ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Teori Pembelajaran Konstuktivis
Muhammad Faiq Dzaki
Teori konstrukvis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan gosip kompleks, mengecek gosip gres dengan aturan‑aturan dan merevisinya apabila aturan‑ hukum itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa semoga benar‑benar memahami dan menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide‑ide Teori ini berkembang dari piaget dan Vygotsky (Slavin,1994:225).
Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan yaitu guru tidak sanggup hanya sekedar menunjukkan pengetahuan kepada siswa. Siswa liarus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru sanggup menunjukkan fasilitas untuk proses ini, dengan memberi kesempatan untuk menemukan atau menerapkan ide‑ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar memakai seni administrasi mereka sendiri untuk belajar. Guru sanggup memberi siswa anak tangga yang mernbawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendirl yang harus memanjat anak tangga tersebut. Guru seharusnya hadir sebagai nara sumber dan seharusnya bukan menjadi penguasa kelas yang memaksakan balasan yang benar. Siswa harus bebas membangun pemahaman increka sendiri. Solusi siswa terhadap duduk kasus dan pertanyaan‑pertanyaan rnereka mencerminkan pandangan mereka.
Menurut piaget, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung pada seberapa besar anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya (Slavin, 1994:45). Sedangkan rnenurut Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau mencar ilmu menangani tugas‑tugas yang belum dipelajari, namun tugas‑tugas itu masih berada dalam jangkuan kemampuannya atau tugas‑tugas tersebut berada dalam zone of proximal development. Zone of proximal development yaitu tempat antar tingkat perkembangan gotong royong yang didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan duduk kasus secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan duduk kasus di bawah bimbingan orang cukup umur atau teman sebaya yang lebih bisa (Shaffer, 1996: 274‑275).
Proses pembelajaran yang terjadi berdasarkan pandangan konstruktivisme menekankan pada kualitas dari keaktifan siswa dalam menginterpretasikan dan membangun pengetahuannya. Setiap organisme menyusun pengalamannya dengan jalan membuat struktur mental dan menerapkannya dalam pembelajaran. Suatu proses aktif dalam mana organisme atau individu berinteraksi dengan lingkungannya dan mentransformasinya ke dalam pikirannya dengan pinjaman struktur kognitif yang telah ada dalarn pikirannya (Cobb, 1994:15).
Muhammad Faiq Dzaki
Teori konstrukvis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan gosip kompleks, mengecek gosip gres dengan aturan‑aturan dan merevisinya apabila aturan‑ hukum itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa semoga benar‑benar memahami dan menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide‑ide Teori ini berkembang dari piaget dan Vygotsky (Slavin,1994:225).
Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan yaitu guru tidak sanggup hanya sekedar menunjukkan pengetahuan kepada siswa. Siswa liarus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru sanggup menunjukkan fasilitas untuk proses ini, dengan memberi kesempatan untuk menemukan atau menerapkan ide‑ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar memakai seni administrasi mereka sendiri untuk belajar. Guru sanggup memberi siswa anak tangga yang mernbawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendirl yang harus memanjat anak tangga tersebut. Guru seharusnya hadir sebagai nara sumber dan seharusnya bukan menjadi penguasa kelas yang memaksakan balasan yang benar. Siswa harus bebas membangun pemahaman increka sendiri. Solusi siswa terhadap duduk kasus dan pertanyaan‑pertanyaan rnereka mencerminkan pandangan mereka.
Menurut piaget, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung pada seberapa besar anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya (Slavin, 1994:45). Sedangkan rnenurut Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau mencar ilmu menangani tugas‑tugas yang belum dipelajari, namun tugas‑tugas itu masih berada dalam jangkuan kemampuannya atau tugas‑tugas tersebut berada dalam zone of proximal development. Zone of proximal development yaitu tempat antar tingkat perkembangan gotong royong yang didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan duduk kasus secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan duduk kasus di bawah bimbingan orang cukup umur atau teman sebaya yang lebih bisa (Shaffer, 1996: 274‑275).
Proses pembelajaran yang terjadi berdasarkan pandangan konstruktivisme menekankan pada kualitas dari keaktifan siswa dalam menginterpretasikan dan membangun pengetahuannya. Setiap organisme menyusun pengalamannya dengan jalan membuat struktur mental dan menerapkannya dalam pembelajaran. Suatu proses aktif dalam mana organisme atau individu berinteraksi dengan lingkungannya dan mentransformasinya ke dalam pikirannya dengan pinjaman struktur kognitif yang telah ada dalarn pikirannya (Cobb, 1994:15).
0 Response to "Teori Pembelajaran Konstuktivis"
Posting Komentar