ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
|
Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas |
Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas (Manajemen Kelas)
Sebagai kelanjutan dari tulisan-tulisan sebelumnya wacana administrasi kelas, maka kali ini blog
penelitian tindakan kelas akan menyajikan goresan pena wacana prinsip-prinsip yang sanggup dipergunakan untuk pengelolaan kelas.
Djamarah, Syaiful Bahri (2002) dalam buku Strategi Belajar Mengajar yang diterbitkan oleh Rineka Cipta, Jakarta menyebutkan bahwa untuk mereduksi permasalahan atau gangguan dalam pengelolaan kelas administrasi kelas guru sanggup dipergunakan beberapa prinsip-prinsip pengelolaan kelas. Beberapa prinsip pengelolaan kelas itu ialah sebagai berikut.
- Kehangatan dan antusiasme
- Tantangan
- Variasi
- Luwes
- Penekanan pada hal-hal positif
- Penanaman disiplin
Baiklah, untuk lebih jelasnya apa saja yang dimaksud sebagai prinsip-prinsip di atas, marilah kita baca uraiannya berikut ini.
Kehangatan dan antusiasme
Bagaimana rasanya kalau suatu ketika anda sendiri bertemu dengan seseorang yang dalam berkomunikasi dengan anda terasa demikian hangatnya? Ia tersenyum, dengan wajahnya yang manis (tidak masam) berbicara kepada anda. Kata-katanya lembut dan menenangkan, atau paling tidak ia selalu berkata-kata sopan dan menampakkan bagaimana ia menghargai anda sebagai lawan bicara. Pasti menyenangkan bukan? Nah demikian juga halnya dengan siswa. Dalam melaksanakan pengelolaan kelas (manajemen kelas), setiap guru yang berkomunikasi dengan siswa-siswanya haruslah memperlihatkan kehangatan. Walapun kesan kehangatan ini sifatnya implisit (tidak diungkapkan secara eksklusif dengan kata-kata), akan tetapi bagaimana guru bertutur dan bersikap kepada siswanya akan menawarkan kesan tertentu bagi mereka. Guru juga selain memperlihatkan sifat hangat bersahabat, juga harus memperlihatkan antusiasme. Antusiasme sanggup terpancar dari cara anda bergerak, bagaimana roman muka anda, dan kata-kata yang terlontar dari verbal anda. Tunjukkanlah selalu, bahwa anda dalam menjalankan profesi sebagai seorang guru selalu antusias selama proses pembelajaran belangsung di kelas, bahkan dikala bertemu siswa di luar jam pelajaran (di luar kelas).
Tantangan
Kata-kata, tindakan, cara kerja, bahan-bahan, atau apapun yang anda gunakan di kelas dalam rangka proses pembelajaran haruslah bersifat menantang. Guru sanggup menciptakan mereka tertantang dengan cara-cara yang kreatif yang selalu hadir dengan sesuatu yang gres yang sifatnya tidak terlalu gampang (tidak menantang) atau tidak terlalu sulit (karena sanggup menciptakan anak putus asa dan merasa tidak mampu). Penting bagi guru untuk sanggup melaksanakan prinsip ini, ialah dengan mengetahui kemampuan atau pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh siswa (prior knowledge) sehingga guru sanggup merancang kiprah berguru yang berada sedikit di atas kemampuan awal tersebut. Jika guru selalu mengajar dengan penuh tantangan kepada siswa-siswanya, maka pengelolaan atau administrasi kelas akan lebih gampang dilakukan. Perilaku-perilaku yang menyimpang dari acara pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh guru akan sanggup direduksi atau bahkan tidak akan muncul sama sekali. Tantangan berguru yang baik akan memicu munculnya rasa ingin tahu siswa sehingga mereka akan berusaha secara aktif terlibat dalam proses berguru mengajar yang dilakukan di kelasnya.
Variasi
Variasi yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran di kelasnya ialah hal yang mutlak. Jika guru ingin sukses mengelola pembelajaran siswa, maka variasi pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang tidak sanggup dianggap remeh. Melakukan variasi dalam hal-hal menyerupai seni administrasi pembelajaran, metode mengajar, setting pembelajaran, materi dan materi ajar, atau apapun dalam pembelajaran akan menciptakan siswa merasa akan selalu ada yang gres dalam pembelajaran guru. Mereka akan terhindar dari kebosanan bahkan akan menanti-nantikan kehadiran dan pembelajaran bersama guru yang bersangkutan. Siswa akan bahagia sebab ada saja hal-hal gres yang akan di dapatkan dari guru, baik itu pengalaman berguru yang bermakna maupun pengetahuan dan keterampilan.
Luwes
Begitu dinamisnya sebuah kelas dengan bermacam-macam siswa yang ada di dalamnya, menciptakan guru harus luwes dalam melaksanakan pengelolaan kelas (manajemen kelas). Tidak bisa dihindari, pembelajaran dari waktu ke waktu membutuhkan guru yang responsif dan cepat tanggap terhadap situasi-situasi yang terbentul. Guru harus luwes dalam menentukan dan menentukan alternatif-alternatif tindakan untuk mengelola kelasnya semoga tetap berjalan aman untuk proses pembelajaran.
Penekanan pada hal-hal positif
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru tentunya dimaksudkan juga untuk menanamkan nilai-nilai atau hal-hal yang bersifat positif. Guru yang sanggup menghindarkan siswa dari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif. Contoh faktual dari prinsip penitikberatan pada hal-hal positif contohnya penitikberatan yang dilakukan guru terhadap tingkah laris siswa yang positif daripada mengomeli tingkah laris yang negatif. Penekanan tersebut sanggup dilakukan dengan pertolongan penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang sanggup mengganggu jalannya proses berguru mengajar.
Penanaman disiplin
Salah satu cuilan terpenting dari administrasi atau pengelolaan kelas ialah penanaman disiplin. Setiap siswa harus berguru berdisiplin. Disiplin di sini bukan bermakna kekerasan, tetapi disiplin yang berlandaskan pada kesadaran diri siswa itu sendiri bahwa berguru disiplin itu penting. Cara termudah menanamkan displin kepada siswa ialah dengan menjadi rujukan bagi siswa. Guru sanggup memperlihatkan secara tidak eksklusif bagaimana mengendalikan diri dan melaksanakan sebuah tanggung jawab. Seorang guru tidak akan berhasil mengelola kelasnya untuk berdisiplin kalau ia sendiri terlihat tidak disiplin di mata siswa.
ADSENSE 336 x 280
dan
ADSENSE Link Ads 200 x 90
0 Response to "Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas"
Posting Komentar