Kesultanan Samudra Pasai

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Visiuniversal---Kerajaan Samudera Pasai merupakan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didiriakn oleh Malik Al Saleh. Sebelum menganut agama Islam, ia berjulukan Marah Sile atau Marah Selu yang merupakan Putra dari Marah Gajah, ningrat dari Persia.

Setelah Sultan Malik Al Saleh wafat, Pada tahun 1326 Sultan Mahmud juga wafat. Selanjutnya pemerintahan kerajaan Islam Samudra pasai dipimpin oleh Sultan Ahmad yang bergelar Sultan Malik Al Tahir. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad, kerajaan Samudra Pasai menerima kunjungan Ibnu Batuta, utusan Sultan Delhi. Ibnu Batuta menceritakan bahwa Samudra Pasai merupakan bandar utama pelabuhan yang sangat penting. Karena di pelabuhan ini menjadi daerah bongkar muat barang-barang dagangan yang dibawa oleh para pedagang dari dalam dan luar negeri (India dan Cina). Sultan Muhammad Malik At Thahir yang juga wafat lalu digantikan oleh Sultan Muhammad Malik Al Zahir. Pada masa pemerintahannya, kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran. Adiknya yang berjulukan Mansur Malik Al Zahir yang tidak sependapatnya melaksanakan pemberontakan dan memisahkan diri sehingga kerajaan terpecah. Pada tahun 1521 M, kerajaan Samudera Pasai dikuasai oleh Portugis selama tiga tahun. Kemudian pada tahun 1524 M, dikuasai oleh Ali Mughayat Syah dari Aceh.

Dari beberapa penggalian dan penelitan yang ada, Sumber sejarah yang pertanda adanya kerajaan Samudra Pasai antara lain adalah:
  1. Berita dari perjalanan Marcopolo, saudagar Venesia. Pada tahun 1292 ia mendatangi Perlak dan tempat-tempat lainnya di bab utara Aceh. Menurutnya, masyarakat Perlak telah menganut agama Islam dan banyak para pedagang India yang ulet membuatkan agama Islam di sana.
  2. Adanya inovasi dari nisan Sultan Malik al Saleh di tepi Sungai Pasai (Sungai Pasangan) yang bertuliskan tahun 635 H, atau tahun 1297 M.




Sumber https://visiuniversal.blogspot.com/
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Kesultanan Samudra Pasai"

Posting Komentar