Pengertian Literasi Lengkap (Hasil Seminar Pembudayaan Kegemaran Membaca)

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Seminar Pembudayaan Kegemaran Membaca atau Literasi PENGERTIAN LITERASI LENGKAP (HASIL SEMINAR PEMBUDAYAAN KEGEMARAN MEMBACA)

Visiuniversal----Literasi secara etimologi berasal dari bahasa latin Littera yang mempunyai pengertian melibatkan sistem goresan pena yang menyertainya. Literasi yaitu hak asasi insan yang mendasar dan pondasi untuk mencar ilmu sepanjang hayat. Hal ini penting sepenuhnya untuk pembangunan sosial dan insan dalam kemampuannya untuk mengubah kehidupan (UNESCO, 2015). Sebagai ulasan lebih lanjut dalam goresan pena ini, akan memperlihatkan pengertian literasi atau arti literasi secara sempit dan luas berdasarkan para ahli.

Pengertian Literasi

Literasi yaitu suatu bentuk kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menulis, membaca dan menganalisis fenomena sosial dengan ilmu pengetahuan yang mendalam. Sedangkan pengertian budaya literasi ialah melaksanakan kebiasaan berfikir yang disertai dengan proses membaca, menulis, hingga hasilnya apa yang dilakukan dalam segala proses kegiatan literasi akan membuat karya kasatmata yang bermanfaat bagi masyarakat.

Literasi ini sangatlah penting untuk dilakukan, alasannya dengan literasi ilmu pengetahuan akan lebih diketahui fungsi dan manfaat yang diberikan. Tanpa adanya literasi apa yang dituliskan oleh seseorang akan menjadi ambigu dan hanya dianggap sebagai opini semata (tanpa dasar). Selengkapnya, baca; Pengertian Opini, Jenis dan Struktur Teks Opini Lengkap


Jenis-Jenis Literasi

Adapun dilihat dalam bentuknya, jenis serta macam literasi ini sendiri antara lain yaitu sebagai berikut;

Literasi Dasar

Jenis pertama yaitu literasi dasar yang bisa diartikan sebagai bentuk literasi masyarakat serta masyarakat umum dengan di dapatkannya dari proses mencar ilmu memabaca, menulis, serta menghitung jumlah rumus tertentu untuk menuntaskan masalah-masalah.
Literasi Perpusataan

Macam kedua yaitu literasi perpusatakaan yang bisa dilakukan secara mendalam dalam sebuah artikel ilmiah untuk memperjelas serta menemukan teori-teori yang mendukung. Litarsi ini tinggatannya lebih tinggi dibandingkan dengan tindakan literasi dasar. 


Literasi Sains

Jenis kedua yaitu bentuk literasi sains. Pengertian literasi sains yaitu suatu penggambaran literasi  dalam masyarakat dengan diperoleh dari bentuk-bentuk ilmu sains, dengan mengunakan pendekatan serta kajian dalam pendidikan.


Pengertian Literasi berdasarkan Para Ahli

Pengertian Literasi yaitu kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi ketika melaksanakan proses membaca dan menulis. Dalam perkembangannya, definisi literasi selalu berevolusi sesuai dengan tantangan zaman. Jika dulu definisi literasi yaitu kemampuan membaca dan menulis. Saat ini, istilah Literasi sudah mulai dipakai dalam arti yang lebih luas. Dan sudah merambah pada praktik kultural yang berkaitan dengan duduk masalah sosial dan politik.

Definisi gres dari literasi memperlihatkan paradigma gres dalam upaya memaknai literasi dan pembelajaran nya. Kini ungkapan literasi mempunyai banyak variasi, ibarat Literasi media, literasi komputer, literasi sains, literasi sekolah, dan lain sebagainya. Hakikat ber-literasi secara kritis dalam masyarakat demokratis diringkas dalam lima verba: memahami, melibati, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks. Kesemuanya merujuk pada kompetensi atau kemampuan yang lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis.

Sedangkan pengertian para andal mengenai arti literasi antara lain sebagai berikut;

Goody (1999)

Menurutnya, pengertian literasi dalam arti sempit yaitu kemampuan untuk membaca dan menulis yang dilakukan seseorang dalam menggambar fenomana sosial secara ilmiah. Bisa dalam fungsinya dengan mencantumkan sumber pusata yang relefan dalam sebuah penelitian. Selengkapnya, baca; Pengertian Penelitian, Kegunaan, Syarat, Cara Berfikir, dan Sikapnya Menurut Ahli

Alberta (2009)

Menurutnya, arti literasi bukan hanya sekedar kemampuan untuk membaca dan menulis namun menambah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang sanggup membuat seseorang mempunyai kemampuan berpikir kritis, bisa memecahkan kasus dalam aneka macam konteks, bisa berkomunikasi secara efektif dan bisa berbagi potensi dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat).

Kern (2000)

Menurut Kern, Pada dasarnya terdapat tujuh prinsip pendidikan yang dipergunakan para ilmuan untuk memperjelas literasi. Prinsip ini sendiri antara lain: literasi melibatkan interpretasi, kolaborasi, konvensi,pengetahuan kultural, pemecahan masalah, releksi dan refleksi diri, serta penggunaan bahasa.

Cordon (2003)

Mengungkapkan, definisi literasi yaitu sumber ilmu pengetahuan yang menyenangkan yang bisa membangun imajinasi ilmuan lainnya untuk menjelajah dunia dan ilmu pengetahuan secara luas berdasarkan pada refrensi yang memberi arti.

Wells (1987)

Berpendapat bahwa pengertian literasi yaitu umenyatakan terdapat empat tingkatan dalam literasi yaitu: literasi performatif (literacy performative), literasi fungsional (literacy functional). Literasi informasi (Literacy informational) dan literasi epistemik (literacy epictemic).

Jeanne R et al (2007)

Menurutnya, bahwa ada tiga tahapan yang sanggup diamati dalam perkembangan literasi seseorang. Perkembangan ini muncul alasannya faktor motivasi instrinsik akseptor didik yaitu: menentukan membaca dan menulis, menemukan kesenangan dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan literasi, sadar menerapkan pengetahuan untuk lebih dalam memahami dan menulis teks.

Irene dan Gay (2001)

Mengatakan bahwa nilai-nilai literasi yang berkualitas tergambar dari ketika siswa berhasil menerapkan apa yang telah mereka pelajari dan dituangkan kedalam goresan pena mereka sendiri. Siswa secara pribadi dalam mengenal dunia pendidikan sudah memahami istilah ini.
National Literacy Forum (2014)

Menyatakan bahwa ada empat  cara yang harus dilakukan dalam membangun literasi yang universal yaitu: meningkatkan kemampuan bahasa semenjak dini di rumah dan dalam pendidikan non formal, lebih  mengefektifkan pembelajaran yang sanggup menumbuhkan keterampilan membaca dan menulis di sekolah.

Seperti dengan adanya terusan untuk membaca dan jadwal yang membuat anak merasa bahagia melaksanakan kegiatan literasi, membuat kerjasama antara sekolah, lingkungan, keluarga dan lingkungan kerja untuk sanggup mendukung budaya literasi.

NAEYC (1998)

Menurutnya, literasi yaitu suatu kegiatan yang bisa mendorong bawah umur berkembang sebagai pembaca dan penulis sehingga hal ini sangat membutuhkan interaksi dengan seseorang yang menguasai literasi.

Dari 9 pengertian literasi berdasarkan para andal diatas sanggup dikatakan jikalau dalam menumbuhkan motivasi anak untuk menyayangi kegiatan literasi dibutuhkan santunan pendidik dalam hal ini guru, orangtua dan masyarakat yang berkolaborasi menjadi satu.

Hal ini sejajalan dengan Schelling (2003) yang menyatakan pendidik harus menjadi semakin sadar akan pentingnya memperlihatkan motivasi keaksaraan, khususnya yang berkaitan dengan kemajuan siswa dalam berbagi tingkat tinggi kemahiran literasi mereka.

Menurut kamus online Merriam-Webster, Literasi berasal dari istilah latin ‘literature‘ dan bahasa inggris ‘letter‘. Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis. Namun lebih dari itu, makna literasi juga meliputi melek visual yang artinya “kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual (adegan, video, gambar).”

National Institute for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai “kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan kasus pada tingkat keahlian yang dibutuhkan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.” Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.

Education Development Center (EDC) menyatakan bahwa Literasi lebih dari sekedar kemampuan baca tulis. Namun lebih dari itu, Literasi yaitu kemampuan individu untuk memakai segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Dengan pemahaman bahwa literasi meliputi kemampuan membaca kata dan membaca dunia.

Menurut UNESCO, pemahaman orang wacana makna literasi sangat dipengaruhi oleh penelitian akademik, institusi, konteks nasional, nilai-nilai budaya, dan juga pengalaman. Pemahaman yang paling umum dari literasi yaitu seperangkat keterampilan kasatmata – khususnya keterampilan kognitif membaca dan menulis – yang terlepas dari konteks di mana keterampilan itu diperoleh dan dari siapa memperolehnya.

UNESCO menjelaskan bahwa kemampuan literasi merupakan hak setiap orang dan merupakan dasar untuk mencar ilmu sepanjang hayat. Kemampuan literasi sanggup memberdayakan dan meningkatkan kualitas individu, keluarga, masyarakat. Karena sifatnya yang “multiple Effect” atau sanggup memperlihatkan imbas untuk ranah yang sangat luas, kemampuan literasi membantu memberantas kemiskinan, mengurangi angka kematian anak, pertumbuhan penduduk, dan menjamin pembangunan berkelanjutan, dan terwujudnya perdamaian. Buta huruf, bagaimanapun, yaitu kendala untuk kualitas hidup yang lebih baik.
Tujuh Dimensi Pengertian Literasi



Literasi mempunyai tujuh dimensi yang berurusan dengan penggunaan bahasa.

1.Dimensi geografis meliputi tempat lokal, nasional, regional, dan internasional. Literasi ini bergantung pada tingkat pendidikan dan jejaring sosial.

2. Dimensi bidang meliputi pendidikan, komunikasi, administrasi, hiburan, militer, dan lain sebagainya. Literasi ini mencirikan tingkat kualitas bangsa dibidang pendidikan, komunikasi, militer, dan lain sebagainya.

3. Dimensi ketrampilan meliputi membaca, menulis, menghitung, dan berbicara. Literasi ini bersifat individu dilihat dari sepertinya kegiatan membaca, menulis, menghitung, dan berbicara. Dalam teradisi orang barat, ada tiga ketrampilan 3R yang lazim diutamakan ibarat reading, writing, dan arithmetic.

4. Dimensi fungsi, literasi untuk memecahkan persoalan, mendapat pekerjaan, mencapai tujuan, berbagi pengetahuan, dan berbagi potensi diri.

5. Dimensi media, (teks, cetak, visual, digital) sesuai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, begitu juga teknologi dalam media literasi.

6. Dimensi jumlah, kemampuan ini tumbuh alasannya proses pendidikanyang berkualitas tinggi. literasi ibarat halnya kemampuan berkomunikasi bersifat relative.

7. Dimensi bahasa, (etnis, lokal, internasional) literasi singular dan plural, hal ini yang mengakibatkan monolingual, bilingual, dan multilingual. Ketika seseorang menulis dan berlitersi dengan bahasa dearah, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, maka ia disebut seseorang yang multilingual.


Literasi, Bahasa, dan Pendidikan

Seseorang melek huruf (bisa baca-tulis) bisa memahami semua bentuk komunikasi yang lain. Implikasi dari kemampuan literasi yang ia miliki ialah pada pikirannya. Literasi melibatkan aneka macam dasar-dasar kompleks wacana bahasa ibarat fonologi (melibatkan kemampuan untuk mendengar dan menginterpretasikan suara), arti kata, tata bahasa dan kelancaran dalam setidaknya satu bahasa komunikasi. Keterampilan ini menentukan tingkat yang dicapai oleh seorang individu.

Literasi memang tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Seseorang dikatakan mempunyai kemampuan literasi apabila ia telah memperoleh kemampuan dasar berbahasa yaitu membaca dan menulis. Jadi, makna dasar literasi sebagai kemampuan baca-tulis merupakan pintu utama bagi pengembangan makna literasi secara lebih luas. Dan cara yang dipakai untuk memperoleh literasi yaitu melalui PENDIDIKAN.

Pendidikan dan kemampuan literasi yaitu dua hal yang sangat penting dalam hidup kita. Kemajuan suatu negara secara pribadi tergantung pada tingkat melek huruf di negara tersebut. Orang berpendidikan diharapkan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.

Secara historis, Menurut Prof. Dr. Tarwotjo M.Sc sebagaimana dikutip oleh Asul Wiyanto dalam pengantar bukunya yang berjudul “Terampil Menulis Paragraf”, produk dari acara Literasi berupa tulisan, yaitu sebuah warisan intelektual yang tidak akan kita temukan di zaman prasejarah. Dengan kata lain, apabila tidak ada tulisan, sama saja kita berada di zaman prasejarah. Tulisan merupakan bentuk rekaman sejarah yang sanggup diwariskan dari generari ke generasi, bahkan hingga berabad-abad lamanya.

Literasi, Tulisan dan Pendidikan

Sebagai acara Literasi, menulis yaitu sebuah kegiatan mengungkapkan inspirasi atau gagasan secara tertulis. Orang yang melaksanakan kegiatan menulis disebut dengan penulis. Sedangkan hasil kegiatan menulis tersebut dinamakan tulisan. Sejarah mencatat bahwa yang menjadi benang merah antara zaman pra-sejarah dengan zaman sejarah yaitu tulisan. Zaman pra-sejarah merupakan zaman di mana ketika itu belum ada tulisan, sehingga segala insiden dan fenomena yang terjadi kala itu tidak sanggup diketahui oleh generasi selanjutnya. Ditemukannya goresan pena sebagai bukti adanya peradaban Literasi di masa lampau merupakan babak gres dimulainya zaman sejarah.

Tulisan merupakan bukti dari jejak rekam sejarah peradaban insan yang berupa peristiwa, pengalaman, pengetahuan, pemikiran, dan ilmu pengetahuan. Tulisan sanggup menembus dan menelusuri lorong-lorong ruang dan waktu di masa lampau. Seandainya saja di zaman ini tak ada lagu goresan pena atau orang yang mau menulis, pasti kita akan kembali ke zaman pra-sejarah. Namun fakta nya, justru peradaban kita ketika ini bisa dikatakan sebagai peradaban goresan pena atau peradaban teks. Terbukti dari banjir informasi yang kita terima setiap hari dari aneka macam media baik cetak maupun elektronik, sebagian besar berbentuk teks atau tulisan. Singkat kata, goresan pena telah mengisi seluruh ruang kehidupan insan modern di era globalisasi ibarat ketika ini.

Dalam dunia pendidikan khususnya, goresan pena mutlak diperlukan. Buku-buku pelajaran maupun buku bacaan yang lainnya merupakan sarana untuk mencar ilmu para akseptor didik di lembaga-lembaga sekolah mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Tanpa goresan pena dan membaca, proses transformasi ilmu pengetahuan tidak akan bisa berjalan. Hal ini memperlihatkan betapa pentingnya tulisan, budaya membaca, serta menulis di kalangan masyarakat. Oleh karenanya, kita harus terus berupaya mendorong serta membimbing para generasi muda termasuk pelajar dan mahasiswa untuk membudayakan kegiatan Literasi.


Demikianlah ulasan mengenai pengertian literasi, supaya dengan adanya pemahaman lebih wacana literasi ini sanggup memperlihatkan wawasan sekaligus pengetahuan bagi setiap pembaca yang sedang mencari tumpuan wacana arti literasi. Trimakasih.

Sumber: Dirangkum dari Materi Diskusi/Seminar Literasi Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca di Propinsi dan Kabupaten Kota. Puspenas Tahun 2018

Referensi:
http://www.unesco.org/new/en/education/themes/education-building-blocks/literacy/
http://www.unesco.org/education/GMR2006/full/chapt6_eng.pdf
https://www.edc.org/newsroom/articles/what_literacy
http://ezinearticles.com/?The-Need-For-Literacy&id=6945882


Sumber https://visiuniversal.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Pengertian Literasi Lengkap (Hasil Seminar Pembudayaan Kegemaran Membaca)"

Posting Komentar