ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Ketergantungan Positif Jantung Pembelajaran Kooperatif
Apakah pembelajaran kooperatif yang dilakukan guru berhasil dengan baik? Untuk menjawab pertanyaan ini, sebaiknya seorang guru harus mencek apakah terbentuk suatu ketergantungan faktual antara anggota-anggota di dalam kelompok-kelompok kooperatif siswa mereka. Mengapa demikian? Guru perlu mencek kembali pembelajaran kooperatif yang dilaksanakannya dengan memperhatikan faktor ini, alasannya yaitu ketergantungan faktual antar anggota kelompok merupakan “jantung” dari model pembelajaran kooperatif.Ketergantungan faktual yaitu kepercayaan yang terdapat pada setiap individu anggota kelompok bahwa bekerja bersama siswa lain akan menawarkan hasil yang jauh lebih baik dibanding bekerja atau mencar ilmu sendirian.
Ketergantungan Positif Menurut Para Ahli
Beberapa kutipan berikut mengilustrasikan cara pandang yang berbeda ihwal ketergantungan faktual dalam model pembelajaran kooperatif:- “Ketergantungan faktual yaitu menghubungkan siswa satu sama lain sehingga tidak ada seorangpun sanggup sukses kecuali semua anggota kelompoknya yang lain juga sukses. Setiap anggota kelompok menyadari sepenuhnya bahwa mereka akan karam bersama atau berenang bersama”, (Johnson, Johnson, dan Holubec, 1998).
- “Saat siswa memahami sepenuhnya ihwal ketergantungan positif, mereka mengerti bahwa setiap perjuangan anggota kelompok wajib dan diharapkan untuk kesuksesan kelompoknya, dan setiap anggota memiliki bantuan yang unik terhadap upaya-upaya kelompok dari sumber daya, kiprah dan tanggung jawab mereka”, (Johnson, Johnson, dan Holubec, 1998).
- “Tujuan dari adanya ketergantungan faktual yaitu untuk menjamin bahwa kelompok disatukan oleh tujuan bersama, sebuah alasan bagi setiap anggota kelompok untuk mempelajari materi bimbing yang ditugaskan”, (Johnson, Johnson, dan Holubec, 1998).
- “Ketergantungan faktual sukses dibangun kalau anggota-anggota kelompok menyadari bahwa mereka dipersatukan dan dihubungkan satu sama lain sehingga tidak akan ada seorangpun siswa yang sukses kecuali semua anggota kelompok sukses. Tujuan kelompok dan tugas, harus dirancang dan dikomunikasikan dengan siswa sehingga mereka percaya bahwa mereka sedang berenang bersama. Bila ketergantungan faktual terbentuk dengan solid, maka akan tampak ciri: (a) setiap perjuangan anggota kelompok wajib dan diharapkan untuk memperoleh kesuksesan kelompok; (b) setiap anggota kelompok memiliki bantuan yang unik untuk kesuksesan dan upaya kelompok. Dengan demikian maka akan terbentuk sebuah komitmen bersama untuk kesuksesan kelompok sebagaimana komitmen untuk kesuksesan setiap anggota kelompok, yang merupakan jantung dari model pembelajaran kooperatif. Jika pada sebuah pembelajaran kooperatif tidak terjadi ketergantungan positif, maka berarti tak ada pembelajaran kooperatif (clcrc.com).
Elemen Pembelajaran untuk Menumbuhkan Ketergantungan Positif
Lalu bagaimana caranya sehingga ketergantungan faktual ini sanggup muncul dan terbentuk di pembelajaran guru yang mengacu pada model pembelajaran kooperatif? Berikut yaitu beberapa elemen pembelajaran yang sanggup dirancang untuk memunculkan dan membentuk ketergangantungan faktual antar anggota kelompok kooperatif:- Tujuan produk. Gunakan tujuan pembelajaran produk yang membutuhkan bantuan dari seluruh anggota kelompok. Contohnya: bertanya kepada suatu kelompok siswa melalui pertanyaan yang memerlukan akad bersama untuk menjawabnya, kemudian lanjutkan dengan sebuah tujuan pemecahan persoalan pada selesai pembelajaran, atau minta mereka untuk membuat sebuah paragraf ihwal hal tersebut (www.learn-line.nrw.de).
- Penghargaan (reward). Penghargaan sanggup dirancang untuk diberikan dikala mereka berhasil menuntaskan kiprah secara bersama-sama. Cara yang sanggup dilakukan oleh guru contohnya selain ada skor individual untuk skor ulangan/latihan, siswa sanggup memperoleh skor tertentu kalau semua anggota kelompok sanggup mencapai batas skor tertentu yang telah ditentukan oleh guru (www.learn-line.nrw.de)..
- Bahan ajar. Bahan bimbing sanggup dijadikan sarana untuk memicu muncul dan terbentuknya ketergantungan faktual kalau setiap siswa mempelajari/mempunyai materi bimbing yang spesifik (berbeda) yang diharapkan untuk kesuksesan kelompok (www.wcer.wisc.edu)..
- Peran. Peran setiap anggota di dalam kelompok sanggup memicu dan membentuk ketergantungan faktual antar anggota kelompok. Hal ini sanggup dilakukan dengan pembagian kiprah dan fungsi (misalnya, ada yang berperan sebagai pencatat data, pengamat waktu pada stopwatch, juru bicara, dsb.). Pastikan bahwa setiap anggota kelompok mendapat kiprah yang layak. Pemberian kiprah yang kompleks dan harus dibagi-bagi untuk melakukannya akan membuat akuntabilitas setiap anggota kelompok dalam melaksanakan kiprah belajar. Peran sanggup dirolling untuk menawarkan kesempatan dan pengalaman berbeda kepada setiap anggota kelompok (www.wcer.wisc.edu)..
- Tugas atau bab tugas. Tugas atau bagian-bagian kiprah sanggup dirancang oleh guru sehingga dalam penyelesaiannya memerlukan saling ketergantungan faktual antar anggota kelompok. Misalnya, pengambilan sampel air bak dilakukan oleh 2orang siswa, sementara 2 orang siswa lainnya bertugas mempelajari bagaimana cara pengambilan air sampel bak melalui studi pustaka (www.wcer.wisc.edu).
Terimakasih telah berkunjung ke blog ptk dan model pembelajaran ini, hingga jumpa lagi.
Tersedia di world wide web: http://www.wcer.wisc.edu/nise/CL1/CL/moreinfo/MI3D.htm. [Diakses 2012-05-2]
Tersedia di world wide web: http://www.learn-line.nrw.de/angebote/greenline/lernen/downloads/typesof.pdf. [Diakses 2012-05-2]
Referensi:
Johnson, R.T., Johnson, D.W., and Holubec, E.J. (1998). Cooperation in the Classroom. Boston: Allyn and Bacon.Tersedia di world wide web: http://www.wcer.wisc.edu/nise/CL1/CL/moreinfo/MI3D.htm. [Diakses 2012-05-2]
Tersedia di world wide web: http://www.learn-line.nrw.de/angebote/greenline/lernen/downloads/typesof.pdf. [Diakses 2012-05-2]
0 Response to "Model Pembelajaran Kooperatif : Ketergantungan Positif"
Posting Komentar