ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Teori pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning) yaitu sebuah teori yang menyatakan bahwa masing-masing pebelajar harus menemukan dan mengubah isu yang rumit, dengan cara mengusut isu gres terhadap hukum usang dan mengubah hukum apabila hal itu tidak lagi berguna.
"Guru tidak sanggup hanya memperlihatkan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa itu sendirilah yang harus membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri." Demikian yaitu salah satu prinsip terpenting dari psikologi pendidikan terkait teori konstruktivis. Cara yang sanggup dilakukan guru untuk membantu siswa melaksanakan hal ini yaitu dengan menyebabkan isu bermakna dan relevan bagi siswa. Guru juga sanggup memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk menemukan gagasan-gagasan. Selain itu guru sanggup mengajari siswa untuk mengetahui dan dengan sadar memakai taktik mereka sendiri untuk belajar. Juga, guru sanggup memperlihatkan tangga menuju pemahaman yang lebih tinggi, namun siswa sendirilah yang seharusnya memanjat tangga ini.
Pandangan teori konstruktivis memiliki implikasi yang sangat besar bagi pengajaran dan pembelajaran. Teori ini menyarankan kiprah aktif yang lebih besar dari siswa dalam belajar. Oleh karenanya, pembelajaran konstruktivis sering pula disebut sebagai pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada pembelajaran yang berpusat pada siswa ini, guru menjadi "pemandu di samping", bukan sebagai "orang bijaksana di atas panggung", dengan cara membantu siswa menemukan makna mereka sendiri, bukannya mengajari dan menguasai semua aktivitas di ruang kelas.
Pembelajaran konstruktivis sangat diperlukan penerapannya, alasannya yaitu pembelajaran jauh melebihi daya ingat siswa. Agar siswa benar-benar sanggup memahami dan menerapkan pengetahuan, mereka harusnya diberikan kesempatan menuntaskan masalah, menemukan sesuatu bagi diri mereka sendiri, berkutat dengan gagasan-gagasan. Misalnya, seorang guru matematika sanggup saja eksklusif memperlihatkan rumus volume silinder, kemudian guru sanggup meminta mereka berlatih semoga bisa memasukkan angka-angka ke dalam rumus tersebut dan menghasilkan tanggapan yang benar. Akan tetapi, seberapa bermakna pembelajaran demikian bagi diri siswa? Seberapa baikkah siswa akan menerapkan gagasan di balik rumus tersebut untuk menuntaskan masalah-masalah lain? Sekali lagi, kiprah pendidikan bukanlah menuangkan isu ke dalam kepala siswa, tetapi melibatkan secara aktif pikiran siswa dengan konsep-konsep ampuh dan bermanfaat.
"Guru tidak sanggup hanya memperlihatkan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa itu sendirilah yang harus membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri." Demikian yaitu salah satu prinsip terpenting dari psikologi pendidikan terkait teori konstruktivis. Cara yang sanggup dilakukan guru untuk membantu siswa melaksanakan hal ini yaitu dengan menyebabkan isu bermakna dan relevan bagi siswa. Guru juga sanggup memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk menemukan gagasan-gagasan. Selain itu guru sanggup mengajari siswa untuk mengetahui dan dengan sadar memakai taktik mereka sendiri untuk belajar. Juga, guru sanggup memperlihatkan tangga menuju pemahaman yang lebih tinggi, namun siswa sendirilah yang seharusnya memanjat tangga ini.
Pandangan teori konstruktivis memiliki implikasi yang sangat besar bagi pengajaran dan pembelajaran. Teori ini menyarankan kiprah aktif yang lebih besar dari siswa dalam belajar. Oleh karenanya, pembelajaran konstruktivis sering pula disebut sebagai pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada pembelajaran yang berpusat pada siswa ini, guru menjadi "pemandu di samping", bukan sebagai "orang bijaksana di atas panggung", dengan cara membantu siswa menemukan makna mereka sendiri, bukannya mengajari dan menguasai semua aktivitas di ruang kelas.
Pembelajaran konstruktivis sangat diperlukan penerapannya, alasannya yaitu pembelajaran jauh melebihi daya ingat siswa. Agar siswa benar-benar sanggup memahami dan menerapkan pengetahuan, mereka harusnya diberikan kesempatan menuntaskan masalah, menemukan sesuatu bagi diri mereka sendiri, berkutat dengan gagasan-gagasan. Misalnya, seorang guru matematika sanggup saja eksklusif memperlihatkan rumus volume silinder, kemudian guru sanggup meminta mereka berlatih semoga bisa memasukkan angka-angka ke dalam rumus tersebut dan menghasilkan tanggapan yang benar. Akan tetapi, seberapa bermakna pembelajaran demikian bagi diri siswa? Seberapa baikkah siswa akan menerapkan gagasan di balik rumus tersebut untuk menuntaskan masalah-masalah lain? Sekali lagi, kiprah pendidikan bukanlah menuangkan isu ke dalam kepala siswa, tetapi melibatkan secara aktif pikiran siswa dengan konsep-konsep ampuh dan bermanfaat.
0 Response to "Pembelajaran Konstruktivis (Constructivist Theories Of Learning)"
Posting Komentar