Bagaimana Cara Mengajarkan Kreativitas?

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
 Bagaimana Cara Mengajarkan Kreativitas Kepada Siswa Bagaimana Cara Mengajarkan Kreativitas?
Kreativitas Perlu Diajarkan Di Sekolah

Bagaimana Cara Mengajarkan Kreativitas Kepada Siswa?

Blog  penelitian tindakan kelas (PTK) dan model pembelajaran telah beberapa kali membahas ihwal keterampilan berpikir kreatif dalam pembelajaran. Tetapi tidak ada salahnya kalau artikel dengan topik ini kita tulis kembali mengingat pentingnya keterampilan berpikir kreatif dan kreativitas untuk diajarkan kepada siswa kita. Berikut ini yaitu artikel terbaru ihwal kreativitas dan keterampilan berpikir kreatif serta pendekatan pembelajaran yang sanggup dipakai oleh guru untuk mengajarkannya di kelas.

Definisi Kreativitas

Kreativitas merupakan suatu bentuk kemampuan berpikir yang dikala ini menerima perhatian besar dalam reformasi pendidikan di seluruh dunia. Apakah yang dimaksud dengan kreativitas itu?

Ofsted (1999), memperlihatkan definisi kreativitas sebagai berikut: Proses kreatif mempunyai empat karakteristik. Pertama, melibatkan berpikir atau berperilaku imajinatif. Kedua, acara ini imajinatif memiliki  tujuan tertentu. Ketiga,proses ini harus menghasilkan sesuatu yang orisinil. Dan keempat, karenanya harus mempunyai nilai dalam kaitannya dengan tujuan.

Sternberg dan Lubart (1999) menyatakan, " kreativitas yaitu kemampuan untuk menghasilkan karya yang baik dengan karakteristik orisinil, tak terduga, berguna, adaptif terhadap suatu hambatan atau problem ". Sedangkan Ripple (1999) menyatakan bahwa dalam bidang pendidikan, kreativitas yaitu kombinasi kemampuan, keterampilan, motivasi, sikap dan faktor lainnya. Di antara semua atribut kreativitas, kemampuan berpikir kreatif selalu dianggap sebagai sentra pengembangan dari kreativitas.

Menurut teori kognitif, para andal terkemuka menyerupai Guildford (1950) dan Torrance (1974), kreativitas berpikir divergen merupakan inti dari pemikiran kreatif. Berpikir divergen mencakup unsur-unsur ihwal intektektualitas : kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas dan elaborasi.

Sebaliknya, sebagian andal memakai tinjauan melalui pendekatan afektif. Misalnya, Taksonomi Pemikiran Kreatif William (dalam Williams, 1980) memperlihatkan bahwa faktor afektif menyerupai rasa ingin tahu, imajinasi, berani mengambil tantangan dan sikap berani mengambil resiko sangat aman untuk proses pengembangan kreativitas, dan faktor-faktor motivasi menyerupai ketertarikan, nilai dan kepercayaan diri juga penting dalam memilih kemampuan berpikir kreatif.

Kreativitas dalam Pendidikan IPA

Kreativitas yaitu sebuah konsep yang sulit dipahami dan sanggup ditafsirkan dengan banyak sekali macam cara. Sebagaimana didefinisikan dalam Hu dan Adey (2002) kreativitas dalam domain IPA bertujuan untuk berbagi kreativitas ilmiah atau unsur-unsur berpikir kreatif umum. Pengajaran kreativitas masih diperdebatkan sampai dikala ini. Salah satu inti perdebatan yaitu ihwal keraguan beberapa andal ihwal adanya proses transfer berguru kreativitas dari IPA ke domain lain. Di sisi lain, kesesuaian berbagi kreativitas para ilmuwan melalui kurikulum "IPA untuk semua (a science for all)" yaitu kontroversial. Masih belum ada kesimpulan ihwal bagaimana seharusnya bentuk  tujuan pembejaran dan taktik pembelajaran untuk mengajarkan kreativitas di bidang IPA. Karena itu, perspektif multi-arah untuk mengintegrasikan pembelajaran berpikir kreatif ke dalam pendidikan IPA lebih gampang diterima daripada yang searah.

Dalam sebuah tinjauan terbaru oleh Kind dan Kind (2007), dilaporkan perspektif yang berbeda dalam mengajarkan kreativitas dalam pendidikan IPA, dan pendekatan yang berbeda yang diadopsi oleh guru IPA, pembelajaran IPA berbasis inkuiri, metode eksperimental. Cheng (2006) menyarankan beberapa pendekatan untuk meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran fisika, contohnya pendekatan inovasi (diskoveri), pembelajaran pemahaman, pendekatan presentasi, pendekatan aplikasi, dan pendekatan integrasi pengetahuan sains. Untuk memasukkan kreativitas ke dalam mata pelajaran reguler, para praktisi pendidikan perlu mempertimbangkan aspek kurikulum IPA yang ada. Pada beberapa dekade terakhir, sains-teknologi-masyarakat (STS-Science Technology Society) yaitu pendekatan pembelajaran kreativitas yang cantik untuk diterapkan (Mansour, 2009).

3 Pendekatan Mengajar Kreativitas Berdasarkan Kurikulum

Sejalan dengan kurikulum IPA, disarankan 3 (tiga) pendekatan untuk mengintegrasikan kreativitas dalam pelajaran IPA, yaitu berbagi pemikiran kreatif IPA melalui : (1) proses IPA; (2) konten atau produk; dan (3) skenario IPA.

Pendekatan Proses IPA

Mari kita bahas terlebih dahulu ihwal pendekatan proses IPA. Pendekatan inkuiri terbuka (open inquiry) dianggap sebagai pendekatan atau taktik pembelajaran yang paling  banyak dipakai untuk mendorong kreativitas dalam pendidikan IPA (Johnson, 2000; Kind & Kind, 2007, Meador, 2003). Craft (2000), Meador (2003) dan Shahrin, Toh, Ho dan Wong (2002) menganggap bahwa dengan terlibatnya siswa dalam pendekatan inkuiri terbuka dan latihan proses ilmiah akan sanggup membantu siswa membangun konsep baru, dan berbagi kemampuan berpikir kreatif dan sikap kreatif. Di antara semua proses inkuiri, tahap penyusunan hipotesis disebut-sebut sebagai salah satu cara terbaik untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang telah mereka miliki dengan pengalaman baru, dan juga berpraktek dalam penyelidikan ilmiah merupakan unsur penting dalam meningkatkan kreativitas (Starko, 2010, Watson & Konicek, 1990).

Pendekatan Berbasis Konten IPA

Dalam pendekatan berbasis konten IPA, pendekatan menulis kreatif, yang melibatkan penggunaan analogi, yaitu taktik yang bermanfaat untuk memelihara kreativitas dalam pendidikan IPA (Drenkow, 1992). Beranalogi dalam kehidupan sehari-hari sanggup membuat siswa menemukan ide-ide baru, dan membantu berbagi imajinasi (Girod, Rau & Schepige, 2003). Kind dan Kind (2007) dan Starko (2010) menyampaikan bahwa proses imajinasi tersebut dalam hasil situasi tertentu dalam pemahaman siswa lebih baik dan perspektif gres bagi ilmu pengetahuan.Pemanfaatan analogi telah memainkan kiprah penting dalam inovasi ilmiah (Gibbs, 1999). Menulis kreatif dianggap sebagai taktik yang efektif untuk meningkatkan imajinasi siswa , berpikir kreatif dan juga pemahaman terhadap konsep sains.

Pendekatan Skenario Ilmiah, Misalnya Creative Problem Solving (CPS)

Dalam pendekatan skenario ilmiah, pendekatan pemecahan problem secara kreatif (Creative Problem Solving) yaitu pendekatan yang umum dipakai untuk mendorong kreativitas dalam pendidikan IPA. Pendekatan ini bertujuan untuk memberi siswa kesempatan untuk "bekerja dengan problem terbuka atau tugas-tugas yang membutuhkan solusi kreatif" (Park & Seung, 2008, hal.48). Menurut Isaksen, Dorval dan Treffinger (2000), pendekatan  pemecahan problem secara kreatif (Creative Problem Solving)  terdiri dari enam tahap: menemukan kekacauan, menemukan data, menemukan masalah, menemukan ide, menemukan solusi dan menemukan penerimaan solusi. Pada setiap tahap diharapkan proses  berpikir divergen (menemukan banyak ide) yang diikuti oleh proses berpikir konvergen (menganalisis ide-ide dan membuat pilihan).

Artikel lain Tentang Kreativitas dan Pembelajaran Berpikir Kreatif


Referensi:

  • http://www.ied.edu.hk/apfslt/v11_issue1/chengmy/chengmy2.htm#two
  • http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CDUQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.ase.org.uk%2Fjournals%2Fschool-science-review%2F2009%2F3%2F332%2F1957%2FSSR332Mar2009p91.pdf&ei=xgP0UNHXMsOhkQWD-YGIDQ&usg=AFQjCNEHRxYMrJQXoGS1IcR4j0gxNY95AA&sig2=gU41vCv6HnI-_FJlV2MoIg&bvm=bv.1357700187,d.dGI

ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Bagaimana Cara Mengajarkan Kreativitas?"

Posting Komentar