ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Guru dalam Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual (contextual approach) yang seringkali disebut juga sebagai pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning : CTL) ialah pendekatan pembelajaran yang memandang pembelajaran di kelas harusnya selalu mengupayakan dan memfasilitasi siswa untuk menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata (real life situation). Karena itu, seorang guru yang mengajar dengan pendekatan ini harus sanggup menyajikan pembelajaran di mana di dalamnya ia berperan sebagai fasilitator dan membawa anak kepada pemecahan masalah nyata melalui pengetahuan yang gres diperolehnya. Pendekatan ini tentunya menghendaki semua komponen kelas aktif dalam belajar.
Jika seorang guru ingin menerapkan pendekatan kontekstual di dalam kelas dan pembelajarannya maka ia harus memperhatikan pemikiran-pemikiran berikut.
Belajar tidak hanya sekedar menghafal
Ujian merupakan salah satu bab yang tak terpisahkan dari dunia persekolahan kita. Sedemikian dianggap pentingnya ujian yang notabene lebih banyak menuntut siswa menguasai hafalan, maka tak jarang siswa dibawa guru untuk berguru secara menghafal. Ini tentu sesuatu yang salah dan harusnya dihindari. Memang ada dilema dalam dunia persekolahan kita, di mana siswa dirtuntut untuk lulus ujian, dan ujian menjadi suatu momok bagi sebagian siswa dan guru. Rendahnya nilai ujian juga akan menjadi taruhan bagi sekolah bahkan institusi setingkat dinas pendidikan. Seharusnya, mengajar siswa dengan cara menghafal harus dihindari alasannya ialah bukan itu esensi dari sebuah pengetahuan. Siswa sudah seharusnya mengkontruksi pengetahuan di benak mereka secara bermakna sehingga mereka sanggup menerapkannya untuk kepentingan kehidupan mereka menyerupai untuk pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa berguru dari mengalami
Ada pepatah yang menyampaikan bahwa pengalaman ialah pelajaran yang sangat berharga. Itu memang benar. Melalui pengalaman nyata yang dibawa guru ke hadapan siswa, mereka akan mempunyai pengalaman nyata dan otentik. Pengalaman yang benar-benar nyata ini akan membantu anak untuk merekam sendiri pola-pola atau konsep-konsep yang terbentuk secara alamiah dan faktual. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru. Harus diingat bahwa guru bukanlah sumber gosip satu-satunya. Justru anak harus memperoleh pengetahuan dari bermacam-macam sumber. Guru yang baik ialah guru yang sanggup menyajikan bahan-bahan untuk dipelajari secara berdikari oleh siswa sehingga dengan demikian mereka membangun pengetahuan yang kokoh.
Pengetahuan itu harus diorganisasi sendiri oleh siswa
Guru memang sanggup membantu mempermudah siswa mempunyai atau memperoleh sebuah pengetahuan baru. Akan tetapi tak ada seorang gurupun yang bisa membangun pengetahuan dalam pikiran siswa secara kokoh kalau siswa itu tidak melakukannya sendiri. Inilah yang mendasari prinsip konstruktivisme dalam belajar. Pemahaman yang baik terhadap suatu pengetahuan ialah pencerminan dari kokohnya penguasaan dan organisasi pengetahuan itu di dalam benak siswa. Dengan modal inilah, siswa akan sanggup menerapkan pengetahuan itu dalam bermacam-macam persoalan-persoalan baru, dalam situasi-situasi gres yang berbeda, dalam konteks yang lain.
Penguasaan akan suatu keterampilan tidak terpisah dari pengetahuan
Penguasaan siswa terhadap suatu keterampilan sangat erat hubungannya dengan pengetahuan yang dimiliki mereka. Pengetahuan faktual (pengetahuan deklaratif) dan penguasaan akan konsep-konsep dan prinsip, sampai suatu mekanisme akan memantapkan keterampilan yang dimiliki siswa.
Pembiasaan dalam memecahkan masalah
Sebagai bab penting dari penguasaan akan suatu pengetahuan, maka sudah selayaknya siswa akan dengan baik menuntaskan suatu masalah atau permasalahan. Guru sanggup membantu siswa dengan memperlihatkan latihan-latihan untuk ini. Guru sanggup menyediakan masalah-masalah untuk dipecahkan siswa. Tentu saja masalah yang diberikan idealnya ialah masalah yang berkaitan dengan dunia nyata dan dalam konteks kehidupan dan budaya mereka sehari-hari.
Struktur pengetahuan dalam benak siswa harus terus dikembangkan
Memiliki beberapa pengetahuan dalam pikiran siswa sanggup menjadi modal untuk terus membuatkan pengetahuan mereka. Guru sanggup memfasilitasi siswa untuk membangun pengetahuan yang semakin besar dengan hubungan-hubungan yang besar lengan berkuasa satu sama lain dalam pikiran atau otak mereka. Hal ini sanggup dilakukan tentunya kalau guru mengetahui sejauh mana pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Guru harus mengetahui bekal awal yang telah siswa miliki untuk membantu mereka berkembang sesuai dengan tingkat mereka masing-masing.
ADSENSE 336 x 280
dan
ADSENSE Link Ads 200 x 90
0 Response to "Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Guru Dalam Pendekatan Kontekstual"
Posting Komentar