Alasan-Alasan Mengapa Memakai Model Pembelajaran Langsung

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Mengapa banyak hebat psikologi pendidikan merekomendasikan penggunaan (implementasi) model pembelajaran eksklusif (direct instruction) di kelas? Nah, kali ini, sesudah dua goresan pena sebelumnya yang juga membahas mengenai model pembelajaran langsung: (1) Mengenal Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction); dan (2) Perencanaan Penggunaan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction), maka kali ini blog PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Model-Model Pembelajaran akan mengupas alasan-alasan mengapa guru dianjurkan untuk memakai model pembelajaran eksklusif di kelas.

1. Model Pembelajaran Langsung atau Direct Instruction Pada Tahap Perencanaannya Menggunakan Analisis Tugas (Task Analysis) yang Merupakan Perwujudan dari Analisis Sistem (System Analysis)


Kita sudah membahas analisis kiprah (task analysis) dan bagaimana melakukannya pada artikel Perencanaan Penggunaan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) sebelumnya. Lalu apa analisis sistem (system analysis) itu? Analisis sistem yaitu suatu teknik yang mempelajari bagaimana cara menguraikan bagian-bagian dari sesuatu yang utuh, sehingga bagian-bagian itu sanggup diajarkan melalui langkah-langkah yang jauh lebih pendek. Analisis sistem merupakan landasan teori mengapa model pembelajaran eksklusif disarankan untuk dipakai dalam sebuah pembelajaran di kelas.

Sejatinya, analisis sistem berawal dari bermacam bidang pengetahuan, yang telah mensugesti pola berpikir dikala melaksanakan banyak sekali penelitian dan pengembangan. Beberapa bidang yang sering memakai analisis sistem yaitu bidang biologi,  proses belajar, teori organisasi, dan teori sosial. Dalam melaksanakan analisis sistem, dipelajari hubungan-hubungan dan keterkaitan-keterkaitan yang terdapat antar komponen-komponen bab yang saling bergantung yang telah menyusun suatu kesatuan. Pada bidang biologi kita mengenal sistem yang disebut ekosistem, terdiri dari komponen biotik (makhluk hidup) dan komponen abiotik (makhluk tak hidup). Komponen biotik dan abiotik menyusun ekosistem dan saling bergantung satu sama lain. Contoh sistem yang lain contohnya perdagangan internasional.
Mengapa banyak hebat psikologi pendidikan merekomendasikan penggunaan  Alasan-Alasan Mengapa Menggunakan Model Pembelajaran Langsung
Alasan-Alasan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung
Secara khusus dalam dunia pendidikan dan pembelajaran di kelas-kelas, analisis sistem mengkaji bagaimana organisasi pengetahuan dan keterampilan, kemudian bagaimana sebuah keterampilan kompleks diuraikan menjadi komponen-komponen bab yang lebih sederhana sehingga memudahkan guru dan siswa untuk mengajarkan/mempelajari komponen-komponen bab keterampilan kompleks tersebut secara urut dan logis. Penerapan analisis sistem dikala melaksanakan perencanaan pembelajaran eksklusif disebut sebagai analisis kiprah (task analysis).

Pada buku yang berjudul Principles of Instructional Design yang diterbitkan tahun 1987 oleh Holt, Rinehart & Winston – New York, hebat psikologi pendidikan Gane dan Briggs menyatakan bahwa sebuah pembelajaran yang telah dirancang dengan sistem yang baik akan sangat mensugesti perkembangan individu.

2. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Didasarkan pada Teori Pemodelan Tingkah Laku (Teori Belajar Sosial)

Albert Bandura (1977) dalam buku Social Learning Theory yang diterbitkan oleh Englewood Cliffs – Prentice Hall, telah mengemukakan gagasan yang sangat logis: “proses berguru akan sangat menguras energi dan waktu, bahkan berbahaya, bilamana insan harus menggantungkan diri mereka sepenuhnya pada hasil-hasil kegiatannya sendiri (menemukan sendiri). Untung saja, sebagian besar tingkah laris seseorang sanggup diperoleh/dipelajari melalui pengamatan (observasi), kemudian dilakukan pemodelan (peniruan) terhadap tingkah laris orang lain, kemudian orang yang berguru tersebut akan sanggup membentuk pemahamannya sendiri perihal bagaimana melaksanakan tingkah laris gres yang ditirunya itu. Oleh lantaran pebelajar (orang yang belajar) sanggup berguru dari teladan (model) yang ditirunya, paling tidak dalam bentuk yang mendekati atau menyerupai sebelum mereka melaksanakan tingkah laris (kegiatan) tertentu yang sifatnya gres bagi mereka, maka pebelajar sanggup terhindar dari melaksanakan kekeliruan-kekeliruan yang tidak perlu.

Para hebat psikologi pendidikan penganut Teori Pemodelan Tingkah Laku meyakini bahwa suatu tingkah laris dipelajari apabila pebelajar (pengamat)  memperhatikan dengan sadar tingkah laris yang ingin dipelajarinya. Misalnya, jikalau anda sedang makan mie bersama seseorang yang memakai sumpit sebagai alat makan, dan anda tidak pernah memakai sumpit sebelumnya, maka anda akan memperhatikan dengan sadar dan sungguh-sungguh bagaimana orang tersebut memegang sumpit di sela-sela jarinya, kemudian memperhatikan bagaimana ia mulai mencapit helaian-helaian mie dengan ujung sumpit. Saat melaksanakan pengamatan secara sadar itu, anda akan menyimpan cara memakai sumpit itu di ingatan jangka panjang (long-term memory). Saat itu anda belum melaksanakan tingkah laris yang diamati itu (memegang sumpit dan mencapit mie), oleh lantaran itu belum ada konsekuensi secara tingkah laris (reinforcement), yang dibutuhkan sebagai langkah selanjutnya biar proses berguru makan mie dengan sumpit sanggup terjadi.

Teori berguru sosial atau teori berguru pemodelan tingkah laris ini dianggap sebagai penyumbang terbesar landasan penerapan model pembelajaran eksklusif (direct instruction) di kelas. 

Ada 3 (tiga) tahap pemodelan tingkah laris berdasarkan Bandura, yaitu: (a) perhatian atau atensi; (b) retensi; dan (c) produksi.

a. Tahap Atensi atau Perhatian

Berdasarkan hasil penelitian, pengamat (pebelajar) akan sanggup memperhatikan tingkah laris dengan baik apabila tingkah laris itu sanggup diamati dengan terperinci dan tidak terlalu kompleks. Di sinilah peranan analisis kiprah (task analysis) letaknya. Guru yang memakai model pembelajaran eksklusif (direct instruction) di kelasnya harus dapat:

(1) Memperoleh Perhatian Siswa.

Untuk memperoleh perhatian atau atensi awal dari siswa, guru sanggup memakai isyarat-isyarat menyerupai tepuk tangan, benda-benda ajaib dan atau menarik. Selanjutnya, guru sanggup pula mengarahkan perhatian dikala berbicara perihal pokok-pokok penting yang sedang dibicarakannya dengan menyampaikan ”lihatlah ke arah saya, perhatikan baik-baik” dan sebagainya.

(2) Memudahkan Pengamatan Siswa

Suatu tingkah laris yang kompleks akan sulit diamati siswa walaupun telah dimodelkan dengan amat baik. Karena itu, guru perlu melaksanakan analisis kiprah (task analysis). Misalnya dikala mengajarkan bagaimana melaksanakan dribble dalam permainan basket (sebuah keterampilan yang cukup kompleks), maka guru sanggup mengajarkan per komponen, contohnya bagaimana cara menyentuh atau memegang bola pada dikala melaksanakan dribble, bagaimana posisi badan, bagaimana posisi kaki dan langkah-langkah kaki, bagaimana arah pandangan mata, dan sebagainya, sedemikian rupa sehingga keterampilan itu lebih gampang diamati untuk ditiru. Memperkenalkan melulu keseluruhan keterampilan yang kompleks, tanpa melaksanakan analisis tugas,  sanggup memberatkan kemampuan dan kapasitas perhatian siswa dan mengakibatkan terjadinya kesalahan-kesalahan.

b. Retensi

Retensi (ingatan) terhadap sebuah sikap yang teramati sanggup dimantapkan bila saja pengamat (pebelajar) mampu  menciptakan kekerabatan pengamatannya tadi dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Untuk melaksanakan ini, guru yang mengimplementasikan model pembelajaran eksklusif (direct instruction) di kelasnya dapat:

(1) Memberikan Kaitan Keterampilan Baru yang akan Dipelajari dengan Pengetahuan (Bekal) Awal Siswa

Untuk melaksanakan pengaitan keterampilan gres yang akan dipelajari dengan pengetahuan (bekal) awal siswa, contohnya terkait pembelajaran melaksanakan dribble pada permainan bola basket, guru sanggup meminta siswa mengingat-ingat kembali bagaimana bagaimana langkah-langkah atau cara-cara yang harus dilakukannya dikala melaksanakan shoot ke ring (bila sudah diajarkan).

(2) Meyakinkan Bahwa Telah Terbentuk Retensi Jangka Panjang

Untuk meyakinkan bahwa telah terbentuk retensi jangka panjang pada diri siswa, guru bisa memperlihatkan pembinaan lanjutan, sehingga siswa memiliki kesempatan mengulang-ulang keterampilan gres yang dipelajarinya baik secara fisik maupun mental. Siswa sanggup melakukannya setahap demi setahap sebagaimana hasil analisis kiprah yang diberikan guru.

c. Produksi

Pada model pembelajaran eksklusif dikenal suatu istilah pemodelan korektif. Pemodelan korektif yaitu bahwa ketika siswa memodelkan ulang tingkah laris (keterampilan) yang dsedang dipelajarinya, maka dilakukan umpan balik yang sifatnya segera untuk memperbaiki bila terdapat kekeliruan-kekeliruan dalam menjiplak (memodelkan) tingkah laris (keterampilan) gres tersebut. Untuk melaksanakan pemodelan korektif ini guru dapat:

(1) Memastikan Sikap Positif Terhadap Keterampilan Baru

Guru yang baik dikala siswa memodelkan (menirukan) tingkah laris atau keterampilan gres harus selalu mendapat pujian-pujian yang sifatnya positif, dan bila sisw dan melaksanakan kekeliruan-kekeliruan hendaknya segera diberikan koreksi dengan memperlihatkan letak problem dan bagaimana cara memperbaiki kekeliruan-kekeliruan itu.

(2) Memperbaiki Subketerampilan yang Salah

Pada suatu pemodelan keterampilan kompleks menyerupai melaksanakan dribble bola, mungkin siswa masih belum melakukannya dengan sempurna. Bila tidak sempurna, tentu saja ada bagian-bagian komponen keterampilan (subketerampilan) yang masih salah. Untuk mengatasi hal ini guru harus kembali memperlihatkan teladan kemudian meminta siswa mengamati dan memodelkan ulang sampai subketerampilan itu benar-benar ia kuasai dengan baik.

3. Hasil Penelitian Menunjukkan Penggunaan Model Pembelajaran Langsung Meningkatkan Efektivitas Mengajar Guru

Beberapa hasil penelitian perihal implementasi model pembelajaran eksklusif (direct instruction) menunjukkan:
(a) adanya peningkatan time on task (waktu efektif siswa berguru / berada dalam tugas)
(b) meningkatkan hasil berguru siswa
(c) meningkatkan keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran meskipun pendekatannya bersifat teacher centered (berpusat pada guru)

Demikian pembahasan mengenai model pembelajaran eksklusif perihal Alasan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) dari Blog PTK dan Model Pembelajaran. Semoga bermanfaat.
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Alasan-Alasan Mengapa Memakai Model Pembelajaran Langsung"

Posting Komentar