Model Pembelajaran Kooperatif Tai (Team Assisted Individualization Atau Team Accelerated Instruction)

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Model pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individualization)

Sebelumnya di blog wacana jenis-jenis model pembelajaran kooperatif. Pada artikel itu saya berjanji akan mengulas beberapa jenis model pembelajaran kooperatif yang belum banyak diulas, salah satunya yaitu wacana model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

Pengertian  Model pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individualization)

TAI (Team Assisted Individualization) yaitu salah satu jenis pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Frase Team Assisted Individualization sanggup diterjemahkan sebagai “Bantuan Individual Dalam Kelompok (BIDaK)”. Model pembelajaran kooperatif TAI ini sering pula dimaknai sebagai Team Accelerated Instruction.

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) merupakan pembelajaran kooperatif yang pada pelaksanaannya siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Salah satu poin penting yang harus diperhatikan untuk membentuk kelompok yang heterogen di sini yaitu kemampuan akademik siswa. Masing-masing kelompok sanggup beranggotakan 4 - 5 orang siswa. Sesama anggota kelompok membuatkan tanggung jawab.

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction) merupakan seni administrasi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Pada model pembelajaran kooperatif ini, siswa biasanya mencar ilmu memakai Lomba Kompetensi Siswa (lembar kerja siswa) secara berkelompok. Mereka kemudian berdiskusi untuk menemukan atau memahami konsep-konsep. Setiap anggota kelompok sanggup mengerjakan satu dilema (soal) sebagai bentuk tanggungjawab bersama. Penerapan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization lebih menekankan pada penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu dan memperoleh kesempatan yang sama untuk membuatkan hasil bagi setiap anggota kelompok.

Alasan Slavin Mengembangkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Robert Slavin mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini di Johns Hopkins University bersama Nancy Madden dengan beberapa alasan, yaitu : (1) Model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan agenda pengajaran individual; (2) Model ini mengatakan tekanan pada dampak sosial dari mencar ilmu kooperatif; (3) TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam agenda pengajaran, contohnya dalam hal kesulitan mencar ilmu siswa secara individual.
 
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin untuk mata pelajaran matematika, khususnya untuk materi keterampilan-keterampilan berhitung (computation skills).

TAI yaitu Kombinasi Pembelajaran kooperatif dengan Pembelajaran Individual

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction) yang diprakarsai oleh Robert Slavin ini merupakan perpaduan antara pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual. Metode ini memperhatikan perbedaan pengetahuan awal tiap siswa untuk mencapai prestasi belajar. Pembelajaran individual dipandang perlu diaplikasikan alasannya yaitu siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang berbeda-beda. Saat guru mempresentasikan materi pembelajaran, tentunya ada sebagian siswa yang tidak mempunyai pengetahuan prasyarat untuk mempelajari materi tersebut. Ini tentu sanggup menyebabkan siswa-siswa yang tidak mempunyai pengetahuan prasyarat itu akan gagal mencapai tujuan pembelajaran yang dibutuhkan guru. Bagi siswa-siswa lain, mungkin sudah menguasai materi pembelajaran itu, atau mungkin alasannya yaitu talenta yang dimilikinya sanggup mempelajari dengan sangat cepat sehingga waktu yang dipakai oleh guru untuk mengajar menjadi mubazir.
 
Dengan perpaduan antara pembelajaran kooperatif dan invidual sanggup diperoleh dua laba sekaligus, yaitu :

Keuntungan dari pembelajaran kooperatif dalam TAI

Pembelajaran kooperatif merupakan upaya pemberdayaan sahabat sejawat, meningkatkan interaksi antar siswa, serta kekerabatan yang saling menguntungkan antar mereka. Siswa dalam kelompok akan mencar ilmu mendengar inspirasi atau gagasan orang lain, berdiskusi oke atau tidak setuju, menawarkan, atau mendapatkan kritikan yang membangun, dan siswa tidak merasa terbebani saat ternyata pekerjaannya salah. Siswa bekerja dalam kelompok saling membantu untuk menguasai materi ajar

Keuntungan dari pembelajaran individual dalam TAI

Pembelajaran individual mendidik siswa untuk mencar ilmu secara mandiri, tidak mendapatkan pelajaran secara mentah dari guru. Melalui pembelajaran individual ini, siswa akan sanggup mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya sendiri untuk mempelajari materi pelajaran, sehingga ia mengalami pembelajaran secara bermakna (meaningful learning) sesuai faham konstruktivisme.

Penyusunan Kelompok pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Kelompok heterogen dipakai dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction) alasannya yaitu beberapa alasan, yaitu :
  • Kelompok heterogen mengatakan kesempatan untuk saling mengajar melalui tutor sebaya (peer tutoring) dan saling mendukung
  • Kelompok heterogen meningkatkan kekerabatan dan interaksi antar siswa walaupun berbeda ras, agama, etnik, dan gender
  • Kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas alasannya yaitu pada setiap kelompok terdapat siswa yang mempunyai kemampuan akademis bagus, dengan demikian secara tidak pribadi guru mendapatkan asisten-asistem mengajar untuk siswa-siswa lain yang berada di dalam kelompok yang sama. Kunci model pembelajaran kooperatif yang memakai tipe Team Assisted Individualization yaitu penerapan bimbingan antar teman.

Keuntungan/Kelebihan Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization memberi laba baik pada guru, siswa kelompok atas maupun kelompok bawah yang bekerja bersama menuntaskan tugas-tugas akademik, yaitu:
  • Siswa yang arif ikut bertanggung jawab membantu yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian siswa yang arif sanggup mengembangkan kemampuan dan keterampilannya.
  • Siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami materi pelajaran.
  • Tidak ada persaingan antar siswa alasannya yaitu siswa saling berafiliasi untuk menuntaskan masalah dalam mengatasi cara berpikir yang berbeda
  • Siswa tidak hanya mengharap santunan dari guru, tetapi siswa juga termotivasi untuk mencar ilmu cepat dan akurat pada seluruh materi
  • Guru setidaknya hanya memakai setengah dari waktu mengajarnya sehingga akan lebih gampang dalam pemberian santunan secara individu.

Langkah-Langkah (Tahapan) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Model pembelajaran tipe TAI ini mempunyai 8 tahapan dalam pelaksanaannya, yaitu : (1) Placement Test; (2) Teams; (3) Teaching Group; (4) Student Creative; (5) Team Study;  (6) Fact Test;(7) Team Score dan Team Recognition; dan (8) Whole-Class Unit. Berikut penjelasannya satu per satu:

Placement Test

Pada langkah ini guru mengatakan tes awal (pre-test) kepada siswa. Cara ini bisa digantikan dengan mencermati rata-rata nilai harian atau nilai pada belahan sebelumnya yang diperoleh siswa sehingga guru sanggup mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.

Teams

merupakan langkah yang cukup penting dalam penerapan model pembelajaran kooperatif TAI. Pada tahap ini guru membentuk kelompok-kelompok yang bersifat heterogen yang terdiri dari 4 - 5 siswa.
Teaching Group
Guru mengatakan materi secara singkat menjelang pemberian kiprah kelompok.

Student Creative

Pada langkah ketiga, guru perlu menekankan dan membuat persepsi bahwa keberhasilan setiap siswa (individu) ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.

Team Study

Pada tahapan team study siswa mencar ilmu bersama dengan mengerjakan tugas-tugas dari Lomba Kompetensi Siswa yang diberikan dalam kelompoknya. Pada tahapan ini guru juga mengatakan santunan secara individual kepada siswa yang membutuhkan, dengan dibantu siswa-siswa yang mempunyai kemampuan akademis elok di dalam kelompok tersebut yang berperan sebagai peer tutoring (tutor sebaya).

Fact test

Guru mengatakan tes-tes kecil menurut fakta yang diperoleh siswa, contohnya dengan mengatakan kuis, dsb..

Team Score dan Team Recognition

Selanjutnya guru mengatakan skor pada hasil kerja kelompok dan mengatakan “gelar” penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menuntaskan tugas. Misalnya dengan menyebut mereka sebagai “kelompok OK”, kelompok LUAR BIASA”, dan sebagainya.

Whole-Class Units

Langkah terakhir, guru menyajikan kembali materi oleh guru kembali diakhir belahan dengan seni administrasi pemecahan masalah untuk seluruh siswa di kelasnya.

Referensi

  • Dimyati dan Mudjiono (2002). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 
  • Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 
  • Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. 
  • Lie, Anita. (2004). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo 
  • Nasution, S. (2003). Berbagasi Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara. 
  • Nur, Mohamad dan Prima Retno Wikandari (2000). Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. 
  • Slavin, Robert (1995). Cooperative Learning. Massachusets: Allyn and Bacon.
  • Suyitno, Amin. (2004). Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: FMIPA UNNES.
  • Widdiharto, Rachmadi. (2006). Model-model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Model Pembelajaran Kooperatif Tai (Team Assisted Individualization Atau Team Accelerated Instruction)"

Posting Komentar