ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
contoh soal TAP S1 PGSD UT bab 2 |
KASUS PEMBELAJARAN RINTO
Ketika duduk di kelas 5 SD, pelajaran matematika merupakan pelajaran yang paling dibenci oleh Rinto. Namun, sehabis duduk di kelas 6 dan diajar oleh Pak Bondan, ia mulai menyukai matematika. Pak Bondan selalu mengajak bawah umur untuk mengaitkan bentuk-bentuk bangkit ruang yang sedang dipelajari dengan benda-benda yang ada di sekitar anak-anak. Misalnya, saat membahas kubus, kerucut dan silinder, bawah umur diminta membawa benda-benda dari rumah menyerupai kotak sepatu, kaleng susu, stoples dan caping (topi petani). Di samping benda-benda tersebut, Pak Bondan juga telah menyediakan tiruan benda-benda tersebut dari kertas. Anak-anak dibimbing menemukan rumus untuk menghitung volume atau isi benda-benda tersebut. Prestasi berguru Rinto pun meningkat. Ia sering dipuji oleh Pak Bondan alasannya menuntaskan pekerjaannya sempurna waktu dan benar.
Namun dalam pelajaran lain, yaitu Bahasa Indonesia yang diajar oleh Ibu Umi (kebetulan di SD tersebut diterapkan sistem guru bidang studi, khusus untuk kelas 6), Rinto merasa bosan. Ia sering mengantuk, lebih-lebih saat bawah umur diminta membaca secara bergilir. Supaya tidak dimarahi Bu Umi, Rinto mencoba menghitung baris mana yang akan menjadi bagiannya. Baris itu diberi tanda. Selanjutnya semoga tidak mengantuk, Rinto yang memang gemar membaca, mengeluarkan komik yang dibawanya dan menaruh di atas buku pelajaran Bahasa Indonesia. Ia membaca dalam hati komik tersebut. Ketika gilirannya tiba, dengan tangkas Rinto membaca baris yang telah diberinya tanda. Bu Umi yang duduk di depan tidak pernah tahu kalau selama teman-temannya membaca Rinto tidak mendengarkan, tetapi membaca komik.
Soal : TAP S1 PGSD UT
- Identifikasi 2 (dua) hal yang menciptakan Rinto menyukai matematika, dan berikan alasan masing-masing, mengapa kedua hal tersebut anda anggap merupakan faktor yang menciptakan Rinto menyukai matematika.
- Identifikasi 3 (tiga) hal yang menciptakan Rinto bosan dan mengantuk dalam pelajaran bahasa Indonesia. Berikan masing-masing alasan mengapa Ketiga hal tersebut menciptakan Rinto bosan dan mengantuk.
- Jika anda yang menjadi Bu Umi, cobalah rancang acara berguru Bahasa Indonesia yang bisa menciptakan bawah umur yang gemar membaca menyerupai Rinto menyebarkan potensinya secara optimal. Uliskan 2 (dua) keunggulan rancangan tersebut, Dilihat dari hakikat pelajaran Bahasa Indonesia di SD dan pendekatan berguru aktif.
Contoh Jawaban : Soal TAP S1 PGSD UT
1. Dua (2) hal yang menciptakan Rinto menyukai pelajaran matematika yang diajarkan oleh Pak Bondan adalah:
- Pak Bondan memakai media pembelajaran yaitu alat peraga baik berupa model (yang dibentuk dari kertas) maupun benda nyata (yang diminta siswa untuk membawa dari rumah), sehingga pembelajaran menjadi lebih bersifat positif (tidak abstrak). Pembelajaran yang tidak abnormal (bersifat konkret) menciptakan pelajaran lebih gampang dipahami oleh siswa (Rinto).
- Pak Bondan memakai benda-benda yang bersahabat dengan keseharian siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual, menyerupai kotak sepatu, kaleng susu, stoples, dan caping (topi petani). Pembelajaran yang kontekstual akan menciptakan siswa (Rinto) menjadi lebih merasa terlibat, dan akan cenderung memunculkan rasa ingin berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
- Anak-anak dibimbing untuk menemukan rumus untuk menghitung volume atau isi benda-benda tersebut, bukan eksklusif diberi tahu. Hal ini, berdasarkan falsafah konstruktivisme, akan menciptakan pembelajaran lebih menarik, menggugah motivasi belajar, dan efektif.
2. Tiga (3) hal yang menciptakan Rinto bosan dan mengantuk dalam pelajaran Bahasa Indonesia adalah:
- Bu Umi selalu memakai taktik mengajar yang sama, tidak bervariasi. Anak-anak sering diminta membaca secara bergilir.
Karena seringnya guru melaksanakan pembelajaran dengan taktik ini, Rinto bahkan sanggup menebak bab bacaan yang akan menjadi tugasnya. Ini membuatnya menjadi bosan. Sepertinya Bu Umi jarang atau bahkan tidak pernah memakai taktik pembelajaran lain yang lebih menarik dan lebih efektif. Rasa bosan tersebut dialihkan Rinto dengan membaca komik.
- Rinto sudah sanggup menebak bab bacaan yang akan menjadi gilirannya.
- Rinto ialah siswa yang cerdas sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan Bu Umi tidak memperlihatkan tantangan berguru yang berarti untuk Rinto.
Siswa-siswa cerdas menyerupai Rinto selalu memerlukan acara berguru atau tugas-tugas yang menantang. Kecerdasan Rinto terbukti dengan kemampuannya menebak bab bacaan yang akan menjadi tugasnya membaca. Ia juga cerdik, alasannya sanggup mengelabui Bu Umi dan kawan-kawannya seperti sedang memperhatikan bacaan kawannya, bukan sedang membaca komik. Cara yang dilakukan Rinto ialah dengan meletakkan komik di atas buku Bahasa Indonesia, sehingga siapapun niscaya akan menyangka ia sedang membaca buku Bahasa Indonesia tersebut.
- Bu Umi hanya duduk di depan dan tidak pernah berkeliling kelas untuk memperhatikan acara setiap siswanya, termasuk Rinto.
Kurangnya perhatian guru terhadap setiap siswa yang berada di kelasnya sangat penting untuk menjaga semoga semua siswa di kelas tersebut tetap aktif belajar, bukan melaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Ini terbukti
2. Rancangan acara berguru Bahasa Indonesia untuk anak yang gemar membaca menyerupai Rinto:
Rancangan pembelajaran di bawah ini dimaksudkan sebagai rancangan pembelajaran Bahasa Indonesia perihal membaca sekilas untuk menulis ringkasan berita.
No.
Kegiatan Belajar
Jenis Kegiatan/Waktu
A.
Kegiatan Awal
10’
Guru mengkondisikan kelas: apersepsi
dan motivasi
K
Guru memberikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
K
Guru memperlihatkan klarifikasi tentang
kiprah yang akan mereka lakukan
K
Guru membagikan teks berita
(guntingan koran)
I
B.
Kegiatan Inti
Siswa membaca dalam hati dan menulis
pokok-pokok teks
I/G (10’)
Siswa memadukan pokok teks yang
telah ditulisnya
G (5’)
Siswa menulis ringkasan gosip
G (5’)
Siswa memadukan ringkasan berita
untuk direvisi secara tertulis
G (5’)
Siswa membacakan hasil ringkasan
gosip yang telah direvisi dengan diwakili oleh salah seorang
anggota kelompok
G (10’)
Siswa memajang hasil revisi
G (5’)
Siswa saling mengomentari hasil
pekerjaan kawannya yang dipajang di dinding-dinding kelas
G (10’)
C.
Kegiatan Akhir
10’
Guru mengajukan pertanyaan tentang
isi gosip dan siswa menjawab secara lisan
K/I
Guru bahu-membahu siswa merangkum
pembelajaran
K
Guru bahu-membahu siswa merefleksi
pembelajaran
K
Guru menutup pelajaran
K
3. Dua (2) keunggulan rancangan di atas adalah:
- Pada rancangan di atas, siswa tidak hanya menyebarkan keterampilan membaca, tapi juga keterampilan menyimak, menulis (keterampilan berbahasa tulis), dan berbicara (keterampilan berbahasa lisan).
- Pada rancangan pembelajaran di atas, kelas menjadi lebih aktif, dan seluruh siswa termasuk siswa yang gemar membaca menyerupai Rinto akan sanggup menyebarkan potensinya.
good.
BalasHapus