ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Di dalam sejarah psikologi pendidikan, revolusi konstruktivisme memiliki akar sejarah yang panjang. Pendekatan yang dilandasi teori konstruktivisme ini sumber utamanya yaitu karya Jean Piaget dan Lev Vigotsky. Baik Piaget maupun Vygotsky menekankan sifat sosial pembelajaran, mereka juga menyarankan penggunaan kelompok-kelompok dalam berguru dengan kemampuan adonan (bervariasi) untuk meningkatkan terjadinya perubahan konsepsi pada diri pebelajar atau siswa.
Konstruktivis modern paling banyak dilandasi oleh teori Vygotsky, yang telah dipakai untuk mendukung metode pengajaran di ruang kelas yang menekankan pembelajaran kolaborasi (pembelajaran kooperatif) dan berbasis proyek, dan pembelajaran inovasi (discovery - inquiry).
Ada empat gagasan utama Vygotsky yang sangat penting, yaitu:
Penekanan pada sifat sosial pembelajaran.
Anak bejar melalui interaksi bersama orang dewasadan sahabat yang lebih mampu. Pada proyek-proyek kerjasama, bawah umur dihadapkan pada proses pemikiran teman-teman mereka. Metode demikian tidak hanya memungkinkan hasil pembelajaran tersedia bagi semua siswa, tetapi juga memungkinkan proses berpikir siswa yang lebih bisa tersedia bagi siswa-siswa yang lain. Vygotsky menulis bahwa, orang-orang yang berhasil memecahkan dilema mengungkapkan diri melalui masalah-masalah yang sulit. Dalam sebuah kelompok kooperatif, bawah umur sanggup mendengarkan pembicaraan batin ini dengan lantang dan sanggup mempelajari cara orang-orang yang berhasil memecahkan dilema berpikir melalui pendekatan mereka.
Zona Perkembangan Proksimal.
Vygotsky memiliki gagasan bahwa bawah umur paling baik mempelajari konsep yang berada pada zona perkembangan proksimal mereka. Anak-anak yang bekerja dalam zona perkembangan proksimal mereka terlibat dalam kiprah yang tidak sanggup mereka kerjakan sendiri tetapi sanggup mengerjakannya dengan sedikit dukungan sahabat atau orang dewasa.
Masa Magang Kognisi
Istilah masa magang kognisi (cognitive apprenticeship) merujuk pada proses yang dipakai oleh seorang pebelajar untuk secara sedikit demi sedikit memperoleh keahlian melalui interaksi dengan pakar, apakah orang tua, guru, atau sahabat yang lebih renta atau lebih berhasil. Di banyak pekerjaan, karyawan gres bekerja erat dengan seorang pakar yang menjadi pola baginya, menawarkan umpan balik, dan secara sedikit demi sedikit mensosialisasikan karyawan gres itu kepada kaidah dan sikap profesi tersebut. Pengajaran untuk siswa yaitu suatu bentuk masa magang. Para mahir teori konstruktivisme menyarankan semoga guru mengalihkan model pembelajaran yang berlangsung usang dan sangat efektif ini ke dalam ruang-ruang kelas. Guru sanggup melibatkan siswa dalam tugas-tugas rumit dan melibatkan siswa dalam kelompok-kelompok berguru yang heterogen dan kooperatif di mana siswa yang lebih maju membantu siswa yang kurang maju melalui tugas-tugas yang rumit tersebut.
Pembelajaran Termediasi
Yang keempat, Vygotsky menekankan pada gagasan wacana perancahan atau pembelajaran termediasi. Gagasan Penafsiran wacana gagasan Vygotsky yang satu ini adalah, siswa seharusnya diberikan tugas-tugas yang rumit, sulit, dan realistis. Kemudian, mereka diberikan cukup dukungan untuk mencapai tugas-tugas ini. Harus dicatat bahwa, diberikan dukungan di sini maksudnya, siswa bukannya diajarkan bagian-bagian kecil pengetahuan. Prinsip ini dipakai untuk mendukung penggunaan kiprah proyek di ruang kelas, simulasi, penjajakan dalam komunitas, penulisan untuk pembaca yang sesungguhnya, dan tugas-tugas otentik lainnya. Berkaitan dengan hal ini, ada istilah "pembelajaran situasi" (situated learning), yang mengacu pada digunakannya pembelajaran yang berlangsung dalam tugas-tugas otentik kehidupan nyata.
Konstruktivis modern paling banyak dilandasi oleh teori Vygotsky, yang telah dipakai untuk mendukung metode pengajaran di ruang kelas yang menekankan pembelajaran kolaborasi (pembelajaran kooperatif) dan berbasis proyek, dan pembelajaran inovasi (discovery - inquiry).
Ada empat gagasan utama Vygotsky yang sangat penting, yaitu:
Penekanan pada sifat sosial pembelajaran.
Anak bejar melalui interaksi bersama orang dewasadan sahabat yang lebih mampu. Pada proyek-proyek kerjasama, bawah umur dihadapkan pada proses pemikiran teman-teman mereka. Metode demikian tidak hanya memungkinkan hasil pembelajaran tersedia bagi semua siswa, tetapi juga memungkinkan proses berpikir siswa yang lebih bisa tersedia bagi siswa-siswa yang lain. Vygotsky menulis bahwa, orang-orang yang berhasil memecahkan dilema mengungkapkan diri melalui masalah-masalah yang sulit. Dalam sebuah kelompok kooperatif, bawah umur sanggup mendengarkan pembicaraan batin ini dengan lantang dan sanggup mempelajari cara orang-orang yang berhasil memecahkan dilema berpikir melalui pendekatan mereka.
Zona Perkembangan Proksimal.
Vygotsky memiliki gagasan bahwa bawah umur paling baik mempelajari konsep yang berada pada zona perkembangan proksimal mereka. Anak-anak yang bekerja dalam zona perkembangan proksimal mereka terlibat dalam kiprah yang tidak sanggup mereka kerjakan sendiri tetapi sanggup mengerjakannya dengan sedikit dukungan sahabat atau orang dewasa.
Masa Magang Kognisi
Istilah masa magang kognisi (cognitive apprenticeship) merujuk pada proses yang dipakai oleh seorang pebelajar untuk secara sedikit demi sedikit memperoleh keahlian melalui interaksi dengan pakar, apakah orang tua, guru, atau sahabat yang lebih renta atau lebih berhasil. Di banyak pekerjaan, karyawan gres bekerja erat dengan seorang pakar yang menjadi pola baginya, menawarkan umpan balik, dan secara sedikit demi sedikit mensosialisasikan karyawan gres itu kepada kaidah dan sikap profesi tersebut. Pengajaran untuk siswa yaitu suatu bentuk masa magang. Para mahir teori konstruktivisme menyarankan semoga guru mengalihkan model pembelajaran yang berlangsung usang dan sangat efektif ini ke dalam ruang-ruang kelas. Guru sanggup melibatkan siswa dalam tugas-tugas rumit dan melibatkan siswa dalam kelompok-kelompok berguru yang heterogen dan kooperatif di mana siswa yang lebih maju membantu siswa yang kurang maju melalui tugas-tugas yang rumit tersebut.
Pembelajaran Termediasi
Yang keempat, Vygotsky menekankan pada gagasan wacana perancahan atau pembelajaran termediasi. Gagasan Penafsiran wacana gagasan Vygotsky yang satu ini adalah, siswa seharusnya diberikan tugas-tugas yang rumit, sulit, dan realistis. Kemudian, mereka diberikan cukup dukungan untuk mencapai tugas-tugas ini. Harus dicatat bahwa, diberikan dukungan di sini maksudnya, siswa bukannya diajarkan bagian-bagian kecil pengetahuan. Prinsip ini dipakai untuk mendukung penggunaan kiprah proyek di ruang kelas, simulasi, penjajakan dalam komunitas, penulisan untuk pembaca yang sesungguhnya, dan tugas-tugas otentik lainnya. Berkaitan dengan hal ini, ada istilah "pembelajaran situasi" (situated learning), yang mengacu pada digunakannya pembelajaran yang berlangsung dalam tugas-tugas otentik kehidupan nyata.
0 Response to "Sejarah Teori Konstruktisme"
Posting Komentar