ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
KETERAMPILAN MENGAJAR
Pengertian Keterampilan Mengajar
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan aneka macam aspek yang saling berkaitan. Oleh lantaran itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diharapkan aneka macam keterampilan yaitu KETERAMPILAN MENGAJAR, dalam hal ini membelajarkan peserta didik. Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks lantaran merupakan integrasi dari aneka macam kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Persepsi (Perception) yang berarti pengelihatan, keyakinan sanggup dilihat atau dimengerti. Persepsi terjadi lantaran adanya stimulus atau rangsangan dari lingkungan sekitar, sehingga individu sanggup menawarkan makna atau menafsirkan sesuatu hal. Slameto (2010:102) menjelaskan bahwa “Persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi, insan terus menerus mengadakan korelasi dengan lingkungannya, korelasi ini dilakukan dengan indera yaitu, pendengaran, peraba dan penciuman”. Berdasarkan hal tersebut sanggup disimpulkan bahwa persepsi yakni suatu proses pemberian makna yang dilakukan secara sadar berupa tanggapan atau pendapat individu terhadap suatu objek atau insiden yang diterima melalui alat indera.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan “kecakapan untuk menuntaskan tugas”, sedangkan mengajar yakni “melatih”. DeQueliy dan Gazali (Slameto, 2010:30) mendefinisikan mengajar yakni menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance of learning”. Mengajar yakni bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Alvin W.Howard (Slameto, 2010:32) beropini bahwa mengajar yakni suatu acara untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau membuatkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge.
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan Keterampilan Mengajar Guru yakni seperangkat kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing acara dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan mengikuti keadaan kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa ihwal keterampilan mengajar guru yakni penilaian berupa tanggapan/pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam proses kegiatan berguru mengajar.
Macam-macam Keterampilan Mengajar Guru
Turney (Uzer Usman, 2010 : 74) mengemukakan ada 8 (delapan) keterampilan mengajar/membelajarkan yang sangat berperan dan memilih kualitas pembelajaran, yaitu :
1. KETERAMPILAN BERTANYA
Ada yang menyampaikan bahwa “berpikir itu sendiri yakni bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan sanggup berupa pengetahuan hingga dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Makara bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Dalam proses berguru mengajar, bertanya memainkan peranan penting alasannya yakni pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang sempurna akan menawarkan dampak faktual terhadap siswa, yaitu:
1. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar,
2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu duduk kasus yang sedang dihadai atau dibicarakan,
3. Mengembangkan pola dan cara berguru aktif dari siswa alasannya yakni berfikir itu sendiri bahwasanya yakni bertanya,
4. Menuntun proses berfikir siswa alasannya yakni pertanyaan yang baik akan membantu siswa biar sanggup memilih balasan yang baik,
5. Memusatkan perhatian siswa terhadap duduk kasus yang sedang dibahas.
Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya.
a. Dasar-dasar pertanyaan yang baik
- Jelas dan gampang dimengerti oleh siswa- Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan
- Difokuskan pada suatu duduk kasus atau kiprah tertentu
- Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berfikir sebelum menjawab
pertanyaan
- Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata
- Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa
untuk menjawab atau bertanya
- Tuntunlah balasan siswa sehingga mereka sanggup menemukan sendiri jawaban
yang benar
b. Jenis-jenis pertanyaan yang baik
Jenis pertanyaan berdasarkan maksudnya
1. Pertanyaan undangan (compliance question),
2. Pertanyaan retoris (rhetorical question)
3. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question,) dan
4. Pertanyaan menggali (probing question).
Jenis pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom
1. Pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question),
2. Pertanyaan pemahaman (conprehention question),
3. Pertanyaan penerapan (application question),
4. Pertanyaan sintetis (synthesis question), dan
5. Pertanyaan penilaian (evaluation question).
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Kehangatan dan Keantusiasan. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses berguru mengajar, guru perlu memperlihatkan perilaku baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun saat mendapatkan balasan siswa. Sikap dan cara guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi tubuh menampakkan ada-tidaknya kehangatan dan keantusiasannya.
Kebiasaan yang perlu dihindari
Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses berguru mengajar, guru perlu memperlihatkan perilaku yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun saat mendapatkan balasan siswa. Guru harus menghindari kebiasaan menyerupai :
1. Menjawab pertanyaan sendiri,
2. Mengulang balasan siswa,
3. Mengulang pertanyaan sendiri,
4. Mengajukan pertanyaan dengan balasan serentak,
5. Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, dan
6. Mengajukan pertanyaan ganda.
Keterampilan bertanya di bedakan atas :
1. Keterampilan bertanya dasar.
Keterampilan bertanya dasar memiliki beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah: Pengungkapan pertanyaan secara terperinci dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
2. Keterampilan bertanya lanjut.
Keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan perjuangan membuatkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong siswa biar sanggup berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih digunakan dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu yakni : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.
2. KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN
Penguatan (reinforcement) yakni segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bab dari modifikasi tingkah laris guru terhadap tingkah laris siswa, yang bertujuan menawarkan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si akseptor atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laris yang sanggup meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laris tersebut.
a). Tujuan Pemberian Penguatan
Penguatan memiliki efek yang berupa perilaku faktual terhadap proses berguru siswa dan bertujuan sebagai berikut: (a). Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran. (b) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar. (c). Meningkatkan kegiatan berguru dan membina tingkah laris siswa yang produktif.
b). Jenis-jenis Penguatan
1. Penguatan verbal, Penguatan verbal biasanya diungkapkan dengan memakai kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
2. Penguatan non-verbal, Penguatan non-verbal terdiri dari penguatan gerak isyarat, penguatan pendekatan, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh (partial).
c). Prinsip Penggunaan Penguatan
Penggunaan penguatan secara efektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif.
3. KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Variasi stimulus yakni suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi berguru mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi berguru mengajar, siswa senantiasa memperlihatkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
a. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk menjadikan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek berguru mengajar yang relevan.
2. Untuk menawarkan kesempatan bagi berkembangnya talenta ingin mengetahui dan menyidik pada siswa ihwal hal-hal yang baru.
3. Untuk memupuk tingkah laris yang faktual terhadap guru dan sekolah dengan aneka macam cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan berguru yang lebih baik.
4. Guna member kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara mendapatkan pelajaran yang disenanginya.
b. Prinsip Penggunaan
1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
2. Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
3. Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam planning pelajaran atau satuan pelajaran.
c. Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan berguru mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang sanggup di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :
1. Variasi dalam cara mengajar guru, Variasi dalam cara mengajar guru meliputi : penggunaan variasi bunyi (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan tubuh mimik, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement).
2. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan sanggup digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni sanggup didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain yakni sebagai berikut : variasi alat atau materi yang sanggup dilihat (visual aids), variasi alat atau materi yang sanggup didengar (auditif aids), variasi alat atau materi yang sanggup diraba (motorik), dan variasi alat atau materi yang sanggup didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
3. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan berguru mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru hingga kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan biar tidak menjadikan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) sanggup digambarkan sebagai berikut:a (a) Pola guru-murid, yakni komunikasi sebagai agresi (satu arah) (b). Pola guru-murid-guru, yakni ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi) (c). Pola guru-murid-murid, yakni ada balikan bagi guru, siswa saling berguru satu sama lain. (d). Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid. Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah) (e). Pola melingkar, dimana setiap siswa menerima giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum menerima giliran.
4. KETERAMPILAN MENJELASKAN
Keterampilan menjelaskan yakni penyajian informasi secara ekspresi yang diorganisasikan secara sistematik untuk memperlihatkan adanya korelasi yang satu dengan yang lainnya. Penyampaian informasi yang bersiklus dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
a. Tujuan Memberikan Penjelasan
1. Membimbing murid untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.
2. Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.
3. Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
4. Membimbing murid untuk menghayati dan menerima proses daypikir dan memakai bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
b. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan
Secara garis besar komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : (1). Merencanakan, meliputi penganalisaan duduk kasus secara keseluruhan, penentuan jenis korelasi yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan korelasi yang telah ditentukan. (2). Penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
5. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Membuka pelajaran (set induction) ialah perjuangan atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan berguru mengajar untuk membuat prokondusi bagi siswa biar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga perjuangan tersebut akan menawarkan imbas yang faktual terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan berguru mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi citra menyeluruh ihwal apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.
Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menjadikan motivasi, memberi teladan melalui aneka macam usaha, dan membuat kaitan atau korelasi di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi.
6. KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
Diskusi kelompok yakni suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan aneka macam pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan taktik yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu duduk kasus melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok sanggup meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi :
1. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topic diskusi
2. Memperluas duduk kasus atau urutan pendapat
3. Menganalisis pandangan siswa
4. Meningkatkan urunan pikir siswa
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6. Menutup diskusi
7. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
Pengelolaan kelas yakni keterampilan guru untuk membuat dan memelihara kondisi berguru yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses berguru mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk membuat dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses berguru mengajar, contohnya penghentian tingkah laris siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian kiprah oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Suatu kondisi berguru yang optimal sanggup tercapai jikalau guru bisa mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam melakukan keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen-komponen keterampilan, antara lain:
1. Keterampilan yang berafiliasi dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi berguru yang optimal (bersifat preventif).. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berafiliasi dengan hal-hal menyerupai keterampilan memperlihatkan perilaku tanggap, member perhatian, memusatkan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, menawarkan petunjuk-petunjuk yang jelas, menegur dan member penguatan.
2. Keterampilan yang berafiliasi dengan pengembalian kondisi berguru yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud biar guru sanggup mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi berguru yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menjadikan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah memakai tingkah laris dan respon yang sesuai, guru sanggup meminta dukungan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang bau tanah siswa.
Dalam perjuangan mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang harus dihindari oleh guru, yaitu sebagai berikut: (1) campur tangan yang hiperbola (teachers instruction). (2). kesenyapan (fade away) (3). ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stop and stars) (4). penyimpangan (digression) (5). bertele-tele (overdwelling)
8. KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3- 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru menawarkan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya korelasi yang lebih bersahabat antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
Komponen keterampilan yang digunakan adalah: keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan berguru dan keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan berguru mengajar.
Diharapkan sesudah menguasai delapan keterampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas sanggup bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga sanggup membina dan membuatkan keterampilan-keterampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar. Keterampilan mengajar yang esensial secara terkontrol sanggup dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen keterampilan mengajar secara lebih baik, sanggup memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen keterampilan yang objektif dan dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.
DAFTAR BACAAN
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara
Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaefudin, S. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV. Alfabeta.
Nasution , S. 2000. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Usman, M.Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hasibuan, JJ & Moedjiono.1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaefudin, S. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV. Alfabeta.
Nasution , S. 2000. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Usman, M.Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
0 Response to "Keterampilan Mengajar"
Posting Komentar