Korosi 1

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
KOROSI OLEH MIKROORGANISME


Terjadinya korosi  yang disebabkan oleh mikroorganisme pada pipa-pipa di laut  dapat dijelaskan sebagai berikut.
Bahan bakar minyak (BBM) dalam pipa penyalur BBM  sanggup tercemar oleh microba. Kontaminasi itu sanggup merusak hidrokarbonnya (biodegradasi) ataupun logam dinding Pipanya (biokorosi). Kontaminasi sanggup dimulai dari adanya mikroba yang terbawa oleh alira BBM, pedoman air, atau dari udara masuk. Bila BBM mengandung air, mikroba sanggup tumbuh dengan memanfaatkan hidrokarbon sebagai nutrisinya. Akibatnya hidrokarbon mengalami degradasi dan membentuk asam atau produk lain. Asam ini sanggup bereaksi denagn logam dan membentuk karat.
Korosi  biologis pada pipa  umumnya disebabkan lantaran adanya mikrobia. Mikrobia dalam proses korosi dianggap     sebagai    penyebab  tersendiri,   yang  dalam  kerjanya    dapat  sendiri atau merupakan adonan dari sejumlah mikroba yang berbeda. Mikroorganisme hadir pada kondisi aerob,  maupun anaerob. Kondisi anaerob selalu hadir pada suatu lingkungan mikro, dibawah dari kondisi aerob. Kondisi pH dan tersedianya nutrisi juga merupakan faktor yang  menetukan apakah suatu jenis mikroorganisme sanggup berkembang di dalam tanah dan menjadikan korosi. 
Salah satu mikroba yang turut berperan dalam proses korosi mikrobiologis ialah bakteri pereduksi sulfat atau sulphate reducing bacteria (SRB) yang hidup secara anaerob dan sanggup tumbuh pada kisaran pH =  2 hingga pH = 9, tetapi optimalnya pada pH = 7. Bakteri ini ditemukan hampir pada semua tanah, dan air, terutama yang banyak mengandung materi organik.  Dalam suasana anaerob, asam sulfat akan direduksi oleh kuman pereduksi sulfat menghasilkan gas H2S dan H2O. H2S yang dihasilkan akan bereaksi dengan besi membentuk FeS, Fe(OH)2.
Mikrobia  yang lain yang berperan dalam korosi ialah kuman yang hidup secara aerob, yang telah diketahui dengan baik dan merupakan suatu kenyataan, contohnya aktivitas  Thiobacillus  yang  dapat   menghasilkan suatu lingkungan asam yang korosif. Dalam kondisi yang aerob kuman ini akan mengoksidasi welirang atau senyawa welirang menjadi asam sulfat yang mempercepat korosi.
Bakteri memperoleh energi dari  oksidasi Fe2+  menjadi  Fe3+ yang terlihat pada endapan. Mereka sebagian terlihat dalam pipa (khas ibarat gundukan 1/2 lingkaran) di atas lubang pada permukaan baja. Beberapa termasuk pengoksidasi besi mereka terdapat di lam sebagai lapisan protein yang panjang atau bentuk filamen. Filamen yang panjang   Bakteri pereduksi sulfat (SRB)  ,  merupakan salah   satu mikrobia yang turut berperan dalam proses korosi ialah kuman pereduksi sulfat yang hidup secara anaerob. Bakteri ini ditemukan hampir pada semua tanah dan air, terutama  yang banyak mengandung materi organik. Bakteri pengoksidasi welirang / sulfid   termasuk golongan kuman aerob yang memperoleh energi dari oksidasi sulfid atau elemen welirang menghasilkan sulfat.  Beberapa tipe kuman aerob, sanggup mengoksidasi welirang menjadi asam sulfur, pada pH dibawah 1,0. Desulfovibrio desulforicans ialah salah satu jenis kuman pereduksi sulfat yang sangat berperan dalam proses  korosi. Bakteri ini ermasuk gram negatif,  fakultatif  anaerob yang hidupnya tidak tergantung tersedianya zat organik, tapi cukup gas CO2 yang dijadikan sebagai sumber karbon, tetapi jikalau ada zat organik tugas kuman ini dalam proses korosi meningkat.  

Korosi oleh Mikrooranisme pada Pipa di bawah laut

Besi dan baja karbon biasanya memiliki laju korosi yang rendah dalam air netral terdeaerasi (oksigennya telah diusir pergi) dan di dalam larutan garam lantaran hanya terjadi reaksi reduksi katodik :
2 H2O + 2e- H2 + 2 OH-

Bakteri anaerob pereduksi sulfat (sulphate reducing bacteria / SRB) akan menjadikan korosi pada struktur baja yang ditimbun dalam tanah, dengan pembentukan lapisan tak protektif ibarat FeS dan Fe2O3.H2O. , bila SRB pada awalnya tidak aktif. Bila SRB aktif semenjak awal, maka produk korosi yang terbentuk ialah FeS dan sedikit FeCO3, pada pH 7. Mikroba ini menjadikan terjadinya proses korosi dengan bentuk serangan korosi merata, sumuran, ataupun sel konsentrasi
Pengontrolan SRB tentunya hanya sanggup dilakukan dengan meniadakan media untuk kehidupan bakteri, dimana biasanya ialah air dan tanah lembab .Untuk mengurangi koloni SRB, khususnya yg bersifat seLogamile ini sanggup dilakukan dengan mechanical cleaning (pigging) yang dibarengi dengan batching biocide. Untuk pipa2 yang bersifat dead leg dimana kemungkinan ada kuman sebaiknya di injeksi oleh biocide (salah satu jenis corrosion inhibitor).



Sumber http://kangdaengnaba.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Korosi 1"

Posting Komentar