Bagaimana Tanggung Jawab Berguru Pada Siswa Kita?

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Tanggung Jawab Belajar dan PR

Kemarin siang, salah seorang rekan guru di sekolah saya hampir saja lepas kendali emosi. Untungnya, dia yang sudah senior dengan puluhan tahun menghadapai aneka macam tingkah polah siswa sanggup meredakan marahnya. Dua anak kelas 9 yang dimintanya mengumpulkan kembali buku paket pelajaran yang dipinjami setahun yang kemudian ketika kelas 8 selalu tidak membawa buku tersebut. Sudah beberapa kali mereka ditagih dan selalu berkata bahwa mereka lupa membawanya. Wajar dan manusiawi jikalau dia merasa gondok banget.

Perhatian Siswa Terpecah oleh Hal-Hal lain

Itu hanya sebuah ilustrasi kecil, betapa hal-hal yang berkaitan dengan sekolah seringkali tak diacuhkan oleh mereka. Boro-boro belajar, membawa buku yang dipinjamkan kepada mereka saja lupa. Padahal buku tersebut akan dipinjamkan kembali kepada adik kelas mereka yang kini sudah naik kelas dan duduk di kelas 8. Dewasa ini banyak kalangan pendidik (baca: guru) mengeluh wacana siswa-siswi mereka yang sekan-akan kehilangan rasa tanggung jawab terhadap mencar ilmu mereka. Tidak mengerjakan PR, lupa membawa buku tertentu, salah jadwal, dsb selalu terjadi di hampir setiap kelas. Memang ini ialah sesuatu yang sangat penting artinya dalam pendidikan anak. Siswa kini cenderung banyak terpecah perhatian akan hal-hal lain selain belajar. Padahal, justru pada masa-masa bersekolah inilah, kemandirian dan tanggung jawab mencar ilmu perlu dibina pada diri mereka.
Banyak hal yang sanggup mengakibatkan para siswa itu terpecah perhatiannya. Beberapa di antaranya ialah program tv yang pada jaman kini majemuk dan tersedia sepanjang waktu.  Seorang guru kolega saya pernah berkata begini: “Anak-anak kini gak pernah sanggup lepas dari kegiatan menonton tv. Beda dengan saya dulu ketika masih bersekolah, bagi saya mengerjakan PR dan mencar ilmu selalu menjadi prioritas utama. Setelah akibat mengerjakan PR dan mencar ilmu gres saya menonton tv.”

Memang, pada jaman sobat saya itu masih berpredikat sebagai pelajar, program tv dan stasiun tv masih belum begitu semarak. Apalagi ketika saya masih sd dulu. Saya ingat betul, stasiun tv yang mengudara hanya TVRI, dan tak ada pilihan program tv selain itu. Makara masuk akal saja jikalau tv tidak terlalu kuat pada acara saya sepulang sekolah atau pada malam hari. PR yang diberikan oleh guru sanggup saya kerjakan sebelum shalat Isya, dan mencar ilmu lagi sekitar 45 – 60 menit. Nah, bandingkan pada jaman sekarang, jikalau saja saya mau getol duduk di depan tv, program yang menarik untuk disimak selalu tersedia. Jika tayangan di stasiun A tidak menarik, saya tinggal pencet remote dan segera beralih ke tayangan lain dari stasiun B, atau stasiun lain yang berbeda. Selama 1 x 24 jam, selalu ada tayangan yang menarik untuk ditonton. Beberapa acara lain yang juga sering mengganggu mencar ilmu anak ialah bermain game di PS (play station), dan tentu saja internet (fb, chat, dsb).

Konklusi dan Kemungkinan Solusi

Sungguh berat godaan terhadap pelajar jaman sekarang. Bila mereka tak berilmu memanajemen waktu dan kurang pengawasan maka pendidikan mereka akan dengan gampang terganggu. Peran orang bau tanah di rumah menjadi sangat penting. Orang bau tanah seharusnyalah yang menjadi pengontrol kegiatan anak. Menegur jikalau mereka lalai akan waktu dan belajar. Membimbing dan mengarahkan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan sekolah dan pendidikan ialah nomor satu. Sementara guru, sebaiknya selalu menunjukkan tindak lanjut terhadap pembelajaran yang dilakukannya di kelas dengan menunjukkan kiprah untuk dikerjakan di rumah. Dan, jikalau siswa melalaikan kiprah tersebut, ada baiknya mereka diberikan sangsi atau tindakan lain yang sanggup menciptakan mereka lebih bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya.
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Bagaimana Tanggung Jawab Berguru Pada Siswa Kita?"

Posting Komentar