Contoh Lembar Observasi Kegiatan Siswa Dalam Mengarang

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Contoh Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Mengarang

Dalam pembelajaran bahasa, baik mata pelajaran Bahasa Indonesia, maupun bahasa absurd ibarat Bahasa Inggris, salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa yaitu keterampilan mengarang (literasi menulis). Banyak guru bahasa melaksanakan penelitian dalam ranah ini, tetapi beberapa di antaranya masih terbentur dengan pembuatan lembar observasi kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran menulis/mengarang berlangsung (penilaian kegiatan mencar ilmu selama proses/pengamatan proses pembelajaran). Kali ini, blog penelitian tindakan kelas mencoba membagi sebuah pola yang mungkin sanggup diubahsuaikan atau dimodifikasi untuk tujuan tersebut. Mari kita simak.

Sebelum menampilkan contoh lembar observasi yang dimaksud, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu bagaimana lembar observasi ini dikembangkan. Hal ini dimaksudkan supaya para pembaca yang budiman sanggup mengambilnya sebagai pola langkah-langkah yang sanggup ditempuh selama mengembangkan sebuah instrumen penelitian, dalam hal ini sebuah lembar observasi/lembar pengamatan kegiatan siswa.

Aspek-Aspek Penting Pembelajaran Mengarang/Menulis

Dalam pembelajaran yang baik, khususnya pembelajaran bahasa dalam ranah keterampilan menulis/mengarang, beberapa aspek penting yang sanggup kita perhatikan sebagai bab dari pengamatan proses pembelajaran misalnya:
  • Apakah siswa memperlihatkan minat dan motivasi pada dikala proses pembelajaran menulis sedang berlangsung? Hal ini sanggup kita ketahui dari indikator tertentu, contohnya antusiasme mereka (siswa) selama mengikuti pembelajaran, keseriusan dalam berusaha untuk menghasilkan sebuah karya tulis yang baik, dan sebagainya.
  • Bagaimanakan ide/gagasan goresan pena dikembangkan? Kita, selama proses pembelajaran, dalam masa-masa pembimbingan yang dilakukan dari satu siswa ke siswa lainnya pada dikala mereka menulis/mengarang sanggup mengecek asal pandangan gres tersebut, apakah asli dari mereka sendiri? Apakah berasal dari pengalaman pribadi yang kemudian dimodifikasi dan dikreasi sehingga menjadi lebih menarik, dan sebagainya.
  • Apakah selama proses menulis dan mengarang mereka melaksanakan tanya jawab dan diskusi baik dengan anda sebagai guru yang senantiasa selalu siap memperlihatkan pembimbingan dan bantuan, apakah mereka juga melaksanakan tanya jawab dan diskusi dengan siswa lainnya untuk meningkatkan kualitas goresan pena mereka, dan sebagainya.
  • Penting sekali untuk dicek apakah mereka menulis/mengarang melalui tahap-tahap yang semestinya memang harus mereka lakukan. Kita mengetahui dalam menuliskan pandangan gres atau gagasan, tentu karangan atau goresan pena tidak serta merta menjadi dan terbentuk sebagai karya yang bagus. Kecuali mereka memang telah berada pada tahap mahir. Di dalam proses menulis atau mengarang dibutuhkan untuk mengikuti langkah-langkah tertentu secara runtut.
  • Guru sebagai fasilitator dan mentor dalam menulis harus senantiasa memancing supaya terbentuk komunitas mencar ilmu yang baik, apalagi kegiatan menulis dilakukan dalam kelas dengan setting, di mana siswa duduk dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil. Perlu dirangsang supaya di dalam kelompok terjadi interaksi faktual yang memungkinkan mereka saling membangun proses mencar ilmu mereka sehingga semua anggota kelompok sanggup saling membuatkan dan menyempurnakan tulisan/karangan mereka.
  • Selama pembelajaran menulis tentu saja guru harus memperlihatkan pemodelan bagaimana proses menulis/mengarang dilakukan. Guru bahasa harus juga mencontohkan bagaimana ia menulis sebuah karangan di hadapan siswanya, atau paling tidak guru memperlihatkan pola hasil tulisannya dan menguraikan proses penulisan yang telah dilewatinya sehingga siswa sanggup mengikuti proses tersebut untuk kemudian diterapkan mereka pada dikala menuliskan ide/mengarang.
  • Saat sebuah tulisan/karangan telah dihasilkan, maka langkah penting yang harus dilakukan siswa yaitu membagi apa yang telah ditulisnya kepada siswa lain, paling tidak salah satu di antara temannya untuk sanggup memperlihatkan jawaban baik berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun. Siswa secara berdikari juga sanggup melaksanakan penilaian diri terhadap karya yang dihasilkannya. Untuk ini guru sebaiknya memfasilitasi dengan memperlihatkan sebuah alat evaluasi, misal berupa ceklis (daftar periksa) wacana sebuah karya tulis yang baik. Baik selama menilai karya tulis orang lain maupun karyanya sendiri, siswa harus diajarkan untuk selalu bersikap obyektif dan jujur.
  • Siswa selalu diajak untuk melaksanakan refleksi pada setiap tahapan menulis/mengarang yang mereka lakukan. Ini sangat penting untuk dilakukan sehingga siswa secara sadar akan berusaha menemukan kelemahan-kelemahan karya yang mereka hasilkan dan bagaimana mereka menyempurnakan, baik proses menulis maupun karya tulis itu sendiri pada tahap selanjutnya atau pada kesempatan menulis berikutnya.
Baiklah sekarang, menurut aspek-aspek yang kita anggap penting untuk muncul di dalam proses pembelajaran menulis atau mengarang tersebut maka kita sanggup mengembangkan sebuah lembar observasi yang sanggup dipakai sebagai instrumen penelitian wacana ativitas proses mencar ilmu siswa selama pembelajaran menulis. Kita tinggal memasukkan poin-poin yang merupakan aspek-aspek penting itu ke dalam sebuah tabel ceklis (daftar periksa) sebagai sebuah lembar observasi. Misalnya ibarat di bawah ini.

Contoh Lembar Observasi Proses Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Menagarang/Menulis

= = = = = = = = = =
 Lembar Observasi
Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Menulis/Mengarang

Satuan Pendidikan :
Kelas/Semester     :
Nama Guru            :
Hari/Tanggal          :
Siklus Penelitian    : Siklus ke.....

No.Aspek Penilaian Aktivitas Siswa TampakTidak TampakSkorNilai
 1.minat dan motivasi pada dikala proses pembelajaran menulis ............
2.Ide goresan pena apakah asli dari mereka sendiri atau berasal dari pengalaman pribadi yang kemudian dimodifikasi dan dikreasi sehingga menjadi lebih menarik ............
3.Selama proses menulis dan mengarang siswa melaksanakan tanya jawab dan diskusi baik guru maupun dengan siswa lainnya untuk meningkatkan kualitas tulisan ............
4.Siswa menulis/mengarang melalui tahap-tahap yang semestinya memang harus mereka lakukan ............
5.Terjadi interaksi faktual yang memungkinkan mereka saling membangun proses mencar ilmu mereka sehingga semua anggota kelompok sanggup saling membuatkan dan menyempurnakan tulisan/karangan mereka. ............
6.Guru memperlihatkan pemodelan bagaimana proses menulis/mengarang dilakukan, dan siswa memanfaatkan pemodelan itu untuk meningkatkan kualitas tulisan/karangan mereka ............
7.Siswa membagi apa yang telah ditulisnya kepada siswa lain, paling tidak salah satu di antara temannya untuk sanggup memperlihatkan jawaban baik berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun. Siswa secara berdikari juga melaksanakan penilaian diri terhadap karya yang dihasilkannya. ............
8.Siswa selalu diajak untuk melaksanakan refleksi pada setiap tahapan menulis/mengarang yang mereka lakukan ............

Penjelasan :
  1. Lakukan pengamatan dari daerah yang memudahkan semua bab kelas teramati (untuk pengamat, bila dipakai pemberian pengamat dalam pengamatan penelitian).
  2. Beri tanda cek (v) pada kolom ya, jikalau aspek dilakukan atau terjadi, atau beri tanda cek (v) pada kolom tidak jikalau aspek tidak dilakukan atau tidak terjadi selama proses pembelajaran menulis/mengarang berlangsung.
  3. Beri skor 10 untuk aspek yang dilakukan atau terjadi (ya), dan beri skor 0 untuk aspek yang tidak dilakukan atau tidak terjadi.
  4. Skor maksimum 80 dan nilai maksimum 10, dihitung dengan rumus berikut: 
  5. Nilai = (skor diperoleh/80) x 100
Kategori Penilaian:
  1. Bila rentang nilai yang diperoleh 90 -100 berarti kegiatan siswa sangat baik (kategori A)
  2. Bila rentang nilai yang diperoleh 80 -89 berarti kegiatan siswa baik (kategori B)
  3. Bila rentang nilai yang diperoleh 70 -79 berarti kegiatan siswa sedang (kategori C)
  4. Bila rentang nilai yang diperoleh 60 -69 berarti kegiatan siswa kurang (kategori D)
  5. Bila rentang nilai yang diperoleh kurang dari 60 berarti kegiatan siswa sangat kurang (kategori D) 
.................................,.............................................
Obesrver, 
 
 
 
(.................................)
NIP.............................
 
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Contoh Lembar Observasi Kegiatan Siswa Dalam Mengarang"

Posting Komentar