Jigsaw - Pbl - Artikulasi Model Model Pembelajaran Efektif

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Model pembelajaran yaitu suatu perencanaan atau suatu contoh yang dipakai sebagai pedoman JIGSAW - PBL - ARTIKULASI Model Model Pembelajaran Efektif
Model pembelajaran yaitu suatu perencanaan atau suatu contoh yang dipakai sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas


Dalam model pembelajaran berpusat pada siswa terdapat dua model pembelajaran, yaitu:

1.   Model pembelajaran cooperativelearning
2.   Model pembelajaran problem based Learning


Pada kepingan 3 ini kita akan membahas model pembelajaran Jigsaw, Problem based Introduction dan Artikulasi

JIGSAW (MODEL TIM AHLI)


Jigsaw yaitu tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s. Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari bahan yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap menunjukkan dan mengajarkan bahan tersebut kepada kelompoknya.Pada model pembelajaran jigsaw ini keaktifan siswa (student centered) sangan dibutuhkan, dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli.

Dalam Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw, siswa dibagi dalam beberapa kelompok berguru yang heterogen yang beranggotakan 3-5 orang dengan memakai contoh kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok jago yang dibuat dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Guru harus trampil dan mengetahui latar belakang siswa biar terciptanya suasana yang baik bagi setiap angota kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk lalu dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok jago untuk berdiskusi dan membahas bahan yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Disini, kiprah guru yaitu mefasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok jago biar gampang untuk memahami bahan yang diberikan. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok lalu kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada sobat sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada ketika pertemuan di kelompok ahli.Para kelompok jago harus bisa untuk membagi pengetahuan yang di dapatkan ketika melakuakn diskusi di kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh setiap anggota pada kelompok asal. Kunci tipe Jigsaw ini yaitu interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang menunjukkan gosip yang diperlukan. Artinya para siswa harus mempunyai tanggunga jawab dan kolaborasi yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapat gosip dan memecahkan duduk kasus yang biberikan.
Langkah- Langkah dalam metode jigsaw

Sesuai dengan namanya, teknis penerapan tipe pembelajaran ini maju mundur ibarat gergaji. Menurut Arends (1997), langkah-langkah penerapan model pembelajaran Jigsaw, yaitu:

 

Awal kegiatan pembelajaran


A. Persiapan
  1. Melakukan Pembelajaran Pendahuluan, Guru sanggup menjabarkan isi topik secara umum, memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan dipelajarinya topik tersebut.
  2. Materi, bahan pembelajaran kooperatif model jigsaw dibagi menjadi beberapa kepingan pembelajaran tergantung pada banyak anggota dalam setiap kelompok serta banyaknya konsep bahan pembelajaran yang ingin dicapai dan yang akan dipelajari oleh siswa.
  3. Membagi Siswa Ke Dalam Kelompok Asal Dan Ahli, Kelompok dalam pembelajaran kooperatif model jigsaw beranggotakan 3-5 orang yang heterogen baik dari kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun latar belakang sosialnya
  4. Menentukan Skor Awal, Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individu pada kuis sebelumnya atau nilai final siswa secara individual pada semester sebelumnya.

B. Rencana Kegiatan

  1. Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing dan memutuskan anggota jago yang akan bergabung dalam kelompok ahli.
  2. Anggota jago dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua sub topik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok.
  3. Siswa jago kembali ke kelompok masing-masing untuk menjelaskan topik yang didiskusikannya.
  4. Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang meliputi semua topik.
  5. Pemberian penghargaan kelompok berupa skor individu dan skor kelompok atau menghargai prestasi kelompok.

C. Sistem Evaluasi
     Dalam penilaian ada tiga cara yang sanggup dilakukan:
  1. Mengerjakan kuis individual yang mencaukup semua topik.
  2. Membuat laporan sanggup bangun diatas kaki sendiri atau kelompok.
  3. Presentasi\
Materi Evaluasi
– Pengetahuan (materi ajar) yang difahami dan dikuasai oleh mahasiswa.
– Proses berguru yang dilakukan oleh mahasiswa.

Kelebihan
Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran Jigsaw mempunyai beberapa kelebihan yaitu:

  1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar,karena sudah ada kelompok jago yang bertugas menjelaskan bahan kepada rekan-rekannya
  2. Pemerataan penguasaan bahan sanggup dicapai dalam waktu yang lebih singkat
  3. Metode pembelajaran ini sanggup melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.

Kelemahan
Dalam penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan yaitu :

  1. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi duduk kasus ini guru harus benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan biar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu klarifikasi dari tenaga ahli. Kemudian gres mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.
  2. Siswa yang mempunyai kemampuan membaca dan berfpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan bahan apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus menentukan tenaga jago secara tepat, lalu memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi, biar bahan sanggup tersampaikan secara akurat.
  3. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan.,untuk mengantisipasi hal ini guru harus berakal membuat suasana kelas yang menggairahkan biar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi.
  4. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran

PROSEDUR
Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
  1. Tiap orang dalam tim diberi kepingan bahan yang berbeda
  2. Tiap orang dalam tim diberi kepingan bahan yang ditugaskan
  3. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub kepingan yang sama bertemu dalam kelompok gres (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub kepingan mereka
  4. Setelah selesai diskusi sebagai tim jago tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar sobat satu tim mereka wacana sub kepingan yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
  5. Tiap tim jago mempresentasikan hasil diskusi
  6. Guru memberi penilaian
  7. Penutup

2. PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Pembelajaran Berbasis Masalah


Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menuntaskan duduk kasus yang berorientasi pada duduk kasus otentik dari kehidupan kasatmata siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara yaitu suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan biar siswa sanggup berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini yaitu metakognitif, klarifikasi terperinci (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri

Kelebihan:
Melatih siswa untuk berlatih menuntaskan masalh dalam kehidupan sehari- hari
Merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi siswa
Suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan biar siswa sanggup berpikir optimal

Kekurangan 
Sulitnya membentuk tabiat siswa dan adaptasi tingkah laku

Langkah-langkah :
  1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan pemecahan duduk kasus yang dipilih.
  2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan kiprah berguru yang berafiliasi dengan duduk kasus tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
  3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan gosip yang sesuai, eksperimen untuk mendapat klarifikasi dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
  4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai ibarat laporan dan membantu mereka menyebarkan kiprah dengan temannya
  5. Guru membantu siswa untuk melaksanakan refleksi atau penilaian terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

3. ARTIKULASI


Langkah-langkah :
  1. Guru memberikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Guru menyajikan bahan sebagaimana biasa
  3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
  4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan bahan yang gres diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, lalu berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
  5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak memberikan hasil wawancaranya dengan sobat pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah memberikan hasil wawancaranya
  6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali bahan yang sekiranya belum dipahami siswa
  7. Kesimpulan/penutup

Selamat mencoba..






Sumber https://indrabayang.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Jigsaw - Pbl - Artikulasi Model Model Pembelajaran Efektif"

Posting Komentar