Etika Penelitian Bagi Guru Yang Melaksanakan Riset

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Etika Penelitian Menurut Kemmis dan Taggart

Berikut beberapa adab penelitian bagi guru atau mahasiswa yang akan/sedang melaksanakan penelitian(Kemmis & Taggart, dalam Hopkins, 1993):
  • Meminta persetujuan dan ijin dari orang-orang yang berwenang.
  • Mengajak rekan-rekan sejawat untuk berpartisipasi dan terlibat.
  • Memperhatikan pendapat dan saran rekan-rekan walaupun mereka tidak terlibat secara langsung.
  • Penelitian dilakukan secara terbuka dan transparan, bahkan rekan-rekan sejawat dipersilakan menawarkan kritik/protes.
  • Meminta ijin secara eksplisit untuk mengobservasi dan mengambil data dari kawan peneliti, tetapi tidak termasuk ijin kepada siswa jikalau memang harus demikian untuk tujuan peningkatan mutu pembelajaran.
  • Meminta ijin untuk membuka atau mengkopi  dokumen-dokumen kawan peneliti (guru).
  • Catatan dan deskripsi pada data harus relevan, akurat, jujur, adil (obyektif).
  • Wawancara, pertemuan atau tu kar pendapat tertulis sebaiknya memperhatikan pandangan semua pihak, relevan, akurat, dan adil.
  • Rujukan langsung, tumpuan observasi, rekaman, keputusan, kesimpulan, atau rekomendasi hendaknya menerima ijin, atau otorisasi kutipan.
  • Laporan disusun untuk yang berbeda-beda, ibarat laporan ekspresi pada pertemuan staf jurusan, tertulis untuk jurnal, suratkabar, orang bau tanah murid, dll.
  • Semua kawan penelitian mengetahui dan menyetujui prinsip-prinsip kerja penelitian, sebelum penelitian dilakukan.
  • Hak melaporkan acara dan hasil penelitian, apabila sudah disetujui kawan peneliti.
  • Laporan tidak bersifat melecehkan siapapun yang terlibat sehingga laporan tidak boleh dihentikan dipublikasikan hanya alasannya yaitu alasan kerahasiaan.

ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Etika Penelitian Bagi Guru Yang Melaksanakan Riset"

Posting Komentar