Komunitas Berguru (Learning Community) Dan Kelas Anda

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Komunitas Belajar (Learning Community) dan Kelas Anda

Blog penelitian tindakan kelas kali ini akan mencoba mengetengahkan goresan pena mengenai learning community (komunitas belajar). Komunitas berguru yakni salah satu aspek penting yangharus ada dalam setiap kelas. Guru yang efektif akan mengupayakan supaya di dalam pembelajaran yang dilaksanakannya terbentuk komunitas berguru yang efektif pula. Apakah komunitas berguru (learning community) itu dan bagaimanakah komunitas berguru sanggup terbentuk? Berikut ulasannya untuk anda.

Karakteristik Learning Community

Komunitas berguru yang ada di dalam sebuah kelas pada sebuah acara pembelajaran akan sangat kuat pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, dan pada jadinya pencapaian tujuan pembelajaran.Untuk mewujudkan sebuah komunitas berguru yang baik dan kohesif, di dalam sebuah kelas harus terdapat aneka macam karakteristik positif menyerupai :
  • Hubungan antar individu yang saling peduli satu sama lain
  • Pengharapan guru yang tinggi akan hasil berguru siswa
  • Inkuiri (proses mencari tahu) yang produktif dalam belajar
  • Lingkungan berguru yang positif
Menciptakan komunitas berguru (learning community) bukanlah hal yang gampang bagi guru, akan tetapi ini harus dilakukan. Tidak ada proses acara berguru yang baik yang sanggup tercipta tanpa adanya komunitas berguru yang baik. Penciptaan kondisi sedemikian memerlukan aneka macam tindakan dari guru apabila ia berharap semua upaya yang dilakukannya untuk membelajarkan siswa membuahkan hasil yang memuaskan.
 kali ini akan mencoba mengetengahkan goresan pena mengenai  Komunitas Belajar (Learning Community) dan Kelas Anda
Komunitas berguru itu merupakan salah satu komponen penting dalam kelas efektif

Komunitas Belajar (Learning Community) = Bergabungnya Individu-Individu Ke Dalam Kelompok?

John Deweypada tahun 1916 telah usang mengamati bahwa belum dewasa akan berguru pada ketika mereka berpartisipasi pada setting-setting sosial. Kemudian, beberapa dekade kemudian, Jerome Brunner (1996) menyatakan bahwa seseorang membuat makna (pengetahuan) menurut hubungan-hubungan dan keikutsertaannya pada komunitas-komunitas atau budaya-budaya teertentu. Hal ini menawarkan (berdasarkan hasil pengamatan kedua andal tersebut), bahwa komunitas berguru menjadi salah satu aspek dalam belajarnya seseorang.

Mengingat kembali kerangka-kerangka kekerabatan antara individual-kelompok, yang merupakan hasil penelitian andal psikologi sosial yang terkenal: Kurt Lewin (1939, dan 1956) serta beberapa koleganya, yang tertarik dengan bagaimana suatu kombinasi dari kebutuhan-kebutuhan insan dan kondisi-kondisi lingkungan, akan sanggup menjelaskan tingkah laris manusia. Getzels dan Thelan (1960) menerapkan pemikiran-pemikiran tersebut dalam bidang pendidikan. Mereka kemudian menyebarkan model dua dimensi untuk pertanda bagaimana kekerabatan antara kebutuhan-kebutuhan siswa secara individual dengan kondisi kehidupan di dalam kelas. Dimensi pertama dari model tersebut mendeskripsikan bagaimana, pada sebuah kelas, terdapat siswa-siswa dengan motif-motif dan kebutuhan-kebutuhan yang berbeda. Perspektif ini sanggup disebut sebagai dimensi individual dari kehidupan kelas. Dari perspektif ini tingkah laris kelas akan dihasilkan sebagai wujud dari kepribadian-kepribadian dan tingkah laku-tingkah laris semua siswa dan aksi-aksi mereka dalam upaya pemenuhan motif-motif dan kebutuhan-kebutuhan setiap individu.

Dimensi kedua dari model yang dikembangkan oleh Getzels dan Thelan ini menjelaskan bagaimana sebuah kelas eksis dalam kaitannya dengan peranan-peranan dan harapan-harapan pada suatu setting sebuah kelas untuk memenuhi tujuan dari suatu sistem (sekolah/kelas). Dimensi yang kedua ini disebut dimensi kelompok dari sebuah kelas. Dari perspektif ini, sikap kelas ditentukan oleh norma (harapan) sekolah atau kelas. Kehidupan di dalam kelas, pada jadinya ditentukan oleh siswa-siswa yang termotivasi secara individual dan respon guru kepada setiap siswa tersebut dalam sebuah setting sosial. Dengan demikian jadinya akan terbentuk suatu komunitas berguru sehingga diperoleh lingkungan yang diinginkan yaitu membuat kelas yang termotivasi untuk berguru baik secara akademik maupun secara sosial.

Dalam kaitan dengan hal tersebut di atas, hal yang sangat penting untuk menjadi perhatian guru yakni motivasi siswa untuk belajar. Motivasi menjadi salah satu faktor yang amat penting alasannya yakni jikalau dibandingkan dengan kepribadian siswa ataupun huruf siswa, motivasi siswa untuk berguru ternyata bersifat sangat ringkih dan gampang berubah. Hari ini termotivasi, besok belum tentu.

Konsep perihal komunitas berguru yakni faktor terpenting dalam kehidupan sosial di kelas dalam kaitannya dengan proses berguru mengajar. Berbeda dengan kumpulan individu, komunitas berguru yakni suatu setting di mana pada komunitas tersebut terdapat tujuan berguru yang sifatnya mutual (saling menguntungkan), dan menawarkan adanya kepedulian terhadap pembelajaran dari setiap individu anggotanya. Komunitas berguru menjadi sebuah wadah yang akan mendorong terjadinya proses pembelajaran pada setiap anggotanya.

Demikian goresan pena perihal komunitas berguru (learning community) yang seyogyanya selalu terbentuk di dalam kelas pada pembelajaran anda dari blog penelitian tindakan kelas. Semoga bermanfaat.
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Komunitas Berguru (Learning Community) Dan Kelas Anda"

Posting Komentar