Discovery Learning - Model Pembelajaran Kognitif

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

Sudah banyak model-model pembelajaran yang dibahas dalam blog sederhana penelitian tindakan kelas ini. Walaupun demikian, alasannya yakni begitu luas dan banyaknya model-model pembelajaran beserta teori-teori mencar ilmu yang melandasinya, masih banyak pula model pembelajaran yang belum terulas. Kali ini blog penelitian tindakan kelas ini akan mencoba memperlihatkan uraian umum tentangf model pembelajaran penemuan (discovery learning) yang dirancang oleh Jerome Brunner. Mudah-mudahan pada goresan pena selanjutnya, goresan pena mengenai pembelajaran inovasi ini akan dilengkapi dan mengkaji pembelajaran inovasi secara lebih mendalam sampai ke sintaks (langkah-langkah) dan cara menerapkannya di dalam kelas anda.

Beberapa model pembelajaran sesuai dengan teori-teori pembelajaran kognitif. Salah satu model pembelajaran yang dimaksud yakni model pembelajaran penemuan (discovery learning)yang dirancang oleh Jerome Brunner. Jerome Brunner pertama kali meneliti perihal proses berpikir pada tahun 1956. Penelitian Brunner berkutat pada pentingnya pemahaman terhadap struktur  materi pelajaran, pentingnya mencar ilmu aktif sebagai dasar pemahaman, dan pen tingnya budi budi induktif dalam belajar.

Model pembelajaran inovasi dalam penerapannya memerlukan proses berpikir secara intuitif pada diri siswa. Brunner menyarankan, bahwa guru sanggup memperoleh pengaruh ini (berpikir secara intuitif) dengan mengajak siswa menebak secara sistematis. Misalnya, sehabis siswa mencar ilmu mengenai arus samudera dan industri perkapalan, siswa sanggup ditunjukkan peta renta dari 3 pelabuhan dan ditanyai manakah dari ketiga pelabuhan itu yang gotong royong merupakan pelabuhan utama (paling ramai). Selanjutnya siswa sanggup mengecek tebakannya tersebut melalui riset yang sistematis.

Perlu dicatat bahwa pada pembelajaran inovasi sebagaimana yang dimaksud oleh Brunner, seorang guru harus mengorganisasikan kelas sehingga memungkinkan semua siswa terlibat secara aktif. Pembelajaran inovasi tak dibimbing (unguided discovery) sangat cocok untuk anak prasekolah, tetapi pada anak sekolah dasar dan SMP, pembelajaran inovasi tak dibimbing ini, di mana acara siswa tidak dibimbing, terbukti tak termanajemen dan tidak produktif. Karena itulah, lebih disarankan untuk memakai inovasi terbimbing (guided discovery learning) pada mereka.

Pada pembelajaran inovasi tak dibimbing (unguided discovery), siswa bekerja dan mencar ilmu dengan bebas menurut kehendak dan pemikiran mereka sendiri, sementara pada pembelajaran inovasi terbimbing (guided discovery), yang merupakan pembiasaan dari mencar ilmu penemuan, guru memperlihatkan arahan-arahan kegiatan apa yang harus dilakukan oleh siswa dan bagaimana mereka seharusnya melakukannya untuk menemukan atau memperoleh tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Discovery Learning - Model Pembelajaran Kognitif"

Posting Komentar