alam | 1 |
Pengukuran, tanpa konsep Suhu | 2 |
Wujud Zat dan Perubahannya, diawali dengan konsep Suhu | 3 |
Klasifikasi Zat | 4 |
Perubahan Zat | 5 |
Gerak | 6 |
Daftar Kepustakaan :
Depdiknas. Permendiknas Nomor 23 wacana Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Fogarty, R. 1991. How To Integrate The Curricula. Illionis: IRI/Skylight Publishing Inc.
Fogarty, R. 2009. How To Integrate The Curricula 3rd Edition. California: Corwin A Sage Company
Sumber:
Suwar, Sringatun. 2012. Chapter Report: Model Fragmented. Tugas Perkuliahan PPs Unesa Surabaya. Tidak Dipublikasikan.
Sumber http://kangdaengnaba.blogspot.com/
0 Response to "Integrasi Kurikulum: Model Fragmented"
Posting Komentar