Tumbuhan Endemik Papua

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
MAHKOTA DEWA



Mengenal Mahkota Dewa
Tumbuhan Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dikenal sebagai salah satu tumbuhan obat di Indonesia, dan merupakan flora orisinil Papua.  
Buah Mahkota Dewa mempunyai banyak sekali nama yang berbeda di beberapa kawasan di Indonesia. Beberapa nama tersebut antara lain yaitu buah Simalakama (Melayu), Makuta Dewa, Makuto Rojo, Makuto Ratu, Makuto Mewo (Jawa). Buah mahkota yang kuasa menjadi sangat popular alasannya yaitu kemampuanya sebagai tumbuhan herbal untuk mengobati banyak sekali macam penyakit.
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)

 Mahkota Dewa termasuk famili Thymelaece. Batang utama bercabang-cabang setinggi 1,5 - 3 m, daunnya tunggal berbentuk lonjong, berujung lancip. Buahnya bulat, warnanya merah bau tanah jikalau matang. Tanaman khas Papua ini tumbuh subur pada ketinggian 10 - 1.200m dpl.
Tanaman atau pohon mahkota yang kuasa seringkali ditanam sebagai tumbuhan peneduh. Ukurannya tidak terlalu besar dengan tinggi mencapai 3 meter, mempunyai buah yang berwarna merah menyala yang tumbuh dari batang utama sampai ke ranting.
Untuk memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa, sanggup dilakukan pengawetan dengan beberapa cara antara lain pendinginan, pengalengan, dan pengeringan. Pengeringan yang dilakukan pada buah mahkota yang kuasa bertujuan mengurangi kadar air dalam bahan, sehingga air yang tersisa tidak sanggup dipakai sebagai media hidup mikroba perusak yang ada di dalam materi tersebut, dengan kata lain sanggup memperpanjang masa simpan buah mahkota yang kuasa tersebut. Kondisi pengeringan yang sempurna akan menentukn mutu hasil pengeringan yang tinggi.

Khasiat dan Kandungan
Buah mahkota yang kuasa mengandung beberapa zat aktif menyerupai : Alkaloid, Saponin, Flavoid, dan Polivenol.
Buah Mahkota Dewa
Alkaloid, senyawa organic berfungsi sebagai detoksifikasi, menetralisir racun-racun di dalam tubuh.
Saponin merupakan fitonutrien, sering disebut “deterjen alam”. Senyawa ini bersifat antibakteri dan antivirus. Juga meningkatkan system kekebalan tubuh, meningkatkan daya tahan, mengurangi kadar gula darah, mengurangi penggumpalan darah.
Flavonoid berindikasi antiperadangan dan mencegah pertumbuhan kanker, sedangkan Polifenol berfungsi sebagai antihistamin. Zat lain yaitu tannin, sterol, dan terpen.
Ekstrak daging buahnya mempunyai kegunaan sebagai antihistamin, antialergi, bersifat sitotoksik terhadap sel kanker rahim, bersifat hapatoprotektif. Juga menurunkan kadar gula darah, antioksidan, menurunkan kadar asam urat.

Hasil Penelitian
Dra. Lucie Widowati dari Puslitbang Farmasi dan Obat Tradisional-Depertemen Kesehatan. “Saya meneliti mahkota yang kuasa dari tahun 2003,”ujar Lucie. Hasilnya menunjukkan, biji mahkora yang kuasa sangat toksik. Sementara buahnya tidak. Lucie juga menyimpulkan zat dalam buah mahkota dewa mencakup alkaloid, tanin, saponin, flavonoid, polifenol.
Dalam abstraksi laporannya, Lucie menyebutkan buah mahkota yang kuasa bersifat sitotoksik terhadap sel kanker rahim (sel HeLa) dan sel leukemia. Menurunkan kadar gula darah, menurunkan asam urat. Bersifat antioksidan sebagai scavenger radikal bebas. Juga menurunkan kadar asam urat.
Laporan itu juga mengungkapkan hasil penelitian Vivi Lisdayati dari Departemen Farmasi, Fakultas MIPA UI. “Riset Vivi menyebutkan kalau Mahkota Dewa sanggup menghambat pertumbuhan kanker darah putih sebesar 50% pada larva udang.”
Sedangkan Sumastuti dari Fakultas Kedokteran UGM yang melaksanakan uji bioassay terhadap sel kanker rahim menarik kesimpulan awal. Ekstrak air buah Mahkota Dewa sanggup menghambat pertumbuhan sel HeLa (sel kanker rahim) dengan Inhibitory Concentration (IC50) sebesar 196,74 mg/ml pada sel kanker orang.
Uji khasiat mahkota yang kuasa sebagai penurun kadar gula darah, juga dilakukan Lucie. Ia memakai ekstrak etanol 70% buah Mahkota Dewa. Hasilnya, pada takaran 110mg/200g bb, kadar gula darah pada tikus bakal menurun.
Untuk melihat dampak mahkota yang kuasa terhadap kadar asam urat, Lucie mencatat hasil penelitian Endah Hasturani dari Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma pada 2003. penelitian pada ayam jantan jenis lohman brown umur 2-4 bulan. Hasilnya, perasan daging mahkota dewa punya imbas antihiperuresemia, dengan takaran tengah 13,16g/kg bb. Makara dengan takaran diatas kadar asam urat sudah bisa turun.
Untuk menganalisa khasiat Mahkota Dewa mengatasi eksem, gatal-gatal, penyakit kulit alasannya yaitu alergi, Sumastuti melaksanakan uji imbas antihistamin dengan ekstrak air daun dan buah mahkota dewa. Hewan percobaan dipilih marmot. Hasilnya derma 0,5 ml ekstrak dengan konsentrasi 6,25; 12,5; 25; 50; dan 100% sanggup mengurangi kontraksi ileum marmot tanggapan histamine.

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae; Sub Kingdom : Tracheobionta; Super Divisi : Spermatophyta; Divisi : Magnoliopphyta; Kelas : Magnoliopsida; Sub Kelas : Rosidae; Ordo : Myrtales; Famili : Thymelaeaceae; Genus : Phaleria; Spesies : Phaleria macrocarpa

Sumber http://kangdaengnaba.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Tumbuhan Endemik Papua"

Posting Komentar