Model Pembelajaran Berbasis Persoalan (Problem Based Learning)

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

Definisi/Konsep Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan problem kontekstual sehingga merangsang penerima didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, penerima didik bekerja dalam tim untuk memecahkan problem dunia konkret (real world).

KELEBIHAN PROBLEM BASED LEARNING (MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH)

  • Dengan PBL akan terjadi pembelajaran  bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang berguru memecahkan suatu problem maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar sanggup semakin bermakna dan sanggup diperluas saat penerima didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan
  • Dalam situasi PBL, peserta     didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
  • PBL sanggup meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif penerima didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan sanggup berbagi hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Langkah-langkah Operasional  dalam  Proses Pembelajaran

Konsep Dasar (Basic Concept)

Guru atau fasilitator  menunjukkan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diharapkan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan biar penerima didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapat ‘peta’ yang akurat wacana arah dan tujuan pembelajaran

Langkah-langkah Operasional  dalam  Proses Pembelajaran

a. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini fasilitator memberikan skenario atau permasalahan dan penerima didik melaksanakan banyak sekali kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan jawaban terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul banyak sekali macam alternatif pendapat

b. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari banyak sekali sumber yang sanggup memperjelas informasi yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud sanggup dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.

c. Tahap pemeriksaan (investigation)
Tahap pemeriksaan mempunyai dua tujuan utama, yaitu: (1) biar penerima didik mencari informasi dan berbagi pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan sanggup dipahami.


d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapat sumber untuk keperluan pendalaman bahan dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya penerima didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini sanggup dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.


5. Penilaian (Assessment)


Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan perilaku (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang meliputi seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian selesai semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.Penilaian terhadap kecakapan sanggup diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.

Contoh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)

Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, penerima didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian penerima didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul.
Setelah itu kiprah guru yaitu meransang penerima didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan problem yang ada. Tugas guru yaitu mengarahkan penerima didik untuk bertanya, mengambarkan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.

Contoh Penerapan
Memanfaatkan lingkungan penerima didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru menunjukkan penugasan yang sanggup dilakukan di banyak sekali konteks lingkungan penerima didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.

Penugasan yang diberikan oleh guru menunjukkan kesempatan bagi penerima didik untuk berguru diluar kelas. Peserta didik diharapkan sanggup memperoleh pengalaman pribadi wacana apa yang sedang dipelajari. Pengalaman berguru merupakan kegiatan berguru yang harus dilakukan penerima didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan bahan pembelajaran.


SISTEM PENILAIAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan perilaku (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang meliputi seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian selesai semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

Penilaian terhadap kecakapan sanggup diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap perilaku dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan berafiliasi dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

SISTEM PENILAIAN

Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian sanggup dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan penerima didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan berguru dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara penilaian diri (self-assessment) dan peer-assessment.

Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.

Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk menunjukkan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.

Baca Juga:
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) dalam Kurikulum 2013
Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) dalam Kurikulum 2013
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Model Pembelajaran Berbasis Persoalan (Problem Based Learning)"

Posting Komentar