ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Menurut Doni, pelaksanaan UN hanya menciptakan guru dan siswa fokus terhadap mata pelajaran tertentu yang diujikan secara nasional. Karena itu, baik siswa maupun guru lebih menentukan mencari cara untuk bisa melewati UN tanpa memikirkan proses belajar.
"UN juga rawan kecurangan, kebocoran soal. Kondisi ibarat ini tidak mendorong pada kenaikan kualitas pendidikan. Sebaiknya ihwal pembatalan UN harus didukung," ujar Doni di Jakarta Pusat, Sabtu (3/12).
Dia melanjutkan, secara output, sistem UN juga tidak menambah kualitas siswa atau calon mahasiswa. Doni mencontohkan, dalam beberapa tes yang sifatnya internasional, siswa Indonesia selalu menduduki peringkat terbawah.
"Dalam tes numerasi, literasi, tes masuk PTN, tes masuk sekolah dan tes lain, kemampuan siswa juga rendah," tutur Doni.
Jika UN dihapuskan, Doni menyarankan ada perbaikan dalam sistem pembelajaran di sekolah. Pemerintah diminta memberi panduan untuk sekolah biar siswa sanggup melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi dengan baik. Selain itu, sistem ujian masuk sekolah tinggi tinggi harus diubah menjadi ujian tertulis secara nasional.
"Sistem usul sebaiknya dihilangkan biar sekolah tidak memanipulasi hasil berguru anak. Dengan begitu calon mahasiswa yang dihasilkan pun lebih berkualitas," tegas Doni.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, menyatakan Kemendikbud akan menghapus UN pada 2017 demi melakukan putusan Mahkamah Agung (MA). Muhadjir juga mengaku sudah dipanggil Presiden Joko Widodo terkait ihwal tersebut. "Prinsipnya dia sudah menyetujui, tinggal menunggu aba-aba presiden (Inpres)," kata Muhadjir dalam siaran pers di Jakarta Jumat (25/11).
Sumber : republika.co.id Sumber https://indrabayang.blogspot.com/
0 Response to "Ujian Nasional Dinilai Tidak Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Sebaiknya Dihapus"
Posting Komentar