ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Learning)
Muhammad Faiq Dzaki
Pembelajaran dengan penernuan (Discovery Learning) merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah mempunyai sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Ide pembelajaran penernuan (Discovery Learning) muncul dari impian untuk memberi rasa bahagia kepada anak/siswa dalam "menemukan" sesuatu oleh mereka sendiri dengan mengikuti jejak para ilmuwan. (Nur 2000).
Pembelajaran penernuan dibedakan menjadi 2, yaitu pembelajaran inovasi bebas (Free Discovery Learning) atau sering disebut open ended discovery dan pembelajaran inovasi terbimbing (Guided Discovery Learning) (UT 1997). Dalam pelaksanaannya, pembelajaran penernuan terbimbing (Guided Discovery Learning) lebih h banyak diterapkan, alasannya yaitu dengan petunjuk guru siswa akan bekerja lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun bimbingan guru bukanlah semacam resep yang harus dlikuti tetapi hanya merupakan aba-aba ihwal mekanisme kerja yang diperlukan.
Carin (1993) memberi petunjuk dalam merencanakan dan menyiapkan pembelajaran inovasi terbimbing (Guided Discovery Learning) sebagai berikut. a. Menentukan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa: (1) Memilih metode yang sesuai dengan acara penernuan; (2) Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa; (3) Menyiapkan alat dan materi secara lengkap; (4) Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individu atau secara berkelompok yang terdiri dari 2‑5 siswa; (5) Mencoba terlebih dahulu acara yang akan dikerjakan oleh siswa.
Untuk mencapai tujuan di atas Carin (1993) menyarankan hal‑hal di bawah ini: (1) Membantu siswa untuk memahami tujuan dan mekanisme acara yang harus dilakukan; (2) Memeriksa bahwa semua siswa memahami tujuan dan mekanisme acara yang harus dilakukan; (3) Menjelaskan pada siswa ihwal cara bekerja yang aman; (4) Mengamati setiap siswa selama mereka melaksanakan kegiatan; (5) Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk mengembalikan alat dan materi yang digunakan; (6) Melakukan diskusi ihwal kesimpulan untuk setiap jenis kegiatan.
Berikut beberapa saran pemanis menurut pada pendekatan inovasi dalam pengajaran (Nur 2000): (1) Mendorong siswa mengajukan dugaan awal dengan cara mengajukan pertanyaan membimbing; (2) Menggunakan materi dan permainan yang bervariasi; (3) Menggunakan sejumlah rujukan yang kontras atau menawarkan perbedaan yang konkret dengan materi bimbing mengenai topik‑topik terkait; (4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mernuaskan keingintahuan mereka, meskipun mereka mengajukan gagasan‑gagasan yang tidak bekerjasama eksklusif dengan pengajaran; (5) Menggunakan sejumlah rujukan yang kontras atau menawarkan perbedaan yang konkret dengan materi bimbing mengenai topik‑topik terkait
Muhammad Faiq Dzaki
Pembelajaran dengan penernuan (Discovery Learning) merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah mempunyai sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Ide pembelajaran penernuan (Discovery Learning) muncul dari impian untuk memberi rasa bahagia kepada anak/siswa dalam "menemukan" sesuatu oleh mereka sendiri dengan mengikuti jejak para ilmuwan. (Nur 2000).
Pembelajaran penernuan dibedakan menjadi 2, yaitu pembelajaran inovasi bebas (Free Discovery Learning) atau sering disebut open ended discovery dan pembelajaran inovasi terbimbing (Guided Discovery Learning) (UT 1997). Dalam pelaksanaannya, pembelajaran penernuan terbimbing (Guided Discovery Learning) lebih h banyak diterapkan, alasannya yaitu dengan petunjuk guru siswa akan bekerja lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun bimbingan guru bukanlah semacam resep yang harus dlikuti tetapi hanya merupakan aba-aba ihwal mekanisme kerja yang diperlukan.
Carin (1993) memberi petunjuk dalam merencanakan dan menyiapkan pembelajaran inovasi terbimbing (Guided Discovery Learning) sebagai berikut. a. Menentukan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa: (1) Memilih metode yang sesuai dengan acara penernuan; (2) Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa; (3) Menyiapkan alat dan materi secara lengkap; (4) Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individu atau secara berkelompok yang terdiri dari 2‑5 siswa; (5) Mencoba terlebih dahulu acara yang akan dikerjakan oleh siswa.
Untuk mencapai tujuan di atas Carin (1993) menyarankan hal‑hal di bawah ini: (1) Membantu siswa untuk memahami tujuan dan mekanisme acara yang harus dilakukan; (2) Memeriksa bahwa semua siswa memahami tujuan dan mekanisme acara yang harus dilakukan; (3) Menjelaskan pada siswa ihwal cara bekerja yang aman; (4) Mengamati setiap siswa selama mereka melaksanakan kegiatan; (5) Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk mengembalikan alat dan materi yang digunakan; (6) Melakukan diskusi ihwal kesimpulan untuk setiap jenis kegiatan.
Berikut beberapa saran pemanis menurut pada pendekatan inovasi dalam pengajaran (Nur 2000): (1) Mendorong siswa mengajukan dugaan awal dengan cara mengajukan pertanyaan membimbing; (2) Menggunakan materi dan permainan yang bervariasi; (3) Menggunakan sejumlah rujukan yang kontras atau menawarkan perbedaan yang konkret dengan materi bimbing mengenai topik‑topik terkait; (4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mernuaskan keingintahuan mereka, meskipun mereka mengajukan gagasan‑gagasan yang tidak bekerjasama eksklusif dengan pengajaran; (5) Menggunakan sejumlah rujukan yang kontras atau menawarkan perbedaan yang konkret dengan materi bimbing mengenai topik‑topik terkait
0 Response to "Model Pembelajaran Inovasi Terbimbing (Guided Discovery Learning)"
Posting Komentar