Prinsip-Prinsip Dalam Menentukan Media Pembelajaran

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Setelah sebelumnya diterbitkan artikel wacana Media Gambar dalam Pembelajaran, maka goresan pena kali ini di blog penelitian tindakan kelas dan model-model pembelajaran akan mengupas wacana Prinsip-Prinsip Memilih Media dalam Pembelajaran
Saat merancang sebuah pembelajaran, guru tentunya juga harus memilih media pembelajaran yang akan digunakannya. Guru harus menentukan media dalam pembelajaran dengan hati-hati. Ada aneka macam prinsip yang harus dipertimbangkan sehingga kegiatan berguru mengajar benar-benar efektif.

Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Berikut ini beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika guru menentukan media untuk pembelajaran yang akan dilaksanakannya:

Efektivitas Media Pembelajaran

Prinsip utama pemilihan media pembelajaran yaitu efektivitas media pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran serta efektivitasnya dalam membantu siswa memahami materi pembelajaran yang akan disajikan. Guru harus menimbang-nimbang apakah suatu media pembelajaran yang akan dipakai lebih efektif bila dibandingkan dengan media yang lain.
Misalnya, pada pembelajaran IPA di SD wacana terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan, siswa perlu memahami posisi matahari, bumi, dan bulan ketika melalukan peredaran. Contoh media dalam pembelajaran pada materi ini yang tersedia di sekolah contohnya media pembelajaran berupa gambar dalam bentuk charta dan alat peraga 3 dimensi berupa model peredaran matahari, bumi dan bulan. Guru dalam hal ini memperhitungkan sejauh dan sedalam apa siswa akan berguru kalau memakai media pembelajaran berupa gambar, dan sejauh serta sedalam apa siswa akan berguru bila media yang dipakai yaitu model peredaran matahari, bumi dan bulan. Media dalam pembelajaran yang seharusnya dipilih sanggup dilihat dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta materi pembelajaran yang diajarkan. Bila guru hanya menginginkan siswa mengetahui posisi matahari, bumi, dan bulan yang segaris, maka media pembelajaran berupa gambar mungkin akan lebih gampang dipahami siswa. Tetapi kalau guru ingin siswa mengetahui proses terjadinya gerhana, maka model peredaran matahari, bumi dan bulan tentau lebih baik untuk digunakan.
Selain itu makna efektivitas juga berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan ketika sebuah media pembelajaran dipilih untuk digunakan. Guru bisa mempertimbangkan, apakah biaya yang dipakai untuk memakai media pembelajaran tertentu sebanding dengan hasil pembelajaran yang akan diperoleh siswa.

Taraf Berpikir Siswa

Media pembelajaran juga harus dipilih menurut prinsip taraf berpikir siswa. Benda-benda yang bersifat kasatmata lebih baik dipakai sebagai media pembelajaran bila dibandingkan media yang lebih abstrak. Demikian pula media pembelajaran yang kompleks dari segi struktur atau tampilan akan lebih sulit dipahami dibanding media pembelajaran yang sederhana. Contoh media pembelajaran di SD untuk struktur organ-organ dalam badan insan haruslah tidak serumit media pembelajaran untuk siswa Sekolah Menengah Pertama dan SMA. Media pembelajaran yang sering dipakai untuk materi ini contohnya torso (model 3 dimensi) atau gambar. Walaupun sama-sama memakai gambar atau torso, tetapi tingkat kerumitan (kompleksitas) gambar dan torso harus dibedakan. Media pembelajaran di SD tentunya dihentikan serinci media pembelajaran untuk siswa Sekolah Menengah Pertama dan SMA.
Jika tingkat kerumitan dan kompleksitas media pembelajaran tidak diubahsuaikan dengan taraf berpikir siswa maka bisa berakibat siswa bukannya makin gampang memahami, alih-alih semakin resah dan tidak fokus pada tujuan dan materi pembelajaran sampai tidak sanggup memperoleh hasil pembelajaran yang diharapkan.

Interaktivitas Media Pembelajaran

Prinsip ketiga yang harus diperhatikan dalam pemilihan media dalam pembelajaran di kelas yaitu interaktivitas. Seberapa besar kemungkinan siswa sanggup berinteraksi dengan media pembelajaran? Makin interaktif media, makin cantik media pembelajaran itu alasannya lebih mendorong siswa untukterlibat aktif dalam belajar.. Misalnya, ketika mengajar materi wacana operasi hitung bilangan bulat, teladan media dalam pembelajaran di SD yang sanggup dipakai yaitu video wacana bagaimana cara melaksanakan operasi hitung bilangan lingkaran atau guru sanggup juga memakai media pembelajaran multimedia interaktif pembelajaran berdikari wacana operasi hitung bilangan bulat. Bila siswa diberikan tontonan video, tentunya interaksi yang terjadi antara siswa dengan media pembelajaran hanya satu arah saja: dari media ke siswa. Sedangkan bila memakai media pembelajaran berbentuk multimedia interaktif yang dioperasikan pada sebuah komputer, maka interaksi siswa dengan media tentu lebih tinggi. Dalam hal ini, maka media yang paling cocok untuk dipilih yaitu media pembelajaran dalam bentuk multimedia interaktif.

Ketersediaan Media Pembelajaran

Guru boleh saja berangan-angan memakai media pembelajaran yang sangat efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi pelajaran, dan interaktivitasnya tinggi. Tetapi kalau media yang sedemikian tidak tersedia, tentu juga sia-sia. Media yang dipilih ketika merancang pembelajaran secara logis sudah tersedia di sekolah, atau paling tidak bila tidak dimiliki masih sanggup diperoleh dengan mudah, contohnya dengan meminjam atau menciptakan sendiri. Jumlah media yang akan dipakai juga harus diperhitungkan dengan jumlah siswa di kelas. Bila media pembelajaran dipakai bukan secara klasikal, tetapi secara berkelompok atau individual, maka jumlah media pembelajaran yang tersedia harus mencukupi.

Minat Siswa Terhadap Media Pembelajaran

Penting sekali bagi guru untuk memperhatikan prinsip pemilihan media yang satu ini: minat siswa.Sebuah media pembelajaran sangat kuat pada minat siswa. Ada media-media pembelajaran yang sanggup membangkitkan minat siswa jauh lebih baik bila dibanding memakai media pembelajaran lain. Misalnya, pada pembelajaran Bahasa Indonesia teladan media pembelajaran di SD yang dipakai untuk mengajarkan jenis-jenis kata (kata sifat, kata benda dan kata kerja) guru sanggup memakai kartu-kartu berukuran 10 x 8 cm. Kartu-kartu yang hanya memuat teladan kata yang harus diidentifikasi siswa apakah merupakan kata kerja, kata benda, atau kata sifat tentu kurang menarik bila dibandingkan dengan kartu-kartu serupa tetapi mempunyai variasi berupa ditambahkannya gambar-gambar kartun yang familiar dengan siswa terkait kata yang ditulis pada kartu tersebut dengan warna-warna yang semarak.
 Setelah sebelumnya diterbitkan artikel wacana  Prinsip-Prinsip dalam Memilih Media Pembelajaran
Kartu mana yang lebih menarik buat siswa?

Kemampuan Guru Menggunakan Media Pembelajaran

Sebagus apapun media, contohnya media pembelajaran interaktif berbasis komputer, tentu tidak akan efektif bila guru sendiri mempunyai keterbatasan dalam hal kemampuan menggunakannya. Media pembelajaran yang dipilih harus sanggup dipakai oleh guru dengan baik. Sebenarnya hambatan kemampuan guru dalam mengoperasikan suatu media pembelajaran sanggup saja diatasi apabila guru yang bersangkutan mempunyai kemauan untuk berguru memakai media pembelajaran tersebut.

Alokasi Waktu

Isu ketersediaan waktu dalam pembelajaran memang sangat krusial. Guru selalu dikejar waktu untuk menuntaskan tuntutan kurikulum. Oleh alasannya itu, penggunaan media pembelajaran yang notabene efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, mempunyai relevansi yang baik dengan materi pelajaran, dan aneka macam kelebihan lainpun kadang kala terpaksa harus dikesampingkan bilamana alokasi waktu menjadi pertimbangan yang penting. Akan tetapi ketersediaan waktu seringkali bisa disiasati dengan aneka macam cara menurut pengalaman yang telah dimiliki oleh guru.

Fleksibelitas (kelenturan) Media Pembelajaran

Prinsip pemilihan media pembelajaran berikutnya yaitu fleksibelitas. Media pembelajaran yang dipilih oleh guru untuk kegiatan berguru mengajar di kelasnya seharusnya mempunyai fleksibelitas yang baik. Media pembelajaran itu dikatakan mempunyai fleksibelitas yang baik apabila sanggup dipakai dalam aneka macam situasi. Kadangkala, ketika proses pembelajaran berlangsung terjadi perubahan situasi yang berakibat tidak sanggup digunakannya suatu media pembelajaran. Contoh media pembelajaran yang memakai sumber energi untuk pengoperasiannya kadangkala justru sanggup menghambat kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung bila aliran listrik mati.

Keamanan Penggunaan Media Pembelajaran

Bagi bawah umur SD atau TK, kadangkala guru harus hati-hati menentukan media pembelajaran. Ada media pembelajaran yang kalau tidak hati-hati dalam penggunaannya sanggup mengakibatkan kecelakaan atau siswa terluka. Media pembelajaran yang dipilih haruslah media pembelajaran yang kondusif bagi mereka sehingga hal-hal yang tidak diinginkan ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung tidak terjadi.Contoh media pembelajaran di SD yang kurang kondusif contohnya penggunaan alat-alat yang gampang terbakar, tajam (mudah melukai) atau panas, atau bahan-bahan kimia bersifat korosif.

Kualitas Teknis Media Pembelajaran

Media pembelajaran, seringkali harus dirawat dengan dengan baik. Perawatan media pembelajaran sanggup mempengaruhi kualitas teknis media. Kualitas teknis media pembelajaran juga sanggup ditentukan oleh kualitas produksi media oleh suatu produsen. Jika di sekolah tersedia media pembelajaran yang homogen tetapi diproduksi oleh beberapa produsen, maka sebaiknya guru menentukan yang sekiranya mempunyai kualitas teknis terbaik, misal dari segi keterbacaan goresan pena atau gambar, komposisi warna, ketelitian alat, dan sebagainya.
Demikian goresan pena wacana prinsip-prinsip menentukan media dalam pembelajaran, biar sanggup bermanfaat untuk anda.
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Prinsip-Prinsip Dalam Menentukan Media Pembelajaran"

Posting Komentar