Kondisi dan Asas Belajar
Pembelajaran yang efektif ditandai dengan adanya suatu proses belajar. Proses berguru sanggup dikatakan terjadi apabila seseorang setelahnya mengetahui atau sanggup melaksanakan sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui atau tidak sanggup dilakukannya. Makara hasil belajar akan terlihat dengan adanya tingkah laris gres pada tingkat kemampuan berpikir atau tingkat kemampuan jasmaniah.
Tujuan suatu proses perancangan pembelajaran ialah membantu terjadinya proses belajar, maka guru harus menyadari dan memanfaatkan kondisi-kondisi dan asa-asas yang telah terbukti mendukung terjadinya proses berguru tersebut dengan baik. Setiap teori berguru (misalnya
teori kognitif dan
Perbedaan banyak sekali Teori Belajar). Nah, berikut ini kami sajikan beberapa kondisi dan asas berguru yang penting berdasarkan kedua teori berguru tersebut, terkait proses perancangan pembelajaran.
Persiapan sebelum belajar
Sebelum mengikuti suatu pelajaran, siswa-siswa seharusnya telah menguasai pengetahuan prasyarat. Kalau pengetahuan prasyarat belum dikuasai dengan baik, seringkali berguru menjadi tidak bermakna sama sekali. Mereka hanya berguru dengan menghafal saja tanpa terjadi perubahan tingkah laris apapun. Dan dijamin, dalam waktu singkat, apa yang gres saja dibelajar kepada mereka akan hilang dari memori.
Tujuan Pembelajaran
Besar kemungkinan proses berguru akan berhasil dengan baik apabila tujuan pembelajaran dinyatakan dengan terperinci pada awal pembelajaran atau pokok bahasan. Dengan demikian, siswa sanggup memperoleh informasi yang lebih banyak dan mengingatnya dalam jangka waktu yang lebih usang apabila sasaran berguru ditulis secara cermat dan tersusun secara bersistem.
Susunan materi ajar
Proses pembelajaran pada siswa sanggup ditingkatkan apabila materi asuh atau tata cara yang akan dipelajari oleh mereka tersusun dalam urutan yang bermakna. Kemudian, materi pembelajaran itu harus disajikan kepada siswa dalam beberapa bagian. Banyak sedikitnya tergantung pada urutan, kerumitan, dan tingkat kesulitannya. Susunan materi asuh yang baik sanggup membantu siswa menggabungkan dan memadukan pengetahuan atau tata cara/proses melaksanakan sesuatu secara pribadi dan mandiri.
Perbedaan antar individu
Harus diingat bahwa setiap siswa ialah individu yang unik. Mereka berguru dengan kecepatan yang berbeda-beda. Pengajaran kelompok sanggup menguntungkan untuk tujuan-tujuan pembelajaran tertentu dan lebih disuaki oleh beberapa siswa. Tetapi adakalanya, siswa berguru dengan lebih baik bila mereka diberikan kebebasan memakai cara-cara atau metode yang sanggup memuaskan jiwa mereka, memakai materi yang sesuai, berdasarkan kecepatan masing-masing.
Motivasi belajar
Proses pembelajaran pada diri seseorang hanya akan terjadi bila ada kemauan dari si pebelajar. Kemauan dan impian untuk berguru mempersyaratkan adanya motivasi. Keinginan sedemikian akan muncul apabila (a) pengajaran dipersiapkan dengan baik sehingga dirasakan penting dan menarik oleh siswa; (b) tersedia banyak sekali pengalaman belajar; (c) siswa mengetahui bahwa materi yang akan dipelajari akan sanggup digunakan/bermanfaat sesegera mungkin; (d) adanya ratifikasi terhadap keberhasilan belajar.
Sumber belajar
Jika bermacam-macam sumber berguru yang tersedia dipilih dan dipilah dengan bijak maka sanggup diasumsikan proses pembelajaran pada siswa akan berhasil dengan baik.
Keikutsertaan dalam kegiatan belajar
Supaya proses pembelajaran berlangsung, maka setiap siswa harus sanggup memaknai informasi yang diberikan, bukan sekedar disuapi saja. Mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif akan meningkatkan kualitas pembelajaran mereka. Baca:
Kelebihan Pembelajaran Aktif (Active Learning).
Balikan dikala belajar
Motivasi berguru sanggup ditingkatkan dengan cara menawarkan balikan. Balikan (feed back) sanggup diberikan kepada siswa dengan secara terencana memberitahukan seberapa jauh kemajuan mereka dalam belajar. Balikan akan memperkuat pemahaman dan kinerja yang benar, memberitahukan kesalahan, dan memperbaiki proses berguru yang salah.
Penguatan dikala pembelajaran
Dengan memperoleh balikan (feed back) sebagaimana disebutkan di atas, wacana tanggapan dan tindakan yang dipandang berhasil, siswa akan terdorong untuk meneruskan kegiatan belajarnya. Kegiatan berguru yang didorong oleh keberhasilan mengakibatkan kepuasan dan rasa percaya diri. Penguatan positif yang diberikan cenderung akan mengakibatkan siswa mengulang kembali sikap belajarnya yang positif.
Latihan dan Pengulangan
Supaya fakta dan keterampilan, atau konsep yang telah dipelajari menjadi kepingan yang besar lengan berkuasa pada diri siswa, maka perlu adanya latihan dan pengulangan. Pengulangan dan latihan akan membantu guru menjamin bahwa pengetahuan atau sikap yang telah diperoleh dari proses berguru akan menempel pada diri mereka.
Urutan kegiatan belajar
Tugas atau tatacara yang rumpil sanggup dipelajari dengan lebih efektif apabila peragaan dan latihan diberikan secara terpadu. Pelatihan tersebut dimaksudkan untuk melatihkan bagian-bagian dari kiprah atau tata cara tersebut.
Penerapan hasil belajar
Hasil penting dari kegiatan berguru ialah kemampuan menerapkan hasil berguru tersebut pada situasi baru. Apabila siswa tidak sanggup melaksanakan hal ini, berarti mereka belum berguru dengan baik. Guru sebaiknya menawarkan kesempatan khusus kepada siswa untuk menerapkan hasil pembelajarannya.
Sikap guru dikala pembelajaran
Sikap positif yang diperlihatkan oleh guru baik pada materi pelajaran, siswa, metode yang digunakan, akan menghipnotis motivasi siswa secara langsung.
0 Response to "Kondisi Dan Asas Wacana Belajar"
Posting Komentar