ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Kehidupan masyarakat Eropa yang sangat sekuler menciptakan gereja semakin merana. Lantaran kekurangan jemaat, akibatnya banyak gereja yang dijual, salah satunya gereja Kristen Santo Petrus di Stoke on Trent Inggris. Gereja ini dijual kepada umat Islam setelah menyatakan diri bangkrut. “Ini bukan pertama kalinya, muslim membeli gereja setelah penutupan gereja itu,” ungkap seorang penggiat pers mirip dilansir BBC (22/10/2013).
Sementara itu, juru bicara gereja Stoke menyatakan jumlah umat Kristen menyusut secara drastis. Keuskupan Agung Birmingham mempunyai lebih dari 200 gereja paroki dan jumlah umat Kristen di sana diperkirakan lebih dari 285.000.
Sebuah survey di Inggris pada tahun 2007 mengungkapkan bahwa hanya 15 persen warga Inggris yang sudi ke gereja sebulan sekali. Tidak hanya di Inggris, gereja-gereja di Belanda, Perancis, Belgia dan sederet negara lain juga dijual. Di daratan Eropa secara umum, masyarakat sudah tidak tertarik lagi masuk gereja, hanya segelintir orang saja yang mengikuti ritual Misa. Gereja-gereja sudah ditinggal jemaatnya, dan karena itulah musti dijual.
Fenomena berpalingnya umat Kristen dari gereja disebabkan gereja tidak bisa menunjukkan pencerahan secara logis. Praktek pedopeli (pelecehan seks terhadap anak-anak) yang dilakukan para pendeta juga turut merusak nama gereja. Keabsahan Injil sebagai kitab suci juga banyak disangsikan oleh umat Kristiani. Beberapa waktu kemudian sekelompok andal teologi dan sejarawan di Amerika Utara mempertanyakan keberadaan Yesus serta
keakuratan Kitab Perjanjian Baru. Sekitar 76 sarjana pakar Injil yang terdidik di kampus terbaik Eropa dan Amerika Utara bersama andal bahasa Ibrani membentuk tim peneliti yang dinamakan “The Jesus Seminar”.
Mereka menggali kembali pemahaman-pemahaman gres wacana kehidupan Kristus, terlepas dari apa yang mereka namakan sebagai “dogma dan mitos gereja selama berabad-abad”. Salah satu anggota tim itu ialah Marcus Borg yang merupakan seorang Profesor Agama dan Budaya di Oregon State University di Corvallis. Ia ialah ilmuwan alumni OxfordUniversity, forum pendidikan paling bergengsi di Inggris.
Para anggota “The Jesus Seminar” itu mengaku bahwa kiprah pokok mereka ialah menggali bukti-bukti yang akurat secara historis dan saintifik mengenai status Yesus dan Alkitab. Masalah teologis akan mereka kaji belakangan. Mereka sadar bahwa temuan-temuan mereka bisa saja berseberangan dengan pandangan-pandangan serta asumsi-asumsi tradisional kaum kristiani. Namun demikian, mereka beropini bahwa itu bukanlah hal yang jelek dan mereka percaya bahwa karya mereka akan memperkuat keyakinan kaum kristiani. Memang, bagi kebanyakan kaum Kristen di Amerika Utara, cara usang dalam memahami Yesus sudah tidak bermanfaat lagi bagi mereka dan malah memperlemah iman mereka. Cara pandang yang pribadi bahwa Kriten ialah satu-satunya jalan keselamatan kini mereka ragukan kebenarannya.
Setelah melalui proses penelitian yang sangat intens, tujuh puluh enam pakar Injil itu menerbitkan laporang lengkap hasil “Jesus Seminar” dalam bentuk buku berjudul “The Five Gospels, What Did Jesus Really Say?”The Search for the Authentic Words of Jesus”. Dirilis pada tahun 1993, buku ini bisa dikatakan sebagai buku paling ilmiah dalam menilai shahih (akurat) atau dhaif (tidak akurat)-nya kitab Injil.
“The Jesus Seminar” dinaungi Westar Institute dan diketuai Robert W Funk, spesialis Perjanjian Baru bergelar profesor di Montana University. Tujuan seminar ini ialah menganalisis ke-4 Injil kanonik (Matius, Lukas, Markus dan Yohanes) serta Injil Tomas kemudian memilih ayat mana yang bersama-sama berisi sabda Yesus, dianggap mirip sabdanya, dan ayat mana yang merupakan karangan orang lain.
Setelah melewati penelitian, diskusi dan voting, maka terkumpullah lebih dari 1500 sabda Yesus. Sabda-sabda itu kemudian diberi instruksi warna untuk penggolongan dengan rincian sebagai berikut:
1. Merah : berasal dari sabda Yesus.
2. Merah muda : ucapan Yesus yang masih diragukan atau telah mengalami perubahan-perubahan selama proses salinan.
3. Abu-Abu : ucapan yang tidak diucapkan oleh Yesus tetapi mengandung gagasan Yesus.
4. Hitam : Bukan dari Yesus.
Hasil penelitian 76 ilmuwan yang sangat kompeten di bidangnya itu sungguh mencengangkan:
- Dalam Injil Markus (Injil karangan Markus) hanya ada satu ayat yang dianggap ucapan orisinil Yesus. Padahal Injil ini memuat 16 pasal dan 678 ayat. Sabda orisinil Yesus dalam Injil ini berbunyi: Yesus berkata kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kau berikan kepada Kaisar dan kepada Tuhan apa yang wajib kau berikan kepada Allah!, dan mereka sangat heran mendengar Dia [Jesus said to them : “Pay the Emperor what belongs to the emperor, and God what belongs to God, and they were dumbfounded at him.”] (Markus 12:17)
- Dalam Injil Matius (Injil karangan Matius), dari 28 pasal dan 1071 ayat dalam Injil ini, yang berwarna merah (asli ucapan Yesus) hanya 22 ayat yang terdapat pada 4 pasal. Diantaranya [Matius 5:44, 39-42], [Matius 6:9]; [Matius 13:33]; dan [Matius 20:1-15]. Salah satu ayat itu berbunyi: Tetapi Aku berkata kepadamu: “Cintailah musuhmu dan berdoalah bagi yang menganiaya kamu.” [But I Tell You : “Love your enemy and pray your persecutors.”] (Matius 5:44)
- Pada Injil Lukas (Injil karangan Lukas), hanya ada 22 ayat dalam 6 pasal yang merupakan ucapan orisinil Yesus (berwarna merah), misalnya: [Lukas 6:20-21,27,29-30]; [Lukas 10:30-35]; [Lukas 11:2]; [Lukas 13:20], [Lukas 16: 1-8] dan [Lukas 20:25]. Padahal dalam Injil Lukas terdapat 24 pasal dan 1151 ayat. Salah satu ayat yang otentik berbunyi:“Ia berkata kepada mereka, ‘Ketika Anda berdoa, Anda berkata: “Bapa, dikuduskanlah namamu,. datanglah Kerajaan-Mu.” [“He said to them, ‘When you pray, you say: Father, your name be revered. Impose your imperial rule.”] (Lukas 11 : 2).
- Yang paling memilukan ialah Injil Yohanes (Injil karangan Yohanes). Di “Kitab Suci” ini tidak ada satu pun ayat yang lolos evaluasi sebagai ucapan Yesus yang asli dan hanya satu yang disebut sebagai ‘mungkin’ asli, yakni [Yohanes 4: 44] yang diberi warna merah muda. Ayat ini berbunyi: “Ingatlah, Yesus sendiri telah bersaksi, Seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri.” [“Remember, (Jesus) himself had observed, “ A Prophet gets respect on his own turf .”]. Padahal secara keseluruhan Injil karangan Yohanes berisi 21 pasal dan 878 ayat.
- 5. Injil karangan Thomas lain lagi. Dari 114 pasal, hanya ada 6 ayat dalam 3 pasal (20:2-4; 54, dan 100:2-3) yang dinilai sebagai orisinil ucapan Yesus. Salah satu ayat yang otentik berbunyi: Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang miskin. Sebab engkaulah yang empunya kerajaan sorga.” [Jesus said, ‘congratulation to the poor, for to you belongs heaven’s domain]. (Thomas 54)
Walhasil, para ilmuwan itu menyimpulkan, “Eighty-two percent of the words ascribed to Jesus in the gospels were not actually spoken by him.” Artinya, “Delapan puluh dua persen kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus dalam Injil tidak benar-benar diucapkan olehnya (Yesus).” (The Five Gospels, What Did Jesus Really Say, halaman 5).
Ungkapan bahwa Yesus ialah Juru Selamat ternyata musti dipersoalkan. Betapa tidak, ayat-ayat yang menyinggung ihwal ini ternyata dhaif alias palsu. Dalam [Yohanes 14: 6] termuat ayat ini:
Kata Yesus kepadanya, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang tiba kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Pada halaman 450 buku laporan The Jesus Seminar, ayat ini diberi warna hitam yang mengambarkan Yesus sama sekali tidak pernah mengatakannya.
Simak pula ayat berikut ini:
“Karena begitu besar kasih Tuhan akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)
Injil Karangan Yohanes tersebut [Yohanes 3: 6], dalam buku tersebut (halaman 408) tidak termasuk kategori yang dinilai sehingga tidak diberi warna karna memang bukan berasal dari Yesus.
Tak hanya itu, ayat-ayat yang menjadi dasar kepercayaan Trinitas ternyata juga dinilai palsu. Trinitas berarti kesatuan dari tiga. Trinitas dalam Kristen ialah Tiga Tuhan, yakni Tuhan Allah, Tuhan Yesus dan Tuhan Roh Kudus dan ketiganya ialah satu. Dogma ini berasal dari paham Platonis yang diajarkan oleh Plato (347 SM), dan dianut para pemimpin Gereja semenjak masa II (Tony lane 1984). Dalil–dalil yang mereka gunakan antara lain ayat berikut:
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Matius 28:19)
Dalam Buku The Five Gospels What Did Jesus Really Say halaman 270, ayat ini di beri warna hitam , artinya ayat ini bukanlah pernyataan Yesus.
Selain ayat di atas, mereka juga mendasarkan Trinitas pada ayat ini:
“Pada mulanya ialah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Tuhan dan Firman itu ialah Allah.”(Yohanes 1:1)
Masih dalam buku The Five Gospels What Did Jesus Really Say, ternyata Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 bahkan hingga ayat 14 tidak masuk kategori yang dinilai atau yang diseminarkan, karena ayat-ayat ini dianggap bukan sabda atau ucapan Yesus. Ayat-ayat itu hanyalah ucapan Yohanes saja dan tidak masuk dalam kategori red, pink, gray dan black.
Ayat-ayat yang dijadikan doktrin penginjilan (menyebarkan pedoman Injil) ke seluruh dunia juga sangat kentara kepalsuannya. Para pemuka Nasrani memegang ayat berikut ini sebagai landasan motivasi penginjilan ke seluruh muka bumi,
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus ( Matius 28:19)
Kalau kita baca dengan seksama, Injil karangan Matius pasal 28 akan berakhir pada ayat 15. Ini berarti Matius 28:15 ialah epilog injil Matius. Robert W Funk, Proffesor Ilmu Perjanjian Baru, bersama Roy W Hoover dan The Jesus Seminar berkata bahwa Matius pasal 28 berakhir pada ayat 15, sisanya ialah sisipan yang dilakukan oleh penginjil. Ini berarti bahwa (Matius 28:19) merupakan ayat yang ditambahkan oleh para penginjil. Seandainya kaum Nasrani Eropa dahulu sadar bahwa ayat-ayat penginjilan ternyata bikinan para pendeta mereka, tentu mereka tak bakal sudi berlayar jauh-jauh demi upaya penginjilan.
Ayat penginjilan yang lain adalah:
Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia dan siarkanlah Kabar Baik dari Tuhan itu kepada seluruh umat manusia”. (Markus 16:15)
Dalam Manuskrip tertua (Codex Sinaiticus dan Codex Vaticanus) Injil Karangan Markus berakhir pada pasal 16 ayat 8, sedangkan 12 ayat sesudahnya (ayat 9-20) ialah sisipan, sehingga Robert W Funk bersama Roy W Hoover dan The Jesus Seminar membuang habis ke 12 ayat tersebut. Ulasan detailnya bisa dilihat di situs http://goo.gl/YgphtU.
Sayangnya, di Indonesia buku ini sangat susah didapat, bahkan diluar negeri sekalipun. Sepertinya ada upaya untuk membendung penyebarluasan buku ini karena sangat berbahaya kalau bisa tersebar. Umat Kristen yang seolah kebakaran jenggot ramai-ramai menyanggah hasil penelitian The Jesus Seminar dengan banyak sekali alasan.
Alasan pertama, mereka menolak karena The Jesus Seminar menganggap bahwa Injil Thomas ialah goresan pena atau naskah yang otentik. Hal ini sangat bertentangan dengan kanonisasi yang telah dilakukan pada masa kedua dan ketiga yang tidak pernah menyertakan Injil Thomas ke dalam kanon Alkitab. Dengan kata lain, Injil Thomas yang meskipun memakai nama rasul, besar kemungkinannya dinilai oleh Bapa-Bapa Gereja sebagai goresan pena yang tidak berasal dari rasul Thomas. Alasan ini terkesan dibuat-buat. Seandainya hanya karena alasan ini mereka menolak, lantas mengapa mereka juga menolak ke 4 injil kanon yang lainnya (Matius, Markus,Lukas,Yohanes) yang sudah diakui oleh dunia?
Alasan kedua, mereka menganggap The Jesus seminar secara keseluruhan memakai hasil voting. Anggapan mereka sepenuhnya keliru. Para ilmuwan itu butuh waktu 6 tahun untuk menuntaskan seminar ini. Andai mereka memakai voting, seminar itu bisa saja selesai dalam sehari mengingat adanya teknologi komputer yang canggih ini.
Kepalsuan-kepalsuan Injil menciptakan kaum Nasrani di negeri Barat menjauhi gereja-gereja. Mereka kini terkesan sekuler, bahkan sebagian mulai merapat ke Islam. Sadar akan kehilangan umat di sana, para penginjil kian gencar melangsungkan kristenisasi di negara-negara muslim, salah satunya di Indonesia. Berbagai cara mereka lakukan, bahkan dengan tipu kebijaksanaan kancil yang sangat kentara.
Baru-baru ini mereka meluncurkan video murtadnya seorang muslim yang mengaku keturunan Baginda Nabi SAW bermarga al-Attas. Video itu sengaja mereka unggah ke Youtube semoga bisa disaksikan umat insan di seluruh dunia. Usaha mereka ini tergolong naif, alasannya ialah sebentar kemudian tipu kebijaksanaan kancil ini terbongkar. Lelaki di Video tersebut ternyata bukanlah seorang sayid bermarga al-Attas, melainkan seorang lelaki yang murtad berjulukan Ali Ahmed Mohammed Al-Assad. Ia didatangkan ke Indonesia untuk berkampanye berpindah-pindah daerah berbagi kebohongan dan pemurtadan. Kasus ini kian menegaskan bahwa para penginjil ialah penyebar kepalsuan/pembohong besar. (*)
0 Response to "Kristologi: Bibel Sekarang, Orisinil Atau Palsu?"
Posting Komentar