Balikan (Feedback) Dan Hubungannya Dengan Motivasi Mencar Ilmu Siswa

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Balikan (Feedback) dan Hubungannya dengan Motivasi Belajar Siswa

Blog PTK dan Model-Model Pembelajaran kali ini akan memngulas perihal balikan (feedback / umpan balik) dalam hubungannya dengan motivasi mencar ilmu siswa, untuk memperlihatkan tanggapan pada pertanyaan di Fanpage Facebook Penelitian Tindakan Kelas. Sebagai catatan, di goresan pena ini anda akan menjumpai istilah feedback, balikan, dan umpan balik. Ketiganya memiliki makna yang sama (sinonim). Nah, kini mari kita  simak bersama-sama.
 dan Hubungannya dengan Motivasi Belajar Siswa  Balikan (Feedback) dan Hubungannya dengan Motivasi Belajar Siswa
Hubungan balikan dengan motivasi belajar?

Pengertian Feedback / Umpan Balik / Balikan

Dalam Bahasa Indonesia ada dua istilah yang sering dipakai untuk mengganti kata Bahasa Inggris ‘feedback’, yaitu ‘umpan bailk’ dan ‘balikan’.  Apakah yang dimaksud dengan balikan? Berikut diberikan defini balikan berdasarkan para andal psikologi pendidikan:

  • Pengertian Balikan (Feedback) Menurut Eggen & Kauchak (1994): Balikan atau umpan balik ialah isu yang diberikan oleh guru kepada siswa perihal tingkah laris tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan performa (kinerja) siswa.
  • Definisi Umpan Balik (Feedback) Menurut Richard L. Arends (1997): Umpan balik atau feedback ialah isu yang diberikan kepada siswa perihal performa mereka; contohnya perihal pengetahuan yang mereka peroleh dari pembelajaran.
  • Pengertian Feedback (Balikan) Menurut Robert E. Slavin (1997): Menurut Slavin, feedback atau umpan balik ialah isu perihal hasil-hasil dari upaya mencar ilmu yang telah dilakukan siswa.


Jenis-Jenis Balikan (Feedback)

Guru sanggup memperlihatkan balikan dengan bermacam-macam cara / bentuk seperti; (1) balikan verbal; (2) balikan dari skor hasil tes; (3) balikan melalui komentar tertulis; sampai (4) balikan melalui rekaman video atau audio.

Umpan balik verbal

Umpan balik verbal ialah umpan balik secara verbal kepada siswa, biasanya diberikan ketika aktivitas mencar ilmu mengajar berlangsung. Umpan balik verbal sanggup dipakai dengan lebih cepat dibanding umpan balik jenis lain.

Umpan balik berupa hasil tes

Hasil tes yang dibagikan kepada siswa sanggup menjadi umpan balik kepada mereka perihal hasil mencar ilmu mereka: seberapa banyak  penguasaan mereka terhadap bahan pembelajaran atau bagian-bagian mana dari suatu unit pembelajaran yang belum mereka kuasai.

Umpan balik dengan komentar tertulis

Balikan melalui komentar tertulis sanggup diberikan pada lembar tanggapan ulangan, PR, tugas, atau Lomba Kompetensi Siswa yang dikerjakan siswa. Guru memperlihatkan balikan dengan cara menulis komentar-komentar yang memuat isu bagaimana seharusnya mereka menjawab soal-soal ulangan, PR, tugas, atau Lomba Kompetensi Siswa itu. Tidak hanya sekedar mencoret jawaban-jawaban yang salah dengan tanda silang, tetapi menuliskan langkah-langkah atau jawaban-jawaban yang tepat.

Umpan balik melalui rekaman audio atau video

Balikan juga sanggup diberikan melalui rekaman audio contohnya pada pelajaran membaca puisi, guru sanggup menciptakan rekaman bunyi anak yang sedang membaca puisi, kemudian memperdengarkan rekaman tersebut sehingga siswa sanggup menyadari pada bait-bait mana ia harus memperbaiki intonasi bacaannya. Balikan melalui rekaman audio contohnya diberikan pada siswa yang sedang mencar ilmu menari. Melalui rekaman siswa sanggup melihat bagaimana penampilannya dan guru sanggup memperlihatkan komentar pada bagian-bagian mana siswa harus memperbaiki gerakannya.

Selain itu  balikan sanggup pula digolongkan berdasarkan performa (kinerja) siswa dan tujuan pemberiannya kepada siswa, yaitu: (1) balikan negatif (negative  feedback) yang bertujuan semoga siswa memperbaiki performanya; dan (2) balikan positif (positive feedback) yang bertujuan semoga siswa mempertahankan performanya yang sudah bagus.

Balikan Negatif (Negative Feedback)

Umpan balik negatif diberikan kepada siswa yang performanya masih belum sesuai keinginan guru. Pada balikan negatif ini, guru memperlihatkan isu bahwa performa siswa belum anggun disertai pola bagaimana mereka seharusnya performa mereka. Tujuan diberikannya umpan balik negatif bersifat korektif, sehingga siswa sanggup memperbaiki performanya.

Misalnya: “Jodi, hitunganmu masih belum tepat. Lihat, seharusnya kau terlebih dahulu memperhatikan penggalan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Untuk menghitung panjang sisi miring segitiga siku-siku, kau seharusnya memangkatkan dahulu kedua panjang sisi-sisinya, gres kemudian menjumlahkan, dan sehabis itu mengakarkannya.” 

Balikan Positif (Positive Feedback)

Balikan positif atau umpan balik positif diberikan kepada siswa dengan tujuan siswa akan mempertahankan kinerja (performa)-nya di masa yang akan datang. Balikan positif sebaiknya dibarengi dengan penghargaan (reward) / penguatan (reinforcement) contohnya berupa kebanggaan atau tepuk tangan, atau bentuk lainnya. Pada balikan positif guru memperlihatkan isu perihal performa siswa yang sudah bagus.
Misalnya: “Bagus Andi, hitunganmu sempurna sekali. Dan saya suka caramu menuliskan langkah-langkah perhitungan perihal luas bundar di soal itu: rinci, rapi, dan dibentuk selangkah demi selangkah secara berurutan sehingga gampang dimengerti orang lain.”

Tanpa diberikan umpan balik, maka siswa tidak akan sanggup mencar ilmu menulis secara efektif dengan hanya menulis; mereka tidak akan sanggup membaca dengan baik dengan hanya sekedar membaca; dan mereka tidak akan sanggup bermain basket dengan baik dengan hanya berlatih bermain basket. Tanpa balikan, berarti siswa tidak tahu bagaimana hasil b elajarnya (apakah sudah sempurna atau bagus, di mana kekurangannya, dsb) maka siswa tidak akan meningkat performanya.

Prinsip-Prinsip Pemberian Feedback yang Efektif

Beberapa prinsip yang harus dipegang oleh guru ketika memperlihatkan balikan kepada siswa ialah : (1) berikan feedback sesegera mungkin; (2) berikan feedback yang spesifik; (3) tekankan pada tingkah laris atau hal yang ingin dikoreksi, bukan yang lain; (4) berikan feedback sesuai tingkat perkembangan anak; (5) berikan penghargaan (reward) tolong-menolong dengan balikan positif (positive feedback) pada performa yang sudah bagus; (6) ketika memperlihatkan balikan negatif (negative feedback), sekaligus tunjukkan / contohkan bagaimana performa yang benar (bagus); (7) bantulah siswa untuk tetap fokus pada proses, bukan pada hasil; (8) ajarkan siswa bagaimana memperoleh feedback dari dirinya sendiri dan bagaimana menilai performa (kinerja)-nya sendiri;

Berikan Feedback Sesegera Mungkin

Sebaiknya umpan balik diberikan sesegera mungkin semoga kalau siswa harus memperbaiki kinerja (performa) sanggup juga dilakukannya sesegera mungkin sebelum kekeliruan / kesalahan siswa berlarut-larut dan melekat. Begitu pula kalau siswa telah memperlihatkan performa yang bagus, maka mereka akan mengerti bahwa ia harus mempertahankan performanya itu dan ia tahu bahwa ia telah mencar ilmu dengan benar.

Berikan Feedback Yang Spesifik

Feedback yang diberikan harus spesifik sehingga siswa mengerti apa yang dimaksud oleh guru.
Perhatikan kasus berikut:

Bu Titin sedang mengajar matematika. Ia sedang mengajarkan bagaimana menyederhanakan persamaan aritmatika berikut:

7 + 4(5 – 3) – 2

Bu Titin bertanya, “Apa yang harus kita kerjakan lebih dahulu dari persamaan tersebut? Hardi?”
“Menambahkan 7 dengan 4, Bu.”
“Belum tepat, Hardi. Coba yang lain, ada yang bisa membantu?”
Pada kasus itu Bu Titin telah memperlihatkan feedback dengan segera sehabis Hardi menyebutkan langkah yang salah, akan tetapi Bu Titin belum memperlihatkan feedback yang spesifik kepada Hardi. Dengan feedback demikian, Hardi tidak akan pernah tahu ia salah di penggalan mana dan mengapa.

Contoh lain:
Bandingkan dengan Bu Yanti yang memperlihatkan feedback menyerupai di bawah ini:
Bu Yanti bertanya, “Apa yang harus kita kerjakan lebih dahulu dari persamaan tersebut? Randy?”
“Menambahkan 7 dengan 4, Bu.”
“Perhatikan kembali, Randy. Bila kita eksklusif menambahkan 7 dengan 4, kita masih punya angka 5 dikurang 3 di dalam tanda kurung. Ingat yang telah saya jelaskan sebelumnya apa artinya tanda kurung pada persamaan menyerupai ini?”
“...Kita seharusnya mengalikan 4 dengan 5 kurang 3 terlebih dahulu.”

Perhatikan, pada pola kedua, Bu Yanti tidak hanya memperlihatkan feedback dengan segera, tetapi juga memperlihatkan isu spesifik di penggalan mana ketidaktepatan tanggapan Randy. Lalu Bu Yanti juga memperlihatkan derma semoga Randy sanggup kemudian menjawab persamaan aritmatika itu dengan tepat.

Perhatikan pula pola berikut:
“Bagus, tanganmu berada di posisi yang sempurna untuk melaksanakan pukulan backhand.” (Feedback yang bagus).
“Sip, backhand-mu sudah bagus, Ical.” (Feedback yang kurang bagus, sebab siswa mungkintidak tahu mengapa backhand-nya sudah dianggap anggun oleh guru).

Tekankan Pada Tingkah Laku Atau Hal Yang Ingin Dikoreksi, Bukan Yang Lain

Berilah pengutamaan pada isu perihal tingkah laris atau performa yang ingin dikoreksi ketika memperlihatkan feedback, bukan pada yang lain.
“Saat kau berpidato di depan kelas tadi, suaramu terlalu pelan sehingga kebanyakan kawanmu tidak mendengar apa yang kau katakan.” (Feedback yang bagus).
“Kamu harus membuang jauh-jauh rasa malu-mu ketika berpidato di depan kelas.” (Feedback yang kurang anggun sebab guru sebetulnya menginginkan siswa tersebut berpidato dengan bunyi lebih keras).

Berikan Feedback Sesuai Tingkat Perkembangan Anak

Beberapa guru seringkali memperlihatkan umpan balik yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Misalnya, umpan balik yang diberikan terlalu banyak pada ketika bersamaan, sehingga siswa-siswa tersebut kesulitan menanganinya.

Berikan Penghargaan (Reward) Bersama Balikan Positif

Bila guru ingin memperlihatkan balikan positif (positive feedback) pada performa yang sudah bagus, berikanlah sekaligus tolong-menolong dengan penghargaan (reward).

Berikan Contoh Bersama Balikan Negatif

Bila guru ingin memperlihatkan balikan negatif (negative feedback), sekaligus tunjukkan / contohkan bagaimana performa yang benar (bagus) kepada siswa. Koreksi harus disertai pola bagaimana performa yang benar.

Bantulah Siswa Untuk Tetap Fokus Pada Proses, Bukan Pada Hasil

Bila anda meminta siswa mengoreksi performa mereka melalui balikan, maka buatlah mereka tetap berfokus pada proses yang harus mereka koreksi, bukan ingin cepat-cepat menuju hasil akhir. Yakinkan mereka untuk benar-benar memahami dan melaksanakan langkah-langkah secara tepat.

Ajarkan Siswa Bagaimana Memperoleh Feedback dari Dirinya Sendiri

Siswa harus diajari bagaimana menilai performa (kinerja)-nya sendiri. Guru sanggup melatih mereka dengan meminta mereka saling mengamati kemudian menilai performa kawannya yang lain, kemudian memperlihatkan feedback berdasarkan pengamatan mereka tersebut. Dengan mengamati dan memperlihatkan feedback kepada orang lain, siswa pada tahap selanjutnya akan otomatis mengamati performanya sendiri dan memperoleh feedback untuk dirinya pribadi.

Hubungan Balikan dengan Motivasi Belajar

Beberapa hal berikut memperlihatkan bahwa balikan (feedback) memiliki hubungan yang bersahabat dengan motivasi mencar ilmu siswa:
  • Banyak penelitian telah memperlihatkan bahwa balikan (feedback) berkorelasi positif dengan motivasi belajar. Guru yang memperlihatkan feedback secara efektif (sesuai dengan prinsip-prinsip) pemberian feedback akan meningkatkan motivasi mencar ilmu siswa.
  • Untuk meningkatkan motivasi belajar, hal yang penting yang harus diingat guru ketika memperlihatkan balikan (feedback) terutama yang bersifat negatif ialah jaminan rasa kondusif (nyaman) siswa. Guru harus memperlihatkan balikan negatif dengan kehangatan, keramahtamahan, dan jauh dari kesan mengejek atau merendahkan, sehingga siswa tetap nyaman meskipun mendapat koreksi atau balikan yang bersifat negatif (Arends, 1997).
  • Selain itu, berdasarkan Kulik & Kulik, 1988 dalam Slavin, 1997: Agar feedback sanggup memperlihatkan motivasi kepada siswa, maka feedback harus diberikan dengan terang dan spesifik. Ini penting bagi semua tingkat perkembangan siswa, terlebih lagi bagi siswa kelas rendah.
  • Kulhavy & Stock, 1989 menyatakan bahwa feedback yang spesifik bersifat informatif dan motivasional (meningkatkan motivasi mencar ilmu siswa).
  • Clifford, 1990 menyatakan bahwa umpan balik negatif sekalipun sanggup meningkatkan motivasi mencar ilmu anak, asal berfokus pada performa yang diinginkan guru (bukan pada ketidakmampuan siswa secara umum).
Baca Juga:
Hakikat Motivasi Belajar

Referensi:

  • Arends, Richard L. (1997). Classroom Instruction And Management. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
  • Clifford, M. M. (1990). Students Need Challenge, Not Easy Succes. Educational Leadership.
  • Eggen, Paul D. & Kauchak, Donald P. (1994). Strategies For Teachers. Boston: Allyn and Bacon.
  • Kulhavy, R. W. & Stock, W. A. (1989). Feedback In Written Instructon: The Place of Response Certitude. Educational Psychology Review.
  • Slavin, Robert E. (1997). Educational Psychology. Boston: Alllyn and Bacon.


Terima kasih telah membaca artikel Balikan (Feedback) dan Hubungannya dengan Motivasi Belajar Siswa di blog PTK dan Model-Model Pembelajaran. Sampai jumpa pada artikel lainnya.  

ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Balikan (Feedback) Dan Hubungannya Dengan Motivasi Mencar Ilmu Siswa"

Posting Komentar