ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Tinjauan Umum wacana Penilaian Afektif
Penilaian afektif, bagi sebagian guru lebih sulit dilakukan dibanding evaluasi kognitif atau evaluasi psikomotor. Padahal dalam dunia pendidikan menyerupai halnya di sekolah, ranah afektif juga sangat perlu mendapatkan perhatian. Kenyataan selama ini di lapangan lebih memperlihatkan penilaian afektif terkesan bagai “anak tiri” dibanding evaluasi kognitif maupun psikomotor. Ada juga kasus-kasus di lapangan yang memperlihatkan guru telah melaksanakan evaluasi afektif, tetapi tanpa panduan atau instrumen yang baik.
Pada goresan pena kali ini, blog penelitian tindakan kelas (ptk) dan model-model pembelajaran akan mencoba membahas mengenai evaluasi afektif. Mari kita simak.
Ranah afektif sangat memilih keberhasilan berguru siswa. Beberapa komponen penting ranah afektif contohnya minat dan sikap terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran. Siswa sanggup mempunyai sikap positif terhadap mata pelajaran atau materi pelajaran tertentu, sanggup juga negatif, atau netral. Harapan semua guru tentunya, siswa mereka mempunyai sikap dan minat positif terhadap semua mata pelajaran atau materi pelajaran. Melalui sikap yang positif ini kemudian sanggup diharapkan, siswa juga akan mempunyai minat yang positif. Siswa yang mempunyai sikap positif dan minat positif terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran akan mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk berhasil dalam kegiatan pembelajaran.
Pada goresan pena kali ini, blog penelitian tindakan kelas (ptk) dan model-model pembelajaran akan mencoba membahas mengenai evaluasi afektif. Mari kita simak.
Ranah afektif sangat memilih keberhasilan berguru siswa. Beberapa komponen penting ranah afektif contohnya minat dan sikap terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran. Siswa sanggup mempunyai sikap positif terhadap mata pelajaran atau materi pelajaran tertentu, sanggup juga negatif, atau netral. Harapan semua guru tentunya, siswa mereka mempunyai sikap dan minat positif terhadap semua mata pelajaran atau materi pelajaran. Melalui sikap yang positif ini kemudian sanggup diharapkan, siswa juga akan mempunyai minat yang positif. Siswa yang mempunyai sikap positif dan minat positif terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran akan mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk berhasil dalam kegiatan pembelajaran.
Langkah-Langkah Menyusun Instrumen Penilaian Afektif
Dalam kaitan untuk mengetahui sejauh mana sikap dan minat siswa terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran, yang kedua termasuk bab penting dari ranah afektif, maka guru perlu menyusun instrumen evaluasi afektif. Untuk menyusun instrumen evaluasi afektif, sanggup dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
- Pemilihan ranah afektif yang ingin dinilai oleh guru, contohnya sikap dan minat terhadap suatu materi pelajaran.
- Penentuan indikator apa yang sekiranya sanggup dipakai untuk mengetahui bagaimana sikap dan minat siswa terhadap suatu materi pelajaran
- Beberapa pola indikator yang contohnya sanggup dipakai untuk mengetahui bagaimana sikap dan minat siswa terhadap suatu materi pelajaran, yaitu: (1) persentase kehadiran atau absensi di kelas; (2) kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, contohnya apakah suka bertanya, terlibat aktif dalam diskusi, aktif memperhatikan klarifikasi guru, dsb.; (3) penyelesaian tugas-tugas berguru yang diberikan, menyerupai ketepatan waktu mengumpul PR atau kiprah lainnya; (4) kerapian buku catatan dan kelengkapan materi berguru lainnya terkait materi pelajaran tersebut.
- Penentuan jenis skala yang digunakan, contohnya bila memakai skala Likert, berarti ada 5 rentang skala, yaitu: (1) tidak berminat; (2) kurang berminat; (3) netral; (4) berminat; dan (5) sangat berminat.
- Penulisan draft instrumen evaluasi afektif (misalnya dalam bentuk kuisioner) menurut indikator dan skala yang telah ditentukan.
- Penelaahan dan meminta masukan sobat sejawat (guru lain) mengenai draft instrumen evaluasi ranah afektif yang telah dibuat.
- Revisi instrumen evaluasi afektif menurut hasil telaah dan masukan rekan sejawat, bila memang diperlukan
- Persiapan kuisioner untuk disebarkan kepada siswa beserta inventori laporan diri yang diberikan siswa menurut hasil kuisioner (angket) tersebut.
- Pemberian skor inventori kepada siswa
- Analisis hasil inventori minat siswa terhadap materi pelajaran
Bagaimana memperlihatkan skor dalam evaluasi afektif
Teknik penskoran untuk evaluasi ranah afektif sanggup dilakukan secara sederhana. Contoh, pada instrumen evaluasi minat siswa terhadap suatu materi pelajaran terdapat 10 item (berarti ada 10 indikator), maka bila skala yang dipakai ialah skala Likert (1 hingga 5), berarti skor terendah yang mungkin diperoleh seorang siswa ialah 10 (dari 10 item x 1) dan skor paling tinggiyang mungkin diperoleh siswa ialah 50 (dari 10 item x 5). Maka kita sanggup menetukan median-nya, yaitu (10 + 50)/2 atau sama dengan 30. Bila kita membaginya menjadi 4 kategori, maka skor 10 -20 termasuk tidak berminat; skor 21 – 30 termasuk kurang berminat; skor 32 – 40 berminat, dan skor 41 – 50 termasuk kategori sangat berminat.
Contoh Instrumen Penilaian Afektif
Berikut ini diberikan pola instrumen evaluasi sikap siswa terhadap materi pelajaran evolusi pada mata pelajaran IPA di kelas IX
Contoh Instrumen Penilaian Afektif |
Artikel Lain Yang Berhubungan dengan Penilaian Afektif :
Prinsip-Prinsip PenilaianKata Kerja Operasional untuk Ranah Afektif
Dalam penyusunan instrumen evaluasi afektif, kita harus memakai kata kerja operasional dalam indikatornya. Ini dilakukan (sama menyerupai instrumen evaluasi kognitif dan psikomotor) biar indikator sanggup diamati / terukur. Menurut taksonomi Bloom, ada 5 tingkatan ranah afektif yaitu: (1) A1 – menerima; (2) A2 – menanggapi; (3) A3- menilai; (4) A4 – mengelola; dan (5) A5 – menghayati. Berikut ini disajikan contoh-contoh kata kerja operasional untuk kelima tingkatan dalam ranah afektif.
A1 – Menerima
Contoh kata kerja operasional:
- Memilih
- Mempertanyakan
- Mengikuti
- Memberi
- Mematuhi
- Meminati
- menganut
A2 – menanggapi
Contoh kata kerja operasional:
- Menjawab
- Membantu
- Mengajukan
- Mengkompromikan
- Menyenangi
- Menyambut
- Mendukung
- Menyetujui
- Menampilkan
- Melaporkan
- Memilih
- Memilah
- Mengatakan
- Menolak
A3 – menilai
Contoh kata kerja operasional:
- Mengasumsikan
- Meyakini
- Melengkapi
- Meyakinkan
- Memperjelas
- Memprakarsai
- Mengimani
- Mengundang
- Menggabungkan
- Memperjelas
- Mengusulkan
- Menyumbang
A4 – mengelola
Contoh kata kerja operasional:
- Menganut
- Mengubah
- Menata
- Mengklasifikasikan
- Mengkombinasikan
- Mempertahankan
- Membangun
- Memadukan
- Mengelola
- Menegosiasikan
- Merembukkan
A4 – menghayati
Contoh kata kerja operasional:
- Mengubah perilaku
- Berakhlak mulia
- Mempengaruhi
- Mendengarkan
- Mengkualifikasi
- Melayani
- Menunjukkan
- Membuktikan
- Memecahkan
0 Response to "Langkah-Langkah Menyusun Dan Teladan Instrumen Evaluasi Afektif"
Posting Komentar