ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Pada goresan pena sebelumnya di blogPTK : Cara Menulis Latar Belakang Masalah. Tulisan kali ini masih membahas persoalan yang sama, hanya saja dengan teladan yang berbeda. Maksudnya semoga tambah jelas.
Sehingga Latar Belakang akan jadi menyerupai ini:
Mudah-mudahan dengan kedua teladan (PTK : Cara Menulis Latar Belakang Masalah dan PTK : Cara Menulis Latar Belakang Masalah Bag 2) ini, anda tidak lagi mengalami kesulitan dalam menulis latar belakang persoalan untuk anjuran atau laporan PTK anda.
Unsur-Unsur Esensial Latar Belakang Masalah
Sekali lagi, dalam menulis Latar Belakang Masalah untuk Proposal PTK atau Laporan PTK anda harus memperhatikan komponen/unsur-unsur esensial yang harus terdapat di dalamnya. Unsur-unsur yang dimaksud yaitu :- Kondisi ideal di dalam kelas/pembelajaran yang dibutuhkan oleh guru/peneliti.
- Kondisi dikala ini (yang sedang terjadi) di dalam kelas/pembelajaran guru/peneliti.
- Kesenjangan (gap) antara kondisi ideal (no.1) dengan kondisi dikala ini (no.2) beserta penyebab munculnya kesenjangan (gap), dengan kata lain akar permasalahan yang muncul/sumber masalah.
- Urgensi penyelesaian masalah, atau dengan kata lain dampak-dampak negatif kalau permasalahan di kelas/pembelajaran guru tersebut tidak diselesaikan.
- Alternatif solusi/pemecahan persoalan berupa tindakan (action) terbaik yang diperkirakan sanggup menuntaskan masalah.
Contoh Cara Menulis Latar Belakang Masalah
Mari kita lihat teladan berikut, yang disajikan dalam bentuk tabel supaya anda gampang membedakan kelima unsur penyusun Latar Belakang Masalah tersebut:No. | Unsur Paragraf | Rumusan Paragraf Latar Belakang Masalah |
---|---|---|
1. | Kondisi ideal di dalam kelas/pembelajaran yang dibutuhkan oleh guru/peneliti. | Penguasaan keterampilan matematis yaitu suatu keterampilan prasyarat yang mutlak harus dimiliki oleh siswa dikala mempelajari bahan IPA Fisika. Keterampilan matematis yang baik akan membawa siswa menjadi pebelajar yang bisa menuntaskan soal-soal yang mengandung perhitungan matematis. Bila kemampuan dalam penguasaan keterampilan matematis (dalam hal ini) penyelesaian hitungan-hitungan yang melibatkan banyak sekali macam operasi menyerupai penjumlahan, perkalian, pembagian dari banyak sekali jenis bilangan mulai dari bilangan bulat, bilangan desimal, sampai bilangan berpangkat atau pecahan tentu akan sangat membantu guru IPA Fisika dalam membelajarkan konsep-konsep yang akan diberikan. |
2. | Kondisi dikala ini (yang sedang terjadi) di dalam kelas/pembelajaran guru/peneliti. | Kenyataan di kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri Danau Panggang, penguasaan keterampilan perhitungan matematis masih kurang baik, sehingga mengakibatkan guru terhambat dalam membelajarkan konsep-konsep IPA Fisika yang harus mereka kuasai. Kenyataan ini tampak pada hasil-hasil analisis ulangan harian yang dilakukan oleh peneliti (guru IPA), di mana kebanyakan soal yang tidak bisa atau tidak tepat dijawab oleh siswa yaitu soal-soal yang melibatkan perhitungan matematis yang rumit / kompleks. |
3. | Kesenjangan (gap) antara kondisi ideal (no.1) dengan kondisi dikala ini (no.2) beserta penyebab munculnya kesenjangan (gap), dengan kata lain akar permasalahan yang muncul/sumber masalah. | Kemungkinan penyebab permasalahan ini yaitu kurangnya latihan/tugas yang tersusun dengan urutan yang baik (logis). Suatu kiprah / latihan untuk mengajarkan sebuah keterampilan kompleks menyerupai keterampilan perhitungan matematis seharusnya diurutkan dari yang kurang kompleks menuju yang lebih kompleks, dari keterampilan perhitungan matematis yang sederhana menuju ke keterampilan perhitungan matematis yang lebih kompleks. |
4. | Urgensi penyelesaian masalah, atau dengan kata lain dampak-dampak negatif kalau permasalahan di kelas/pembelajaran guru tersebut tidak diselesaikan. | Kemampuan dalam penguasaan keterampilan matematis ini memang seharusnya lebih menjadi tanggung jawab guru matematika. Akan tetapi, apabila permasalahan ini terus dibiarkan maka akan sangat berdampak pada proses dan hasil pembelajaran IPA mereka. Proses pembelajaran IPA Fisika akan menjadi terhambat, sehingga hasil yang dibutuhkan juga tentunya tidak akan sanggup dicapai dengan baik. Jadi, menuntaskan permasalahan ini sudah pula sepantasnya menjadi cuilan kiprah guru IPA. |
5. | Kondisi ideal di dalam kelas/pembelajaran yang dibutuhkan oleh guru/peneliti. | Kauchack dan Eggen (1993), pada dikala akan mengajarkan sebuah keteraampilan kompleks, guru sebaiknya melaksanakan task analysis terlebih dahulu. Task anaylisis yaitu acara yang dilakukan dikala merencanakan pembelajaran, di mana guru memecah-memecah sebuah keterampilan kompleks menjadi komponen-komponen berupa keterampilan-keterampilan yang lebih sederhana menurut uruta-urutan prasyarat. Perencanaan dengan melaksanakan task analysis ini yaitu merupakan alternatif solusi terbaik yang mungkin dilakukan oleh guru IPA dalam upayanya untuk memecahkan permasalahan tersebut di atas. |
Sehingga Latar Belakang akan jadi menyerupai ini:
A. LATAR BELAKANG MASALAH Penguasaan keterampilan matematis yaitu suatu keterampilan prasyarat yang mutlak harus dimiliki oleh siswa dikala mempelajari bahan IPA Fisika. Keterampilan matematis yang baik akan membawa siswa menjadi pebelajar yang bisa menuntaskan soal-soal yang mengandung perhitungan matematis. Bila kemampuan dalam penguasaan keterampilan matematis (dalam hal ini) penyelesaian hitungan-hitungan yang melibatkan banyak sekali macam operasi menyerupai penjumlahan, perkalian, pembagian dari banyak sekali jenis bilangan mulai dari bilangan bulat, bilangan desimal, sampai bilangan berpangkat atau pecahan tentu akan sangat membantu guru IPA Fisika dalam membelajarkan konsep-konsep yang akan diberikan. Kenyataan di kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri Danau Panggang, penguasaan keterampilan perhitungan matematis masih kurang baik, sehingga mengakibatkan guru terhambat dalam membelajarkan konsep-konsep IPA Fisika yang harus mereka kuasai. Kenyataan ini tampak pada hasil-hasil analisis ulangan harian yang dilakukan oleh peneliti (guru IPA), di mana kebanyakan soal yang tidak bisa atau tidak tepat dijawab oleh siswa yaitu soal-soal yang melibatkan perhitungan matematis yang rumit / kompleks. Kemungkinan penyebab permasalahan ini yaitu kurangnya latihan/tugas yang tersusun dengan urutan yang baik (logis). Suatu kiprah / latihan untuk mengajarkan sebuah keterampilan kompleks menyerupai keterampilan perhitungan matematis seharusnya diurutkan dari yang kurang kompleks menuju yang lebih kompleks, dari keterampilan perhitungan matematis yang sederhana menuju ke keterampilan perhitungan matematis yang lebih kompleks. Kemampuan dalam penguasaan keterampilan matematis ini memang seharusnya lebih menjadi tanggung jawab guru matematika. Akan tetapi, apabila permasalahan ini terus dibiarkan maka akan sangat berdampak pada proses dan hasil pembelajaran IPA mereka. Proses pembelajaran IPA Fisika akan menjadi terhambat, sehingga hasil yang dibutuhkan juga tentunya tidak akan sanggup dicapai dengan baik. Jadi, menuntaskan permasalahan ini sudah pula sepantasnya menjadi cuilan kiprah guru IPA. Kauchack dan Eggen (1993), pada dikala akan mengajarkan sebuah keteraampilan kompleks, guru sebaiknya melaksanakan task analysis terlebih dahulu. Task anaylisis yaitu acara yang dilakukan dikala merencanakan pembelajaran, di mana guru memecah-memecah sebuah keterampilan kompleks menjadi komponen-komponen berupa keterampilan-keterampilan yang lebih sederhana menurut uruta-urutan prasyarat. Perencanaan dengan melaksanakan task analysis ini yaitu merupakan alternatif solusi terbaik yang mungkin dilakukan oleh guru IPA dalam upayanya untuk memecahkan permasalahan tersebut di atas. |
---|
Mudah-mudahan dengan kedua teladan (PTK : Cara Menulis Latar Belakang Masalah dan PTK : Cara Menulis Latar Belakang Masalah Bag 2) ini, anda tidak lagi mengalami kesulitan dalam menulis latar belakang persoalan untuk anjuran atau laporan PTK anda.
0 Response to "Ptk : Cara Menulis Latar Belakang Duduk Perkara Bag 2"
Posting Komentar