ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Blog Mengenal Model Pembelajaran Langsung; (2) Alasan Mengapa Menggunakan Model Pembelajaran Langsung; (3) Merencanakan Model Pembelajaran Langsung; serta (4) Sintaks Model Pembelajaran Langsung, maka sekarang saatnya untuk mengulas perihal Cara Mengelola Kelas yang Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction). Tulisan ini bersumber pada buku Educational Psychology karya Anita E. Wolfolk yang ditebitkan oleh Allyn and Bacon pada tahun 1995 dan buku dengan judul yang sama: Educational Psychology karya Robert E. Slavin dengan penerbit yang sama (Allyn and Bacon) pada tahun 1997. Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Model pengajaran eksklusif atau yang lebih dikenal sebagai model pembelajaran eksklusif tentu saja pengelolaan pelaksanaannya berbeda dengan model pembelajaran lain menyerupai model pembelajaran kooperatif atau model pembelajaran menurut duduk kasus (PBM). Berikut ada beberapa tips yang sanggup kita ikuti untuk mengimplementasikan model pembelajaran ini di kelas.Implementasi Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) |
1. Tips biar Implementasi Model Pembelajaran Langsung Sukses
a. Pusatkan Perhatian Siswa
Siswa harus mempunyai perhatian yang terpusat kepada guru pada dikala guru melaksanakan presentasi atau demonstrasi. Ini ialah kunci sukses yang harus diyakinkan dipegang oleh guru selama pembelajaran dengan model direct instruction berlangsung. Terpusatnya perhatian (atensi) siswa akan membantu siswa untuk mengetahui detail-detail dari keterampilan atau pengetahuan yang sedang dipresentasikan atau didemonstrasikan oleh guru. Ingat, model pembelajaran eksklusif didasarkan pada Teori Pemodelan Tingkah Laku atau Teori Pembelajaran Sosial. Pembicaraan antar siswa hanya diperbolehkan pada dikala diberikan kesempatan untuk berdiskusi. Tidak pada dikala presentasi atau demonstrasi oleh guru.b. Lakukan Presentasi atau Demonstrasi dengan Baik dan Efektif
Guru harus melaksanakan presentasi dan demonstrasi dengan baik. Penerapan model pembelajaran eksklusif (direct instruction) mensyaratkan ini. Prinsip ekonomi dan prinsip power sebagaimana telah diuraikan pada goresan pena Merencanakan Implementasi Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) harus diterapkan. Prensentasi dan demonstrasi harus dilakukan secara singkat, per sub komponen keterampilan, dengan urutan yang logis. Guru harus bersikap aktif, biar siswa tidak kehilangan atensi terhadap presentasi dan demonstrasi yang sedang dilakukan.
c. Jaga Motivasi Siswa biar Selalu dalam Level yang Cukup
Membuat siswa tetap termotivasi selama kegiatan pembelajaran bukanlah hal yang mudah. Tetapi, dalam implementasi model pembelajaran eksklusif (direct instruction) hal ini sangatlah penting dan krusial, lebih-lebih siswa harus memperhatikan setiap presentasi dan demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Karena itu guru harus mengatur tempo pembelajaran, penanganan siswa yang mengganggu proses pembelajaran sehingga mengganggu konsentrasi siswa lain, dan untuk melaksanakan ini dibutuhkan teknik-teknik tersendiri.d. Sediakan Lingkungan Belajar yang Baik
Sedikit sudah disebut di tips ketiga di atas bahwa guru harus menciptakan suasana kelas aman untuk menciptakan siswa tetap fokus pada presentasi atau demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Selain mengatur tingkah laris siswa yang mungkin sanggup mengganggu kelancaran pembelajaran atau perhatian siswa lain maka penataan ruangan dan susunan daerah duduk juga menjadi kunci penting kesuksesan pelaksanaan model pembelajaran eksklusif (direct instruction) ini. Lingkungan berguru dengan ruangan yang mempunyai penerangan yang cukup, pengaturan daerah duduk yang memungkinkan semua siswa sanggup memperhatikan presentasi atau demonstrasi dari guru, sampai hal-hal kecil lainnya sanggup mempengaruhi keberhasilan penerapan model pembelajaran langsung.e. Terapkan Strategi-Strategi Mengajar yang Baik
Strategi-strategi mengajar yang baik dibutuhkan untuk menjamin keadaan lingkungan berguru yang sesuai untuk pelaksanaan model pembelajaran eksklusif (direct instruction) ini. Guru perlu mempunyai kemampuan mengatur giliran keterlibatan siswa dalam kegiatan berguru mengajar menyerupai bertanya, menjawab pertanyaan guru, melaksanakan latihan, dan sebagainya. Selain itu strategi-strategi khsusus untuk penanganan siswa yang suka berbicara, siswa yang menyimpang tingkah lakunya dari kegiatan pembelajaran juga sangat penting. Di bawah ini akan dibahas secara khusus strategi-strategi mengajar yang penting diterapkan pada model pembelajaran eksklusif (direct instruction).2. Strategi-Strategi Mengajar yang Penting Diterapkan pada Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Beberapa taktik penting untuk diterapkan pada model pembelajaran eksklusif (direct instruction) antara lain: (a) penanganan siswa yang suka berbicara; (b) pengaturan tempo pembelajaran; (c) penanganan penyimpangan tingkah laris siswa; dan (d) pengaturan partisipasi (giliran).a. Penanganan Siswa yang Suka Berbicara
Siswa yang suka berbicara dan bertanya di luar waktu yang tepat yang telah disediakan guru sanggup mengganggu kemulusan presentasi atau demonstrasi guru. Siswa yang menyerupai ini sanggup memperlanbat tempo pembelajaran. Tingkat keseriusan duduk kasus yang diakibatkan oleh siswa yang suka bicara dan bertanya bisa macam-macam, mulai dari yang sekedar mengganggu presentasi atau demonstrasi guru, sampai yang mengganggu keseluruhan kelas (termasuk siswa lain) yang sedang memperhatikan guru.Untuk pencegahan terjadi sikap siswa yang kontraproduktif dengan pembelajaran eksklusif ini, maka guru harus mempunyai peraturan untuk diberlakukan, misalnya, untuk bertanya siswa harus memanfaatkan waktu yang diberikan guru, di luar itu pertanyaan akan diabaikan. Selain itu, juga harus ada hukum berbicara di kelas. Peraturan harus dilaksanakan secara konsisten sehingga siswa akan terbiasa dengannya.
b. Pengaturan Tempo Pembelajaran
Tempo pembelajaran eksklusif harus diatur sedemikian rupa sehingga seluruh rangkaian sintaks (fase-fase) pembelajaran eksklusif ini sanggup berjalan dengan mulus dan efektif. Guru harus mempunyai sensitivitas terhadap tingkah laris siswa yang mungkin akan mengganggu tempo pembelajaran. Guru juga harus konsisten dengan sintaks model pembelajaran ini alasannya ialah seringkali ditemukan di lapangan guru yang sedang melaksanakan demonstrasi misalnya, tiba-tiba menghentikannya walaupun belum simpulan alasannya ialah melontarkan pertanyaan kepada siswa. Guru juga seringkali lupa fragmentasi presentasinya sehingga tidak lagi sesuai dengan perencanaan. Penjelasan yang terlalu panjang lebar di suatu kelas mungkin berguna, tetapi justru tidak efektif di kelas lain.c. Penanganan Penyimpangan Tingkah Laku Siswa
Model pembelajaran eksklusif biasanya diterapkan di dalam kelas dengan jumlah siswa yang cukup banyak. Di antara sekian banyak siswa ini biasanya selalu ada yang melaksanakan banyak sekali tingkah laris yang menyimpang dari kegiatan berguru efektif. Mereka dengan tingkah lakunya sanggup mengganggu siswa lain di sekitarnya atau bahkan mengganggu seluruh siswa dan juga guru di kelas itu. Pada dikala menyerupai ini, tidak penting untuk mencari penyebab penyimpangan tingkah laris tersebut, alasannya ialah akan menyita waktu yang cukup banyak. Hal yang sangat urgen dilakukan guru ialah menghentikan sesegera mungkin penyimpangan tingkah laris tersebut.Beberapa teknik sanggup dilakukan untuk mencegah munculnya sikap menyimpang yang parah pada siswa. Teknik-teknik seperti: (1) being with it; (2) overlappingness; dan (3) menghentikan segera sikap menyimpang, harus dikuasai oleh guru.
1) Being With It
Being with it ialah suatu istilah untuk memerikan bagaimana seorang guru selalu awas dengan seluruh siswa yang ada di kelasnya, bahkan ketika ia sedang berada dalam posisi memunggungi mereka. Kebanyakan guru berpengalaman mempunyai keterampilan ini. Guru-guru menyerupai ini seakan mempunyai “mata” di potongan belakang kepala mereka. Guru-guru dengan kemampuan being-with-it-ness bisa mengenali dengan segera siswa yang mulai memperlihatkan sikap menyimpang dari kegiatan belajar. Bila terjadi sedikit kekacauan di salah satu sudut kelas, dengan tepat ia akan bisa mengenali siswa yang harus bertanggung jawab atas kekacauan itu. Latihanlah yang menciptakan guru menguasai keterampilan ini.
2) Overlappingness
Guru yang efektif harus bisa melaksanakan teknik overlappingness. Artinya guru, bisa melaksanakan lebih dari satu kegiatan sekaligus dikala melaksanakan model pembelajaran eksklusif di kelasnya. Contoh overlappingness misalnya, ketika guru sedang melaksanakan presentasi tetapi di dikala yang sama mengetahui ada siswa dengan tingkah laris yang tidak sesuai dengan acara pembelajaran, maka sembari terus melaksanakan presentasi ia berjalan ke arah siswa yang melaksanakan tingkah laris menyimpang tadi untuk menghentikannya dengan cara menyentuh bahunya, tanpa perlu menegur atau menasihatinya. Dengan demikian guru melaksanakan sekaligus dua kegiatan: pertama melaksanakan presentasi dan kedua menghentikan sikap menyimpang. Pengalaman dan latihan yang baik juga menciptakan keterampilan overlappingness ini akan terasah sempurna.
3) Menghentikan Segera Perilaku Menyimpang
Kadangkala, di dalam pelaksanaan model pembelajaran eksklusif (direct instruction) ada saja siswa yang benar-benar susah tidak boleh sikap menyimpangnya dengan cara-cara halus (misalnya mendekati dan menyentuh bahunya, atau memandang lurus ke arah siswa tersebut untuk memberi instruksi biar ia berhenti dengan tingkah lakunya yang tidak sesuai itu). Karena itu siswa tersebut harus segera tidak boleh sebelum gangguan yang ditimbulkannya semakin parah. Untuk ini, guru sanggup melakukannya dengan menawarkan eksklusif peringatan lisan(walaupun akan mengganggu sesaat kegiatan pembelajaran) dengan memperlihatkan kejelasan maksud dan ketegasan. Perlu diingat bahwa teguran secara eksklusif untuk menghentikan dengan segera sikap menyimpang ini tidak boleh dilakukan dengan kata-kata kasar. Ketegasan dan kejelasan tidak sama dengan kekasaran. Contoh kata-kata yang sanggup diucapkan guru untuk menghentikan sikap menyimpang siswa selama pelaksanaan model pembelajaran eksklusif (direct instruction) misalnya: “Jangan berbicara selagi saya sedang menjelaskan sesuatu!” Atau “Hentikan segera, sangat tidak menyukai perbuatan menyerupai itu!”
3. Pengaturan Partisipasi (Giliran)
Model pembelajaran eksklusif (direct instruction) seringkali dikritik alasannya ialah salah satu kelemahannya ialah tugas guru yang terlalu lebih banyak didominasi dalam kegiatan pembelajaran (teacher centered). Akibatnya, seringkali siswa menjadi sangat pasif. Sebenarnya ini tidak perlu terjadi jikalau guru benar-benar mempersiapkan pembelajaran eksklusif dengan baik. Pengaturan giliran dalam berpartisipasi oleh guru sangat penting. Ia harus melakukannya secara acak dan tidak boleh terjebak untuk menawarkan kesempatan partisipasi yang terlalu besar kepada siswa-siswa yang duduk di gugusan depan. Guru sanggup pula mengubah-ubah posisi berdirinya dengan tidak melulu berada di depan, tetapi juga sesekali ke sudut-sudut kelas atau ke potongan belakang jikalau memungkinkan.Demikian pembahasan seri Model Pembelajaran Langsung (Model Pengajaran Langsung / Direct Instruction) dari blog Penelitian Tindakan Kelas (PTK), semoga mempunyai kegunaan bagi kita semua.
0 Response to "Cara Mengimplementasikan Model Pembelajaran Pribadi (Direct Instruction)"
Posting Komentar