Perencanaan Model Pembelajaran Eksklusif (Direct Instruction)

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
aspek perencanaan model pembelajaran eksklusif Perencanaan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
aspek-aspek perencanaan model pembelajaran langsung
Sebelumnya di blog Apa itu Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) atau lazim pula disebut sebagai Model Pengajaran Langsung yang meliputi tujuan pembelajaran yang sanggup dicapai, sintaks (langkah-langkah) pembelajaran secara umum, sampai lingkungan berguru dan sistem pengelolaan. Kali ini pembahasan ihwal model pembelajaran eksklusif (direct instruction) ini akan kita lanjutkan mengenai bagaimana teknik perencanaannya sehingga ketika menerapkan model pembelajaran ini sanggup sukses.

Adapun pembahasan ihwal aspek-aspek perencanaan model pembelajaran eksklusif ini meliputi: (1) merumuskan tujuan pembelajaran; (2) menentukan bahan pembelajaran; (3) melaksanakan analisis kiprah (task analysis); (4) merencanakan alokasi waktu; dan (5) merencanakan pengaturan ruang kelas. Mari kita simak sama-sama bahasannya satu persatu.

1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Sekedar mengingatkan kembali, bahwa pada goresan pena sebelumnya ihwal Mengenal Apa itu Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) telah dijelaskan bahwa model pembelajaran ini paling efektif dipakai untuk mata pelajaran yang berkaitan dengan penguasaan keterampilan menyerupai matematika atau membaca, di mana materi-materi (keterampilan) pada mata pelajaran tersebut sanggup diajarkan selangkah demi selangkah.

Tujuan pembelajaran yang baik harus berpatokan pada beberapa syarat berikut:
a. Mengacu pada siswa
b. Bersifat spesifik (khusus)
c. Uraian ihwal situasi penilaian (kondisi evaluasi) jelas
d. Mengandung kriteria keberhasilan (tingkat pencapaian kinerja yang diharapkan)

2. Memilih Materi Pembelajaran

Pemilihan bahan pembelajaran tentu saja harus mengacu kepada tuntutan kurikulum. Cara pemilihan bahan menyerupai ini merupakan cara paling gampang dan terjamin efektivitasnya, sebab kurikulum telah disusun oleh para pakar psikologi pendidikan terkait dengan pengetahuan awal prasyarat. Kurikulum sekolah telah dirancang sedemikian rupa sehingga strukturnya (urutan, kedalaman, dan keluasannya) sesuai dengan perkembangan penerima didik (siswa).

Walaupun demikian, sebaiknya guru, dalam menentukan bahan pembelajaran harus memahami: (a) prinsip ekonomi; dan (b) prinsip power. Hal ini telah usang dikemukakan oleh pakar psikologi pendidikan Jerome Brunner dalam bukunya yang berjudul On Knowing: Essays for The Left Hand yang diterbitkan oleh Cambridge, Mass: Harvard University pada tahun 1962.

a. Prinsip Ekonomi dalam Menentukan Materi Pembelajaran

Kenyataan di kelas, menurut banyak hasil penelitian, guru telah menyajikan banyak presentasi dan demonstrasi yang tidak efektif. Guru seringkali menyajikan terlalu banyak informasi yang sifatnya justru tidak relevan dan tidak penting. Akibatnya justru sangat buruk. Presentasi dan demostrasi yang terlalu panjang dan bertele-tele justru menciptakan siswa akan mengalami kesulitan untuk memahami ide-ide dan keterampilan pokok yang harus mereka pelajari.

Penggunaan prinsip ekonomi dalam menentukan bahan pembelajaran maksudnya, guru harus betul-betul mempertimbangkan seberapa banyak informasi yang akan disajikan selama alokasi waktu tertentu. Prinsip ekonomi apabila dipakai oleh guru ketika merencanakan pembelajaran langsung, akan menciptakan guru lebih terdorong untuk memperlihatkan rangkuman singkat  mengenai ide-ide atau keterampilan-keterampilan pokok saja dan dilakukan beberapa kali selama acara berguru mengajar. Penggunaan prinsip ekonomi dalam penentuan bahan pembelajaran untuk model pembelajaran eksklusif ini akan memperlihatkan kemungkinan kepada guru untuk menentukan suatu konsep yang penting dan sulit kemudian menjadikannya terperinci dan gampang bagi siswa. Prinsip ekonomi tidak menghendaki guru menentukan konsep-konsep gampang kemudian justru menimbulkan konsep itu kabur dan menjadi tampak sulit sebab klarifikasi yang bertele-tele.

Jadi kesimpulannya, dengan menerapkan prinsip ekonomi dalam menentukan bahan pembelajaran pada model pembelajaran eksklusif (direct instruction), guru melaksanakan pembatasan tujuan pembelajaran untuk mengoptimalkan alokasi waktu, sarana pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, atau hal-hal lainnya ketika memperlihatkan klarifikasi secara verbal (verbal) atau selama demonstrasi.

b. Prinsip Power dalam Menentukan Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang disajikan oleh guru akan mempunyai power (kekuatan) bila bahan pembelajaran yang telah dipilih disajikan secara lugas dan logis. Materi pembelajaran harus diorganisasikan secara logis sehingga siswa memperoleh akomodasi untuk mempelajari korelasi antara fakta-fakta, prinsip-prinsip, atau konsep-konsep kunci dalam suatu pokok bahasan.

Perlu dicatat bahwa prinsip ekonomi dan prinsip power sanggup diterapkan oleh semua guru dan tidak dibatasi oleh kemampuan dan cara mengajar guru. Prinsip ekonomi dan prinsip power lebih ditentukan oleh aspek-aspek perencanaan. Makara kunci kesuksesan model pembelajaran eksklusif (direct instruction) yang menerapkan kedua prinsip ini ialah perencanaan. Sebuah presentasi atau demonstrasi yang monoton sekalipun akan jauh memperlihatkan hasil yang lebih baik dibanding presentasi dan demontsrasi yang menyenangkan dan dinamis tetapi kacau balau dan bertele-tele.

3. Melakukan Analisis Tugas (Task Analysis)

Sebelum melaksanakan pembelajaran yang mengimplementasikan model pembelajaran eksklusif (direct instruction), guru harus selalu melaksanakan analisis kiprah (task analysis). Tahapan ini bukanlah sebuah pekerjaan yang sulit. Analisis kiprah (task analysis) hanya memerlukan kecermatan seorang guru ketika merencanakan model pembelajaran langsung.

Apa yang dimaksud dengan analisis tugas? Analisis kiprah (task analysis) ialah sebuah teknik yang harus dilakukan guru, di mana guru membagi-bagi suatu keterampilan yang kompleks menjadi komponen-komponen bagian, dengan demikian sanggup diajarkan dengan teladan sesuai urutan yang paling baik dan logis selangkah demi selangkah.

Pada kenyataannya, sebuah keterampilan yang kompleks tidak sanggup dipelajari dengan gampang dalam satu waktu tertentu melalui pemodelan (demonstrasi). Keterampilan tersebut harus diajarkan serpihan per serpihan secara berurutan. Pengetahuan atau keterampilan yang kompleks harus dipecah menjadi komponen-komponen bagian,tahap demi tahap. Bayangkan, bagaimana siswa sanggup menarikan Tari Pendet dengan baik bila setiap serpihan gerakan tidak diajarkan atau didemonstrasikan satu per satu secara berurutan? Atau, siswa tentu tidak akan sanggup melaksanakan pengamatan benda-benda mikroskopis bila mereka tidak diajarkan sub-sub keterampilan melaksanakan pengamatan dengan mikroskop.

Guru, pada ketika melaksanakan perencanaan model pembelajaran eksklusif (direct instruction) dengan gampang sanggup melaksanakan analisis kiprah (task analysis) dengan cara:
(1) Meminta klarifikasi kepada orang yang menguasai dan sanggup melaksanakan keterampilan kompleks itu, atau amati pada ketika orang tersebut melaksanakan keterampilan tersebut. Bila guru sendiri juga menguasai keterampilan itu, maka tentu lebih gampang lagi. Guru tinggal melaksanakan keterampilan kompleks itu sendiri.
(2) Memecah-mecah keterampilan kompleks tersebut menjadi komponen-komponen serpihan (keterampilan-keterampilan bagian).
(3) Menyusun keterampilan-keterampilan serpihan tersebut dengan urutan yang logis sehingga tampak terperinci bahwa suatu keterampilan serpihan akan menjadi keterampilan prasyarat bagi keterampilan balian yang lain.
(4) Menetapkan perencanaan taktik untuk mengajarkan atau mendemonstrasikan setiap keterampilan serpihan tersebut, kemudian mempersatukannya menjadi keterampilan kompleks yang utuh yang harus dipelajari siswa tersebut.

4. Merencanakan Alokasi Waktu

Perencanaan alokasi waktu dalam implementasi model pembelajaran eksklusif (direct instruction) ialah sangat vital. Kemampuan guru mengenali seberapa kemampuan dan talenta siswa untuk mengikuti suatu pembelajaran eksklusif dengan bahan tertentu akan sangat membantu penetuan alokasi waktu yang sesuai. Pada umumnya guru yang kurang berpengalaman (guru yang masih muda) cenderung memperlihatkan alokasi waktu yang terlalu sedikit. Mereka menaksir terlalu rendah jumlah jam yang dibutuhkan untuk mengajarkan suatu pengetahuan atau keterampilan.

Sewaktu melaksanakan perencanaan alokasi waktu, guru harus mempertimbangkan:
a. Apakah waktu yang disediakan cukup, sesuai dengan kemampuan siswa?
b. Pemberian motivasi kepada siswaa, sehingga semua tetap berada dalam kiprah belajarnya dengan atensi (perhatian) yang optimal. Ingat, model pembelajaran eksklusif (direct instruction) sebagai model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) menuntuk siswa selalu mempunyai perhatian yang optimal terhadap klarifikasi atau demontrasi yang diberikan oleh guru.

5. Merencanakan Pengaturan Ruang Kelas

Dikarenakan model pembelajaran eksklusif (direct instruction) membutuhkan atensi siswa kepada guru (model) yang sedang melaksanakan presentasi dan demonstrasi, maka pengaturan ruang kelas juga menjadi sesuatu hal yang penting untuk diperhatikan. Formasi daerah duduk dan pengaturan ruang kelas harus memungkinkan siswa gampang mengamati semua sesi demonstrasi yang dilakukan. Guru sebaiknya berada pada posisi di depan kelas, kalau perlu di daerah yang lebih tinggi, yang sanggup dipandang atau diamati seluruh siswa dari setiap arah. Formasi kelas tradisional sangat cocok dipakai untuk penerapan model pembelajaran eksklusif (direct instruction).

Demikian goresan pena mengenai Perencanaan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) dari blog PTK dan Model-Model Pembelajaran. Semoga bermanfaat.
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Perencanaan Model Pembelajaran Eksklusif (Direct Instruction)"

Posting Komentar