ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Visiuniversal----Para siswa dan warga berguru sekalian, pembahasan kali ini kita akan mengulas wacana Biogeografi dalam materi pelajaran Biologi. Apa itu Biogeografi?. Biogeografi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari wacana distribusi makhluk hidup pada bagian-bagian bumi, termasuk didalamnya kepingan asal dan pesebaran. Biogeografi juga merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari sebaran organisme, baik masa kini maupun masa lalu.
Biogeografi yakni cabang dari biologi yang mempelajari wacana keanekaragaman hayati menurut ruang dan waktu. Cabang keilmuan ini bertujuan untuk mengungkapkan mengenai kehidupan suatu organisme dan apa yang mempengaruhinya. Pola penyebaran spesies pada tingkatan ini sanggup dijelaskan melalui campuran faktor-faktor keturunan ibarat spesifikasi, kepunahan, pergeseran benua, glasiasi (yang berafiliasi juga dengan tinggi dari permukaan laut, jalur sungai dan hal-hal terkait), serta penangkapan sungai (river capture) dan ketersediaan sumber daya alam. (Sumber:Wikipedia.org)
Secara umum biogeografi meneliti korelasi antara pola dan proses. Kaidah sains biogeografi dimulai dari pengamatan/penemuan terhadap pola sebaran, dilanjutkan dengan membangun pemikiran terhadap prosedur penyebaran, dan karenanya tes ulang terhadap teori yang ada. Biogeography juga disebut sebagai ilmu synthetic, hal ini dikarenakan biogeografi berdiri dari dua ilmu yang berbeda, biologi dan geografi.
Biogeografi penting untuk dipelajari lantaran biogeogeografi menggambarkan dan membahas terhadap banyaknya pola sebaran dari banyak sekali kategori taksa, dan juga bagaimana penyebaran sanggup terjadi.
Dalam suatu contoh, di Indonesia sendiri anda tentu mengenal nyamuk, bahkan sering terdengar bunyi nyamuk itu ditelinga Anda, akan tetapi bila kita “berjalan” semakin ke utara missal cina maka anda tak akan mendengar lagi bunyi nyamuk di indera pendengaran anda dan semakin jauh lagi ke utara atau jepang niscaya tidak ada apa itu cicak. Karena apa? Salah dua dari itu berkaitan dengan geografi dan sumber masakan dari kedua binatang tersebut.
Perlu saya singgung sedikit disini mengenai pendekatan dalam filososi sains ada dua yaitu Induktif dan Deduktif. Induktif merupakan pemikiran menurut dari observasi spesifik kea rah prinsip umum (general), sedangakan bila pemikiran menurut dari konstruksi umum menuju hal-hal yang lebih spesifik disebut deduktif.
Sains sendiri merupakan suatu ilmu yang diperoleh melalui obsevasi yang kemudian dikonstruksikan secara logis dan sanggup diulangi. Kaprikornus apabila berbicara mengenai bagaimana kebenaran dari suatu teori-teori yang ada kini ini? Sekarang saya akan bertanya kepada anda “Apakah teori yang kini ada ini benar?”
“Apakah teori dari Darwin yang menyampaikan evolusi itu benar?”
“Apakah teori dari Einstein yang menyampaikan E=mc*2 itu benar?”
“Dan apakah teori yang menyampaikan kaidah ajun itu benar?”
Jika jawab anda dari satu pertanyaan diatas yakni BENAR, maka saya bisa dengan gampang menyalahkan tanggapan anda.
Karena sejatinya sebuah teori apapun itu belum tentu benar, iya mungkin dianggap “BENAR” untuk ketika ini akan tetapi apakah 100 tahun kedepan ada yang menjamin bahwa teori tersebut masih relevan atau masih benar?
Seperti ketika masa teori abiogenesis itu muncul maka teori tersebut dianggap benar , yaitu apabila ada pakaian kotor kemudian ditambahkan dengan padi atau gandum yang ditaruh didalam suatu ruangan selama 21 hari maka akan tercipta tikus-tikus. Hal itu benar, akan tetapi benar pada waktu dulu, hal ini dikarenakan pada waktu itu tidak ada suatu teori lain sanggup membantahnya.
Untuk itu suatu teori hanya sanggup dites kesalahannya bukan untuk di”benar”kan. Karena setiap ada teori yang menyanggahnya maka teori yang tadinya dianggap benar secara pribadi gugur sebagai teori yang benar.
Kembali lagi ke topic pembahasan kita yaitu mengenai biogeografi, umumnya keberadaan dari suatu organisme dipengaruhi oleh peredaran matahari.
Dari gambar diatas sanggup dilihat adanya peredaran / track dari matahari, yang mana pada 23,5 LU derajad hingga 23,5 derajad LS . Sehingga apa yang dimaksud dengan daerah tropis atau Region of Tropic yakni daerah yang berada di daerah Tropic of cancer dan Tropic of Capricorn.
Dari peredaran matahari juga akan menghipnotis Iklim di bumi, ibarat pandangan dari Alexander V.B. yaitu iklim mempunyai peranan penting dalam penyebaran suatu vegetasi. Dari iklim tersebut akan diketahui pula temperature serta curah hujan suatu wilayah.
Temperature sendiri mempunyai dua perbedaan yaitu temperatur panas atau temperatur dingin. Sedangkan pada curah hujan yaitu ketika lembap atau kering. Dari temperatur dan curah hujan kita sanggup mengenal empat iklim yaitu : panas kering, panas basah, hambar kering dan hambar basah.
Distribusi organisme dipengaruhi oleh sejarah, iklim masa kemudian dan susunan atau bentuk benua-benua dan korelasi ekologis masa kemudian dan masa sekarang, serta semua interaksi satu sama lainnya. Karena kompleksitas korelasi ini, maka para pakar biogeografi telah cenderung memusatkan pada salah satu dari dua pendekatan utama terhadap bidang ilmu ini.
1. Biogeografi Sejarah
Menekankan terutama pada sejarah evolusi (perkembangan) dari kelompok-kelompok organisme. Dari mana mereka berasal ? Bagaimana mereka menyebar ? Bagaimanakah distribusinya pada masa kini sanggup menjelaskan kepada kita wacana sejarahnya masa lalu.
2. Biogeografi Ekologi
Memusatkan pada interaksi organisme pada ketika ini dengan lingkungan fisik dan interaksi satu sama lainnya serta untuk memahami bagaimana hubungan-hubungan ini menghipnotis dimana spesies dan takson yang lebih luar ditemukan pada masa sekarang.
A. Biogeografi Hewan
Wilayah pesebaran binatang ditentukan oleh kondisi zaman dahulu dan hubungannya dengan masa kini antara benua yang satu dengan benua yang lainnya.
1. Wilayah Neartik
Meliputi seluruh wilayah Amerika Utara dan seluruh daerah Greensland.
Jenis binatang yang ada diwilayah neartik; ibarat kalkun, bison, salamander, muskox dan baribou.
2. Wilayah Neotropik
Meliputi Meksiko kepingan selatan hingga Amerika kepingan tengah dan Amerika kepingan selatan.
Jenis binatang wilayah neotropik; kuda, menjangan, tapir, trenggiling, siamang, orang utan, dan homogen babi.
3. Wilayah Australian
Meliputi Australia, Slandia Baru, Irian dan Maluku.
Jenis hewan; buaya, kura-kura, kiwi, Cendrawasih, kenari dan jenis mamalia ibarat kangguru, trenggiling, dan koala.
4. Wilayah Oriental
Meliputi wilayah benua Asia dan kepulauan-kepulauan yang terdekat.
Jenis Hewannya; Harimua, gajah, gibon, orang utan, dan warak bercula satu.
5. Wilayah Paleartik
Meliputi hampir seluruh Eurasia dan beberapa daerah tertentu ibarat Himalaya, Persia, Afganistan, Afrika, Inggris, dan Jepang.
Jenis Hewannya; Panda, Beruang putih, Sejenis Burung bangau.
6. Wilayah Ethiophia
Meliputi Afrika sebelah selatan Sahara, Madagskar, dan Arabia kepingan selatan
Jenis Hewannya: Jerapah, zebra, antelop, unta, badak, kuling, anjing, lemur, baboon, gorila, dan simpanse.
B. Pesebaran Tumbuhan
Pesebaran tanaman juga terjadi lantaran dipengaruhi ciri-ciri dan faktor-faktor seperi Bioma, Ciri lingkungan, Tumbuhan dan binatang diwilayah tersebut. Ini sanggup kita lihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel Pesebaran Tumbuhan
Bioma | Ciri -ciri | Tumbuhan | Hewan |
1. Gurun | - Curah hujan ± 25 cm pertahun | - Tumbuhan menahun yang Xerophyt | - Umumnya arthoropoda, rodentilia, |
| - Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat tinggi. | - Tumbuhan mempunyai cadangan air | - Hewan mamalia mempunyai kantung air ibarat unta |
| - Penguapan tinggi dan kelembaban rendah | - Tumbuhan berdaun kecil, daun berlapiskan lilin yang tebal, akar panjang, & mempunyai jaringan penyimpangan air | |
2. Padang rumput | - Curah hujan 25 s/d 50 cm pertahun tetap tidak teratur | - Daerah curah hujan tinggi yakni rumput bluestem indiano grasses | - Hewan herbivora bison, zebra, kangguru, antelop jerapah, kijang |
| - Porositas & drainase kurang baik | - Daerah curah hujan tinggi yakni grana, buffalo grasses | - Hewan karnivora singa, harimau serigala, anjing liar. |
| | | - Hewan lain ibarat ular, rodentia, burung, dan serangga. |
3. Hutan hujan tropis | - Curah hujan tinggi antara 200-225 cm | - Pohon-pohon tinggi dengan banyak sekali macam jenis | - Hewan aboreal (hidup di atas pohon) & binatang teresterial (hidup ditanah) yang sangat banyak jenisnya. |
| - Matahari bersinar sepanjang tahun | - Terdapat banyak tanaman khas yaitu: liana ibarat rotan, epifit anggrek, dan tanaman paku | |
4. Hutan gugur | - Curah hujan antara 75-100 cm pertahun dan merata sepanjang tahun | - Tumbuhan yang sanggup menyesuaikan dengan keadaan basah/kering | - Macamnya sedikit ibarat beruang, serigala, burung. |
5. Biomataiga | - Suhu di demam isu hambar sangat rendah dengan genangan air mejadi beku & terjadi hujan salju | | |
| - Hanya terdiri atas satu jenis pohon | - Konifer ibarat pohon spuce (picea), aldel (alnus), birch (bertla), dan juniper (juniperus) | - Macamnya ibarat moose (rusa besar), beruang hitam, ajak, dan beberapa jenis burung. |
| - Masa pertumbuhan-pertumbuhan pada demam isu panas berlangsung 3-6 bulan | | |
1. Habitat Air Laut
Kurang lebih 70% dari permukaan bumi terdiri atas laut.
Ciri-ciri ekosistem maritim :
a. Salinitas tinggi terutama di daerah tropis
b. Faktor iklim tidak begitu penting
c. Suhu air bervariasi, di daerah tropik kurang lebih 25⁰C Derajat Celcius
d. Makin kearah kutub, suhu semakin menurun hingga 0⁰C Derajat Celcius
e. Pada kepingan yang lebih dalam, perbedaan suhu sangat kecil.
f. Aliran air maritim dipengaruhi oleh pola angin dan perputaran bumi
2. Habitat Air Tawar
Ciri-ciri habitat air tawar antara lain:
a. Salinitasnya rendah bahkan lebih rendah daripada kadar garam dalam badan suatu organisme
b. Adanya aliran air
c. Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca
e. Sebagai mediator antara habitat maritim dan darat.
Dalam pemahaman Biogeografi, distribusi tanaman dan fauna di permukaan bumi dipengaruhi oleh unsur-unsur; Suhu, Curah hujan, dan Topografi;
1. Suhu
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Kondisi suhu udara sangat besar lengan berkuasa terhadap kehidupan binatang dan tumbuhan, lantaran banyak sekali jenis spesies mempunyai persyaratan suhu lingkungan hidup ideal atau optimal, serta tingkat toleransi yang berbeda-beda di antara satu dan lainnya. Misalnya, flora dan fauna yang hidup di tempat kutub mempunyai tingkat ketahanan dan toleransi yang lebih tinggi terhadap perbedaan suhu yang tajam antara siang dan malam bila dibandingkan dengan flora dan fauna tropis. Pada wilayah-wilayah yang mempunyai suhu udara tidak terlalu hambar atau panas merupakan habitat yang sangat baik atau optimal bagi sebagian besar kehidupan organisme, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan suhu yang terlalu panas atau hambar merupakan salah satu hambatan bagi makhluk hidup. Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara yakni salah satu faktor pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang, ketinggian tempat, dan kondisi topografinya. Oleh lantaran itu, sistem penamaan habitat flora seringkali sama dengan kondisi iklimnya, ibarat vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedang, vegetasi gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi. Sumber panas bagi seluruh permukaan bumi berasal dari radiasi matahari secara pribadi maupun tidak langsung. Radiasi matahari ke bumi dipancarkan secara merata, akan tetapi lantaran perbedaan lintang, derajat keawanan, ketinggian dan albedo maka suhunya akan berbeda-beda disetiap tempat. Sehubungan dengan itu biasanya tanaman dan binatang menyesuaikan diri terhadap suhu lingkungan fisiknya, sehingga hanya daerah dengan suhu yang sangat tinggi dan sangat rendah saja yang tidak sanggup didiami oleh makluk hidup secara permanen. Faktor suhu sangat memilih bagaimana persebaran tanaman dan fauna di suatu daerah. Flora dan fauna tersebut pada karenanya akan berguru untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk terus sanggup bertahan hidup. Akibat perbedaan-perbedaan ini beberapa jenis tanaman dan binatang telah berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan tropis yang lembab dan lainnya menyesuaikan diri dengan lingkungan hambar dan kering atau lingkungan panas dan kering. Bagi tanaman yang berkembang di daerah tropis, dibutuhkan variasi suhu untuk proses perkembangbiakan, berbunga, berbuah, dan untuk tumbuh daun-daun baru. Begitu pula tanaman didaerah hambar dan kering, memerlukan pola cuaca yang bervariasi untuk melangsungkan serangkaian proses regenerasinya. Karena perbedaan suhu tersebut menghasilkan perbedaan dua vegetasi, yaitu : kelompok vegetasi annual, yaitu kelompok tanaman yang hanya berkembang pada saat-saat tertentu saja terutama pada demam isu panas. Sedangkan dimusim dingin, tanaman jenis ini tidur lantaran berada dibawah lapisan es yang ketebalannya bervariasi. Umumnya tanaman annual yakni tanaman kecil atau bunga-bungaan di daerah beriklim hambar dan kelompok vegetasi perennial, yaitu kelompok tanaman yang mempunyai prosedur melindungi diri dari suhu yang sangat rendah di demam isu hambar secara bergantian, sehingga sanggup berkembang terus-menerus. Kemampuan inilah menimbulkan kelompok vegetasi perennial sanggup berumur lebih dari satu tahun.
2. Curah Hujan
Curah hujan besar lengan berkuasa terhadap distribusi binatang dan tumbuhan, lantaran biasanya makhluk hidup mencari tempat tinggal yang biasanya bersahabat dengan sumber air yang artinya daerah yang mempunyai curah hujan yang cukup untuk materi persediaan air. Daerah yang mempunyai curah hujan sedikit, biasanya jarang di tempati baik tanaman dan fauna. Hanya tanaman dan fauna tersentu saja yang bisa tinggal di daerah tersebut kemudian bisa bertahan dalam daerah yang curah hujannya sedikit. Air merupakan kebutuhan penting bagi keberlangsungan tanaman dan fauna. Bagi lingkungan kehidupan darat, sumber air untuk memenuhi kebutuhan organisme terutama berasal dari hujan atau bentuk presipatasi lainnya. Perbedaan curah hujan tiap-tiap wilayah permukaan bumi menghasilkan karakteristik vegetasi dan juga menimbulkan perbedaan jenis binatang yang mendiaminya. Hal ini disebabkan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan sumber masakan bagi hewan. Begitu pentingnya air bagi kehidupan menimbulkan pola penyebaran dan kerapatan makhluk hidup antar wilayah pada umumnya bergantung dari tinggi-rendahnya curah hujan. Wilayah-wilayah yang mempunyai curah hujan tinggi pada umumnya merupakan tempat yang dihuni oleh aneka spesies dengan jumlah dan jenis jauh lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang relatif lebih kering. Sebagai pola daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan tinggi merupakan wilayah yang secara alamiah tertutup oleh tempat hutan hujan tropis (belantara tropis) dengan aneka jenis flora dan fauna dan tingkat kerapatan yang tinggi. Tingkat intensitas curah hujan pada suatu wilayah akan membentuk karakteristik yang khas bagi formasi-formasi vegetasi (tumbuhan) di muka bumi. Karakter vegetasi yang menutupi hutan hujan tropis sangat jauh berbeda dengan vegetasi yang menutupi tempat muson, stepa, atau gurun. Karakter vegetasi di wilayah muson didominasi oleh tanaman gugur daun untuk menjaga kelembapan ketika demam isu kemarau. Wilayah gurun didominasi oleh jenis tanaman yang sangat tahan terhadap kekeringan. Kekhasan pola dan karakteristik vegetasi ini tentunya menimbulkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu. Pada dasarnya tanaman merupakan salah satu sumber materi masakan (produsen) bagi hewan.
3. Topografi
Faktor topografi mencakup ketinggian dan kemiringan lahan. Ketinggian suatu tempat erat kaitannya dengan perbedaan suhu yang karenanya menimbulkan pula perbedaan kelengasan udara. Diantara daerah yang mempunyai ketinggian yang berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang jenisnya berbeda pula lantaran vegetasi tanaman maupun binatang mempunyai tingkat pembiasaan yang berlainan. Daerah yang mempunyai ketinggian yang ekstrim biasanya hanya sedikit saja di jadikan tempat tinggal baik tanaman dan fauna. Oleh alasannya yakni itu kita mengenal jenis-jenis tanaman dan binatang yang khas untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu. Biasanya tanaman dan fauna banyak hidup di daerah yang mempunyai ketinggian yang normal, hal itu disebabkan lantaran mempermuadah tanaman dan fauna untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Faktor topografi yang lain yakni kemiringan permukaan tanah. Permukaan tanah yang miring menimbulkan air cepat menyusuri lereng. Semakin terjal permukaan semakin besar kekuatan air mengikis permukaan tanah yang subur, sehingga ketebalan tanah menjadi berkurang. Biasanya tanah yang miring setiap unitnya mempunyai jumlah tanaman dan fauna lebih sedikit dari pada tanah yang relatif rata. Hal ini disebabkan oleh cadangan air cepat hilang lantaran bergerak kebawah secara cepat. Padahal air itu sendiri merupakan hal yang sangat di butuhkan tanaman dan fauna untuk menjaga kelangsungan hidupnya.
Contoh Soal-soal Latihan
Materi BIOGEOGRAFI DALAM ILMU BIOLOGI;
Baca selengkapnya dan kerjakan contoh soal-soal Latihan Materi Biogeografi di sini >>>
0 Response to "Mengenal Biogeografi Dalam Ilmu Biologi"
Posting Komentar