ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Apa yang dimaksud dengan kurikulum? Prinsip-prinsip apa yang harus dipenuhi dikala seorang pendidik menyebarkan kurikulum? Nah, untuk menjawab kedua pertanyaan ini, marilah kita ikuti uraian dari blog ptk dan model pembelajaran berikut ini.
Kurikulum, berdasarkan Tyler (1945) sanggup didefinisikan dengan menjawab ke-4 pertanyaan berikut ini:
Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses berguru mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
Pengertian Kurikulum
Apakah yang dimaksud dengan kurikulum?Kurikulum, berdasarkan Tyler (1945) sanggup didefinisikan dengan menjawab ke-4 pertanyaan berikut ini:
- Tujuan pendidikan apa yang harus dicapai di sekolah?
- Pengalaman pendidikan apakah yang sanggup disediakan untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut?
- Bagaimana pengalaman pendidikan ini sanggup dikelola secara efektif?
- Bagaimana kita sanggup memilih bahwa tujuan pendidikan ini telah dicapai?
Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum
Kemudian, dengan demikian maka langkah-langkah pengembangan kurikulum akan meliputi:- merumuskan tujuan pendidikan.
- menyusun pengalaman belajar.
- mengelola pengalaman belajar.
- menilai pembelajaran.
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Berikutnya marilah kita beranjak kepada prinsip-prinsip yang tetap harus selalu dipegang oleh para praktisi pendidikan (misal guru) dalam menyebarkan kurikulum.Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses berguru mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
Oemar Hamalik (2001) membagi prinsip pengembangan kurikulum menjadi delapan macam, antara lain:
Prinsip Berorientasi Pada Tujuan
Pengembngan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan Nasional. Tujuan kurikulum merupakan pembagian terstruktur mengenai dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengadung aspek-aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai. Yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laris penerima didik yang meliputi tiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.
Prinsip Relevansi (Kesesuaian)
pengembanga kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system penyampaian harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta harmonis dengan perkembnagan ilmu pengetahuan dan tegnologi.
Prinsip Efisiensidan Efektifitas.
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dan pendayagunaan dana, waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia biar sanggup mencapai hasil yang optimal. Dana yang terbat harus dipakai sedemikina rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi siswa berguru disekolah juga terbatas sehingga harus dimanfaatkan secara sempurna sesuai dengan tata pemikiran dan materi pembelajaran yang diperlukan. Tenaga disekolah juga sangat terbatas, baik dalam jumlah maupun dalam mutunya, hendaknya didaya gunakan secara efisien untuk melakukan proses pembelajaran. Demikian juga keterbatasan akomodasi ruangan, peralatan, dan sumber kerterbacaan, harus dipakai secara sempurna oleh sswa dalam rangka pembelajaran, yang semuanya demi meningkatkan efektifitas atau keberhasilan siswa.
Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang luwes gampang disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku. Misalnya dalam suatu kurikulum disediakan kegiatan pendidikan ketrampilan industri dan pertanian. Pelaksanaaan di kota, alasannya yaitu tidak tersedianya lahan pertanian., maka yang dialaksanakan kegiatan ketrampilan pendidikn industri. Sebaliknya, pelaksanaan di desa ditekankan pada kegiatan ketrampilan pertanian. Dalam hal ini lingkungan sekitar, keadaaan masyarakat, dan ketersediaan tenaga dan peralatan menjadi faktor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan kurikulum.
Prinsip Kontiunitas
Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-spek, materi, dan materi kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memilik hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikn, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak terang alur dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
Prinsip Keseimbangan
Penyusunan kurikulum memerhatikan keseimbangan secara proposional dan fungsional antara aneka macam kegiatan dan sub-program, antara semau mata ajaran, dan antara aspek-aspek sikap yang ingin dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik, antara unsur-unsur keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan perilaku. Dengan keseimbangan tersebut diaharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling menawarkan derma terhadap pengembangan pribadi.
Prinsip Keterpaduan
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan, perencanaan terpadu bertitik tolak dari persoalan atau topik dan konsistensi antara unsur-unsusrnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pada tingkat inter sektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuk eksklusif yang bundar dan utuh. Diamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembalajaran, baik dalam interaksi antar siswa dan guru maupun antara teori dan praktek.
Prinsip Mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu, yang berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan berguru mengajar, peralatan,/media yang bermutu. Hasil pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional yang diaharapkan.
Prinsip Pengembangan Kurikulum Menurut Herry Hermawan
Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu :- Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum mempunyai relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi penerima didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
- Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan biar yang dihasilkan mempunyai sifat luwes, elastis dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi daerah dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang penerima didik.
- Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman berguru yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
- Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan biar dalam pengembangan kurikulum sanggup mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan sempurna sehingga karenanya memadai.
- Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan biar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
0 Response to "Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Di Sekolah"
Posting Komentar