Jenis-Jenis Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Diterapkan Di Kelas Anda

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Jenis-Jenis Model Pembelajaran Kooperatif

Tinjauan Umum Model Pembelajaran Kooperatif

Blogmeningkatkan motivasi mencar ilmu siswa. Sebelum masuk ke bab utama yaitu wacana jenis-jenis model pembelajaran kooperatif, ada baiknya kita kembali membaca kilasan singkat wacana model pembelajaran kooperatif ini. Model pembelajaran kooperatif ialah suatu model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya mengedepankan pemanfaatan kelompok-kelompok siswa. Prinsip yang harus dipegang teguh dalam kaitan dengan kelompok kooperatif ialah setiap siswa yang ada dalam suatu kelompok harus memiliki tingkat kemampuan yang heterogen (tinggi, sedang dan rendah) dan bila perlu mereka harus berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta mempertimbangkan kesetaraan gender. Model pembelajaran kooperatif bertumpu pada kooperasi (kerjasama) ketika menuntaskan permasalahan mencar ilmu yaitu dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan sehingga tujuan pembelajaran sanggup dicapai. Sebuah model pembelajaran dicirikan oleh adanya struktur kiprah belajar, struktur tujuan pembelajaran dan struktur penghargaan (reward). Dalam kaitan dengan model pembelajaran kooperatif, maka tentu saja struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran ini tidak sama dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain.

Jenis-Jenis Model Pembelajaran Kooperatif yang Dapat Diterapkan Guru

Berikut ini daftar beberapa model pembelajaran kooperatif yang efektif:

TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction)

Tipe model pembelajaran kooperatif yang satu ini bersama-sama ialah penggabungan dari pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. Pada model pembelajaran kooperatif tipe TAI, siswa mengikuti tingkatan yang bersifat individual menurut tes penempatan, dan kemudian sanggup maju ke tahapan selanjutnya menurut tingkat kecepatannya belajar. Jadi, setiap anggota kelompok bersama-sama mencar ilmu unit-unit materi pelajaran yang berbeda. Rekan sekelompok akan menilik hasil pekerjaan rekan sekelompok lainnya dan memperlihatkan pemberian kalau diperlukan. Tes kemudian diberikan diakhir unit tanpa pemberian sahabat sekelompoknya dan diberikan skor. Lalu setiap ahad guru akan menjumlahkan total unit materi yang diselesaikan suatu kelompok dan memperlihatkan akta atau penghargaan bila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan, dan beberapa poin suplemen untuk kelompok yang anggotanya menerima nilai sempurna. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini ialah alasannya ialah siswa bertanggungjawab untuk menilik pekerjaan rekannya yang lain, maka guru memiliki waktu yang lebih banyak untuk membantu kelompok-kelompok kecil yang menemuai banyak kendala dalam mencar ilmu yang merupakan kumpulan dari anggota-anggota kelompok yang berada pada tingkatan unit materi pelajaran yang sama. Banyak penelitian melaporkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini sangat efektif untuk dipakai dalam pembelajaran.

STAD (Student Teams Achievement Division)

Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini siswa dikelompokkan ke dalam kelompok kecil yang disebut tim. Kemudian seluruh kelas diberikan presentasi materi pelajaran. Siswa kemudian diberikan tes. Nilai-nilai individu digabungkan menjadi nilai tim. Pada model pembelajaran kooperatif tipe ini walaupun siswa dites secara individual, siswa tetap dipacu untuk bekerja sama untuk meningkatkan kinerja dan prestasi timnya. Bila pertama kali dipakai di kelas anda, maka ada baiknya guru terlebih dahulu memperkenalkan model pembelajaran kooperatif STAD ini kepada siswa. 

Round Table atau Rally Table

Untuk memakai model pembelajaran kooperatif tipe Round table atau Rally Table ini guru sanggup memperlihatkan sebuah kategori tertentu kepada siswa (misalnya kata-kata yang dimulai dengan aksara “s”). Selanjutnya mintalah siswa bergantian menuliskan satu kata secara bergiliran.

Jigsaw

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian disesuaikan oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001). Tujuan diciptakannya tipe model pembelajaran kooperatif Jigsaw ini ialah untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap belajarnya sendiri dan juga mencar ilmu anggota kelompoknya yang lain. Mereka diminta mempelajari materi yang akan menjadi tanggungjawabnya, alasannya ialah selain untuk dirinya, ia juga harus mengajarkan materi itu kepada anggota kelompoknya yang lain. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini ketergantungan antara siswa sangat tinggi. Setiap siswa dalam model pembelajaran kooperatif ini ialah anggota dari dua kelompok, yaitu (1) kelompok asal (home group) dan (2) kelompok andal (expert group). Kelompok asal dibuat dengan anggota yang heterogen. Di kelompok asal ini mereka akan membagi kiprah untuk mempelajari suatu topik. Setelah semua anggota kelompok asal memperoleh kiprah masing-masing, mereka akan meninggalkan kelompok asal untuk membentuk kelompok ahli. Kelompok andal ialah kelompok yang terbentuk dari anggota-anggota kelompok yang memiliki kiprah mempelajari sebuah topik yang sama (berdasarkan janji mereka di kelompok asal). Setelah mempelajari topik tersebut di kelompok ahli, mereka akan kembali ke kelompok asal mereka masing-masing dan saling mengajarkan topik yang menjadi tanggungjawab mereka ke anggota kelompok lainnya secara bergantian.
Guru perlu memahami bagaimana model pembelajaran Jigsaw ini dilaksanakan, begitu juga siswa

Tim Jigsaw

Untuk memakai model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, tugaskan setiap siswa pada setiap kelompok untuk mempelajari seperempat halaman dari bacaan atau teks pada mata pelajaran apa saja (misalnya IPS), atau seperempat bab dari sebuah topik yang harus mereka pelajari atau ingat. Setelah setiap siswa tadi menuntaskan pembelajarannya dan kemudian saling mengajarkan (menjelaskan) wacana materi yang menjadi tugasnya atau saling berafiliasi untuk membentuk sebuah kesatuan materi yang utuh ketika mereka menuntaskan sebuah kiprah atau teka-teki.

Jigsaw II

Tipe model pembelajaran kooperatif yang satu ini ialah modifikasi dari tipe Jigsaw. Jigsaw II dikembangkan oleh Robert Slavin pada tahun 1980 di mana semua anggota kelompok asal mempelajari satu topik yang sama, hanya saja masing-masing anggota difokuskan untuk mendalami bagian-bagian tertentu dari topik itu. Setiap anggota kelompok asal harus menjadi andal dalam bab topik yang mereka dalami. Seperti Jigsaw, di tipe Jigsaw II ini mereka juga harus mengajarkan keahliannya pada anggota kelompok asalnya yang lain secara bergantian.

Reverse Jigsaw (Kebalikan Jigsaw)

Tipe model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan oleh Timothy Hedeen (2003). Perbedaanya dengan tipe Jigsaw adalah, bila pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw anggota kelompok andal hanya mengajarkan keahliannya kepada anggota kelompok asal, maka pada model pembelajaran kooperatif reverse jigsaw ini, siswa-siswa dari kelompok andal mengajarkan keahlian mereka (materi yang mereka pelajari atau dalami) kepada seluruh kelas.

NHT (Numbered Heads Together) – Kepala Bernomor Bersama

Pada modelpembelajaran kooperatif tipe NHT, minta siswa untuk menomori diri mereka masing dalam kelompoknya mulai dari 1 hingga 4. Ajukan sebuah pertanyaan dan beri batasan waktu tertentu untuk menjawabnya. Siswa yang mengangkat tangan kalau bisa menjawa pertanyaan guru tersebut. Guru menyebut suatu angka (antara 1 hingga 4) dan meminta seluruh siswa dari semua kelompok dengan nomor tersebut menjawab pertanyaan tadi. Guru menandai siswa-siswa yang menjawab benar dan memperkaya pemahaman siswa wacana balasan pertanyaan itu melalui diskusi.

TGT (Team Game Tournament)

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT menyerupai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, tetapi bedanya hanya pada kuis yang digantikan dengan turnamen mingguan (Slavin, 1994). Pada model pembelajaran kooperatif ini, siswa-siswa saling berkompetisi dengan siswa dari kelompok lain biar sanggup memperlihatkan bantuan poin bagi kelompoknya. Suatu mekanisme tertentu dipakai untuk menciptakan permainan atau turnamen berjalan secara adil. Penelitian memperlihatkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT terbukti efektif meningkatkan hasil mencar ilmu siswa.

Three-Step Interview (Wawancara Tiga Langkah)

Pada model pembelajaran kooperatif tipe three-step interview (disebut juga three problem-solving) dilakukan 3 langkah untuk memecahkan masalah. Pada langkah pertama guru memberikan informasi yang sanggup memunculkan bermacam-macam opini, kemudian mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan kepada seluruh siswa di kelas. Langkah kedua, siswa secara berpasangan bermain kiprah sebagai pewawancara dan orang yang diwawancarai. Kemudian, di langkah yang ketiga, sesudah wawancara pertama dilakukan maka pasangan bertukar peran: pewawancara berperan sebagai orang yang diwawancarai dan sebaliknya orang yang tadi mewawancarai menjadi orang yang diwawancarai. Setelah semua pasangan telah bertukar peran, selanjutnya setiap pasangan sanggup membagikan atau mempresentasikan hasil wawancara mereka kepada seluruh kelas secara bergiliran. Tipe model pembelajaran kooperatif ini (three-step interview) ini efektif untuk mengajarkan siswa problem solving (pemecahan masalah).

Three-Minute Review (Reviu Tiga Langkah)

Model pembelajaran kooperatif tipe three-step review efektif untuk dipakai ketika guru berhenti pada saat-saat tertentu selama sebuah diskusi atau presentasi berlangsung, dan mengajak siswa mereviu apa yang telah mereka ungkapkan ketika diskusi di dalam kelompok mereka. Siswa-siswa dalam kelompok-kelompok itu sanggup bertanya untuk mengklarifikasi kepada anggota lainnya atau menjawab pertanyaan-pertanyaan dari anggota lain. Misalnya sesudah diskusi wacana proses-proses kompleks yang terjadi di dalam badan insan contohnya pencernaan makanan, siswa sanggup membentuk kelompok-kelompok dan mereviu proses diskusi dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengklarifikasi.

GI (Group Investigasi)

Model pembelajaran kooperatif tipe group pemeriksaan telah banyak dibahas pada blog ptk dan model pembelajaran ini. Silakan baca wacana model pembelajaran kooperatif group investigasi:

Go Around (Berputar)

Model pembelajaran kooperatif tipe go around sebenarnya ialah variasi dari model pembelajaran kooperatif tipe group investigasi. Baca lebih lanjut wacana langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran kooperatif Go Around

Reciprocal Teaching (Pengajaran Timbal Balik)

Model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching (pengajaran timbal balik) dikembangkan oleh Brown & Paliscar (1982). Pengajaran timbal balik atau reciprocal teaching ini juga merupakan sebuah model pembelajaran kooperatif yang meminta siswa untuk membentuk pasangan-pasangan ketika berpartisipasi dalam sebuah obrolan (percakapan atau diskusi) mengenai sebuah teks (bahan bacaan). Setiap anggota pasangan akanbergantian membaca teks dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mendapatkan dan memperoleh umpan balik (feedback). Model pembelajaran tipe reciprocal teaching ini memungkinkan siswa untuk melatih dan memakai teknik-teknik metakognitif menyerupai mengklarifikasi, bertanya, memprediksi, dan menyimpulkan. Model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching ini dikembangkan atas dasar bahwa siswa sanggup mencar ilmu secara efektif dari siswa lainnya. Baca artikel yang lebih rinci wacana model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching (pengajaran timbal balik).

CIRC (Cooperative Integrated Reading Composition)

Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading composition) ialah sebuah model pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis, dan keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya baik pada jenjang pendidikan tinggi maupun jenjang dasar. Pada tipe model pembelajaran kooperatif yang satu ini siswa tidak hanya menerima kesempatan mencar ilmu melalui presentasi eksklusif oleh guru wacana keterampilan membaca dan menulis, tetapi juga teknik menulis sebuah komposisi (naskah). CIRC dikembangkan untuk menyokong pendekatan pembelajaran tradisional pada mata pelajaran bahasa yang disebut “kelompok membaca berbasis keterampilan”. Pada model pembelajaran CIRC ini siswa berpasang-pasangan di dalam kelompoknya. Ketika guru sedang membantu sebuah kelompok-membaca (reading group), pasangan-pasangan saling mengajari satu sama lain bagaimana “membaca-bermakna” dan keterampilan menulis melalui teknik reciprocal (timbal balik). Mereka diminta untuk saling bantu untuk memperlihatkan acara pengembangan keterampilan dasar berbahasa (misalnya membaca bersuara (oral reading), menebak konteks bacaan, mengemukakan pertanyaan terkait bacaan, menyimpulkan, meringkas, menulis sebuah komposisi menurut sebuah cerita, hingga merevisi sebuah komposisi). Setelah itu, buku kumpulan komposisi hasil kelompok dipublikasikan pada tamat proses pembelajaran. Semua kelompok (tim) kemudian diberikan penghargaan atas upaya mereka dalam mencar ilmu dan menuntaskan kiprah membaca dan menulis.

The Williams

Tipe model pembelajaran kooperatif The Williams mengajak siswa melaksanakan kerja sama untuk menjawab sebuah pertanyaan besar yang merupakan sebuah tujuan pembelajaran. Pada model pembelajaran ini siswa dikelompok-kelompoknya secara heterogen menyerupai pada tipe STAD. Kemudian setiap kelompok diberikan pertanyaan yang berbeda-beda dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif yang memungkinkan siswa sanggup mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

TPS (Think Pairs Share)

Model pembelajaran kooperatif tipe TPS (think pairs share) mulanya dikembangkan oleh Frank T. Lyman (1981). Tipe model pembelajaran kooperatif ini memungkinkan setiap anggota pasangan siswa untuk berkontemplasi terhadap sebuah pertanyaan yang diajukan. Setelah diberikan waktu yang cukup mereka selanjutnya diminta untuk mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan tadi (hasil kontemplasi) dengan pasangannya masing-masing. Setelah diskusi dengan pasangan selesai, guru kemudian mengumpulkan tanggapan atau balasan atas pertanyaan yang telah diajukan tersebut dari seluruh kelas.

TPC (Think Pairs Check)

Model pembelajaran kooperatif tipe think pairs-check ialah modifikasi dari tipe think pairs share, di mana pementingan pembelajaran ada pada ketika mereka diminta untuk saling cek balasan atau tanggapan terhadap pertanyaan guru ketika berada dalam pasangan.

TPW (Think Pairs Write)

Tipe model pembelajaran kooperatif TPW (Think Pairs Write) juga merupakan variasi dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pairs Share). Penekanan model pembelajaran kooperatif tipe ini ialah sesudah mereka berpasangan, mereka diminta untuk menuliskan balasan atau tanggapan terhadappertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif tipe TPW ini sangat cocok untuk pelajaran menulis.

Tea Party (Pesta Minum Teh)

Pada model pembelajaran kooperatif tipe tea party, siswa membentuk dua bulat konsentris atau dua barisan di mana siswa saling berhadapan satu sama lain. Guru mengajukan sebuah pertanyaan (pada bidang mata pelajaran apa saja) dan kemudian siswa mendiskusikan jawabannya dengan siswa yang berhadapanan dengannya. Setelah satu menit, baris terluar atau bulat terluar bergerak searah jarum jamsehingga akan berhadapan dengan pasangan yang baru. Guru kemudian mengajukan pertanyaan kedua untuk mereka diskusikan. Langkah-langkah menyerupai ini terus dilanjutkan hingga guru selesai mengajukan 5 atau lebih pertanyaan untuk didiskusikan. Untuk sedikit variasi sanggup pula  siswa diminta menuliskan pertanyaan-pertanyaan pada kartu-kartu untuk catatan nanti bila diadakan tes.

Write Around (Menulis Berputar)

Model pembelajaran kooperatif tipe write around ini cocok dipakai untuk menulis kreatif atau untuk menulis simpulan. Pertama-tama guru memperlihatkan sebuah kalimat pembuka (contohnya: Bila kau akan berulang tahun, maka kau akan meminta hadiah berupa...). Mintalah semua siswa dalam setiap kelompok untuk menuntaskan kalimat tersebut. Selanjutnya mereka ia menyerahkan kertas berisi tulisannya tersebut ke sebelah kanan, dan membaca kertas lain yang mereka terima sesudah diserahkan oleh kelompok lain, kemudian menambahkan satu kalimat lagi. Setelah beberapa kali putaran, maka akan diperoleh 4 buah dongeng atau goresan pena (bila di kelas dibuat 4 kelompok). Selanjutnya beri waktu bagi mereka untuk menciptakan sebuah kesimpulan dan atau mengedit bagian-bagian tertentu, kemudian membagi dongeng atau simpulan itu dengan seluruh kelas. Write around ialah modifikasi dari model pembelajaran kooperatif go around.

Round Robin Brainstorming atau Rally Robin

Contoh pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Round Robin Brainstorming contohnya : berikan sebuah kategori (misalnya “nama-nama sungai di Indonesia) untuk didiskusikan. Mintalah siswa bergantian untuk menyebutkan item-item yang termasuk ke dalam kategori tersebut.

LT (Learnig Together)

Orang yang pertama kali mengembangkan jenis model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (Belajar Bersama) ini ialah David johnson dan Roger Johnson di Universitas Minnesota pada tahun 1999. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, siswa dibuat oleh 4 – 5 orang siswa yang heterogen untuk mengerjakan sebuah lembar tugas. Setiap kelompok hanya diberikan satu lembar kerja. Mereka kemudian diberikan kebanggaan dan penghargaan menurut hasil kerja kelompok. Pada model pembelajaran Kooperatif dengan variasi menyerupai Learning Together ini, setiap kelompok diarahkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk membangun kekompakan kelompok terlebih dahulu dan diskusi wacana bagaimana sebaiknya mereka berafiliasi dalam kelompok.

Student Team Learning (STL - Kelompok Belajar Siswa)

Model pembelajaran kooperatif tipe student team learning ini dikembangkan di John Hopkins University – Amerika Serikat. Lebih dari separuh penelitian wacana pembelajaran kooperatif di sana memakai student team learning. Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif yang satu ini sama saja dengan model pembelajaran kooperatif yang lain yaitu adanya inspirasi dasar bahwa siswa harus berafiliasi dan turut bertanggungjawab terhadap pembelajaran siswa lainnya yang merupakan anggota kelompoknya. Pada tipe STL ini penekanannya ialah bahwa setiap kelompok harus mencar ilmu sebagai sebuah tim. Ada 3 konsep sentral pada model pembelajaran kooperatif tipe STL ini, yaitu: (1) penghargaan terhadap kelompok; (2) akuntabilitas individual; (3) kesempatan yang sama untuk memperoleh kesuksesan. Pada sebuah kelas yang menerapkan model pembelajaran ini, setiap kelompok sanggup memperoleh penghargaan apabila mereka berhasil melampaui ktiteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Akuntabilitas individual bermakna bahwa kesuksesan sebuah kelompok bergantung pada pembelajaran yang dilakukan oleh setiap individu anggotanya. Pada model pembelajaran tipe STL, setiap siswa baik dari kelompok atas, menengah, atau bawah sanggup memperlihatkan bantuan yang sama bagi kesuksesan kelompoknya, alasannya ialah skor mereka dihitung menurut skor peningkatan dari pembelajaran mereka sebelumnya.

Two Stay Two Stray

Model pembelajaran kooperatif two stay two stray ini bersama-sama sanggup dibuat variasinya, yaitu berkaitan dengan jumlah siswa yang tinggal di kelompoknya dan yang berpencar ke kelompok lain. Misalnya: (1) one stay three stray (satu tinggal tiga berpencar); dan (2) three stay one stray (tiga tinggal satu berpencar). Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dikembangkan pertama kali oleh Spencer Kagan (1990). Dengan struktur kelompok kooperatif menyerupai tipe two stay two stray ini sanggup memperlihatkan kesempatan kepada tiap kelompok untuk saling menyebarkan informasi dengan kelompok-kelompok lain.
Demikian pembahasan mengenai tipe-tipe model pembelajaran kooperatif. Pada artikel selanjutnya, blog ptk dan model pembelajaran akan menguraikan lebih detail mengenai beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yang belum diulas pada artikel-artikel sebelumnya. Sampai jumpa.
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Jenis-Jenis Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Diterapkan Di Kelas Anda"

Posting Komentar