Syarat-Syarat Tes Yang Baik

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Kembali mengangkat goresan pena perihal tes, blog Jenis-Jenis dalam Dunia Pendidikan, sekarang mengangkat topik perihal Syarat-Syarat Tes yang Baik.

Syarat-Syarat Tes (Instrumen/Alat Ukur) yang Baik

 gres beberapa waktu kemudian telah membahas perihal  Syarat-Syarat Tes yang Baik
Syarat-Syarat Tes yang Baik
Paling tidak ada 11 syarat tes yang baik yaitu: (1) validitas tes; (2) reliabelitas tes; (3) daya pembeda atau diferensiasi tes; (4) keseimbangan tes; (5) efisiensi atau daya guna tes; (6) obyektivitas tes; (7) kekhususan tes; (8) tingkat kesulitan tes; (9) tingkat iktikad tes; (10) keadilan tes; (11) alokasi waktu tes

Berikut kita paparkan satu persatu secara lebih mendetail.

1. Validitas Tes

Validitas tes merupakan sifat terpenting dari tes dalam kaitannya dengan mutu atau kualitas. Tes yang baik mempunyai validitas yang tinggi atau baik. Validitas tes yaitu kesesuaian hasil dengan kriteria-kriteria yang telah dirumuskan serta sejauh mana sebuah tes sanggup mengukurnya. Sebuah alat ukur (tes) sanggup dikatakan mempunyai validitas yang baik apabila tes tersebut sempurna mengukur kemampuan siswa dengan benar sesuai kenyataan yang ada (sesungguhnya).

Ada 4 (empat) macam validitas tes yang seringkali menjadi perhatian untuk menguji kualitasnya, yaitu: (a) validitas isi; (b) validitas susunan (konstruksi); (c) validitas bandingan; dan (d) validitas ramalan.

a. Validitas Isi

Validitas isi merupakan ukuran yang dipakai untuk mengetahui ketepatan dari suatu instrumen (tes) bila ditinjau dari aspek isi (konten/materi). Pengecekan validitas isi sanggup dilakukan dengan cara membandingkan isi (konten/materi) tes dengan komponen-komponen yang seharusnya diukur.

b. Validitas Susunan (Konstruksi)

Sebuah tes (instrumen/alat ukur) dikatakan memenuhi validitas susunan (konstruksi) yang baik apabila susunan tes tersebut memenuhi syarat-syarat penyusunan tes yang baik.

c. Validitas Bandingan

Validitas bandingan sebuah tes yaitu ketepatan suatu tes bila ditelaah menurut hubungannya (korelasi) terhadap keadaan yang bahu-membahu dari siswa dikala pengukuran (assessmen) dilakukan.

d. Validitas Ramalan

Validitas ramalan yaitu ketepatan sebuah tes (instrumen) bila dilihat dari kemampuannya untuk meramalkan keadaan individu (siswa) pada masa yang akan datang.

2. Reliabelitas Tes

Reabilitas tes diartikan sebagai sifat konsistensi (keajegan) & ketelitian sebuah tes (alat ukur/instrumen). Sifat konsistensi atau keajegan sebuah tes sanggup diperoleh dengan cara memperlihatkan tes yang sama setelah selang beberapa waktu lamanya siswa yang sama. Dengan kata lain, reliabilitas tes merujuk pada ketetapan (keajegan) nilai yang diperoleh sekelompok siswa pada kesempatan yang berbeda dengan tes yang sama, ataupun tes serupa yang butir-butir soal penyusunnya ekuivalen (sebanding). Sifat reliabilitas tes merupakan pengecekan terhadap kesalahan yang mungkin terjadi pada nilai tunggal tertentu sebagai susunan dari suatu kelompok siswa yang mungkin berubah alasannya yaitu tes itu sendiri.

3. Daya Pembeda atau Diferensiasi Tes

Sifat tes yang berikutnya yaitu daya pembeda atau diferensiasi tes atau tingkat diskriminatif tes. Daya pembeda tes merupakan kemampuan sebuah tes untuk memperlihatkan perbedaan-perbedaan sifat/faktor tertentu yang terdapat pada siswa yang satu dengan yang lain.

4. Keseimbangan Tes

Sebuah tes yang baik mempunyai sifat seimbang. Keseimbangan merujuk pada tes terdapat semua aspek yang akan diukur. Tidak boleh tes hanya menumpuk pada suatu aspek tertentu sehingga hasil tes benar-benar sanggup mengukur apa yang akan diukur dan sanggup mengungkapkan apa yang bahu-membahu harus diungkapkan. Bagian-bagian pembelajaran yang sifatnya penting menerima porsi yang lebih banyak bila dibandingkan dengan bagian-bagian pembelajaran yang sifat kurang penting.

5. Efisiensi atau Daya Guna Tes

Sebuah alat ukur atau tes harus mempunyai sifat efisien (berdaya guna). Apakah suatu tes akan memperlihatkan isu yang cukup bila dibandingkan dengan waktu yang dipakai oleh guru dikala menggali isu tersebut. Contohnya, sebuah tes yang dilakukan secara mulut (oral test) tidak efisien bila dilakukan terhadap 100 siswa kalau hanya untuk mencek sejauh mana siswa telah membaca buku tertentu yang ditugaskan pada mereka.

6. Obyektivitas Tes

Tes sebaiknya mempunyai obyektivitas yang tinggi. Bilapun non-obyektif, maka subyektivitas yang mungkin akan muncul harus sanggup diminimalkan. Suatu tes (instrumen) yang mempunyai obyektivitas tinggi akan memperlihatkan kemungkinan balasan siswa benar atau salah saja. Bila unsur subyektivitas terlalu tinggi, maka berarti guru telah melaksanakan tindakan yang kurang jujur (adil) kepada siswanya sendiri.

7. Kekhususan Tes

Sifat penting lainnya yang harus dimiliki oleh tes yang baik yaitu kekhususan. Kekhususan bermakna: pertanyaan-pertanyaan yang merupakan komponen-komponen tes tersebut hanya akan sanggup dijawab oleh siswa-siswa yang mempelajari materi pembelajaran yang diberikan. Sementara, siswa-siswa yang tidak mempelajari materi pembelajaran tidak akan sanggup menjawabnya.

8. Tingkat Kesulitan Tes

Tingkat kesulitan tes perlu diperhatikan jikalau ingin menyusun sebuah tes yang berkualitas. Pertanyaan-pertanyaan dirumuskan sesuai dengan taraf kemampuan siswa untuk menjawabnya. Guru harus cendekia mengira, biar tes yang dibentuk tidak terlalu gampang dan juga tidak terlalu sulit (sukar).

9. Tingkat Kepercayaan Tes

Tes harus dibentuk sedemikian rupa sehingga siswa-siswa yang berada pada tingkat kemampuan yang sama akan memperoleh hasil yang sama. Tingkat iktikad terhadap sebuah tes dikatakan rendah atau tidak baik apabila justru siswa-siswa yang mempunyai kemampuan anggun memperoleh nilai buruk dan sebaliknya siswa-siswa berkemampuan kurang anggun memperoleh nilai yang baik.

10. Keadilan Tes

Tes harus dirancang sedemikian rupa sehingga setiap siswa yang mengikutinya (mengerjakannya) mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh nilai yang baik. Semua siswa harus mempunyai kesempatan untuk memperlihatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku apa saja yang telah mereka kuasai setelah mengikuti pembelajaran.

11. Alokasi Waktu Tes

Saat memakai sebuah tes (alat ukur), guru harus menyediakan alokasi waktu yang masuk akal (memadai). Tidak kurang, tidak lebih.

Demikian uraian mengenai Syarat-Syarat Tes yang Baik dari blog PTK dan Model Pembelajaran. Salam.
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Syarat-Syarat Tes Yang Baik"

Posting Komentar