ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Portofolio dalam Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Muhammad Faiq Dzaki
Asesmen portofolio yakni mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam mengkonstruksi dan merefleksikan suatu pekerjaan/tugas/karya dengan mengoleksi atau mengumpulkan materi yang relevan dengan tujuan dan impian yang dikonstruksi oleh siswa sehingga hasil kontruksi sanggup dinilai dan dikomentari guru.
Asesmen portofolio merupakan pengajaran praktek dan memiliki beberapa standar perencanaan yang kuat, yakni mendorong adanya interaksi antar lingkungan terkait menyerupai interaksi antar siswa, guru dan masyarakat yang saling melengkapi serta menggambarkan mencar ilmu siswa secara mandalam, yang pada kesudahannya sanggup membantu siswa menjadi sadar untuk meningkatkan dirinya sebagai pembaca dan penulis yang baik.
Jika seorang guru ingin mengadopsi asesmen portofolio dalam acara pembelajaran di kelas maka guru hendaknya menciptakan pengumpulan dan asesmen berkelanjutan terhadap pekerjaan siswa sebagai fokus sentral acara pembelajarannya.
Dalam acara pembelajaran yang memakai asesmen portofolio, siswa mengerjakan tugas‑tugas yang diberikan paling sedikit dua kali. Artinya bila dalam pengerjaan awalnya terdapat kesalahan, maka siswa diberi kesempatan untuk menciptakan revisi kiprah tersebut. Seorang telah mengerjakan kiprah yang sama beberapa kali akan mengetahui bahwa perjuangan yang dilakukannya cenderung menjadi lebih baik, sejalan dengan perbaikan yang dilakukannya.
Hal ini akan sanggup menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa bahwa ia bisa untuk menuntaskan tugas‑tugas yang diberikan. Sehingga sanggup dikatakan portofolio merupakan suatu cara supaya dalam diri siswa tumbuh kepercayaan diri bahwa ia bisa mengerjakan tugas. Dengan tumbuhnya kepercayaan diri pada diri siswa diharapkan sanggup memotivasinya untuk mencari pengetahuan dan pemahaman sendiri serta berkreasi dan terbuka ide‑ide gres yang mereka lakukan dalam acara pembelajarnya.
Pada acara pembelajaran yang memakai asesmen portofolio ini, siswa diminta untuk menuntaskan sejumlah tugas‑tugas, baik yang dilaksanakan di kelas pada dikala proses pembelajaran berlangsung, maupun kiprah yang dikerjakan di rumah. Pemberian kiprah kepada siswa seharusnya disertai dengan umpan balik, alasannya yakni dengan umpan balik tersebut siswa sanggup mengetahui keunggulan dan kelemahan dalam mengerjakan kiprah itu. Tugas tanpa umpan balik tidak memperlihatkan hasil yang optimal. Umpan balik itu harus jelas, harus segera dan sering diberikan. Umpan balik yang demikian akan menjadi insentif bagi siswa dalam belajar.
Menggunakan asesmen portofolio pada acara pembelajaran investigasi dan pinjaman umpan balik terhadap pekerjaan siswa harus dilakukan oleh guru dalam setiap acara pembelajarannya. Artinya setiap kali siswa selesai mengerjakan kiprah dan mengumpulkannya (baik kiprah yang dilakukan pada dikala pembelajaran berlangsung maupun kiprah yang diselesaikan di rumah), guru harus segera mengusut dan memperlihatkan komentar yang bersifat sebagai umpan balik yang diperlukan. Kemudian hasil pekerjaan siswa yang telah diperiksa dikembalikan disertai dengan kiprah supaya siswa merivisi kembali kiprah tersebut. Jika dalam pengerjaannya terdapat kesalahan. Siswa kemudian menempatkan hasil pekerjaan awal dan juga revisi kiprah tersebut ke dalam portofolio yang dibuatnya. Hasil‑hasil pekerjaan itu dikumpulkan dan selalu dijaga, sehingga guru dan juga siswa sanggup melihat perbedaan yang terjadi dari pengerjaan kiprah tersebut.
Portofolio‑portofolio reguler yang dimiliki siswa tidak hanya menggambarkan hasil simpulan yang merupakan hasil terbaik, tetapi juga memperlihatkan bagaimana hasil itu di peroleh. Dalam setiap acara pembelajaran guru harus mengusut serta memperlihatkan umpan balik terhadap tugas‑tugas yang dikerjakan siswa, maka secara garis besar acara pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam penelitian ini di bagi menjadi tahapan yaitu: (1) Kegiatan awal (2) Kegiatan inti pokok dan (3) Kegiatan akhir.
Sekolah diberi kewenangan untuk melaksanakan penilaian, khususnya evaluasi yang dilakukan secara internal. Penilaian internal sering juga disebut evaluasi diri, dilakukan oleh warga sekolah untuk memantau proses pelaksanaan dan menilai hasil program-program yang telah dilaksanakan.
Sebagian besar pendukung asesmen portofolio yakin bahwa hasil kasatmata untuk pendekatan evaluasi ini terletak pada individu/guru kelas, alasannya yakni korelasi antara acara pembelajaran dan evaluasi akan diperkuat sebagai konsekuensi dari akumulasi berkelanjutan hasil para siswa di dalam portofolio mereka. Idealnya guru‑guru yang mengadopsi portofolio di dalam kelas, mereka akan menciptakan pengumpulan berkelanjutan dan evaluasi atas pekerjaan para siswa sebagai fokus sentral agenda pengajaran, dengan demikian sebaiknya portofolio dipakai secara terus menerus bukan hanya dilaksanakan pada simpulan periode atau pada waktu‑waktu tertentu. Portofolio merupakan acara yang mengikutsertakan siswa secara aktif dalam mengumpulkan pekerjaan (dokumen‑dokumen) mereka untuk menyakinkan supervisor, guru dan orang bau tanah siswa, bahwa sesuatu yang baik telah berlangsung di dalam kelas.
Muhammad Faiq Dzaki
Asesmen portofolio yakni mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam mengkonstruksi dan merefleksikan suatu pekerjaan/tugas/karya dengan mengoleksi atau mengumpulkan materi yang relevan dengan tujuan dan impian yang dikonstruksi oleh siswa sehingga hasil kontruksi sanggup dinilai dan dikomentari guru.
Asesmen portofolio merupakan pengajaran praktek dan memiliki beberapa standar perencanaan yang kuat, yakni mendorong adanya interaksi antar lingkungan terkait menyerupai interaksi antar siswa, guru dan masyarakat yang saling melengkapi serta menggambarkan mencar ilmu siswa secara mandalam, yang pada kesudahannya sanggup membantu siswa menjadi sadar untuk meningkatkan dirinya sebagai pembaca dan penulis yang baik.
Jika seorang guru ingin mengadopsi asesmen portofolio dalam acara pembelajaran di kelas maka guru hendaknya menciptakan pengumpulan dan asesmen berkelanjutan terhadap pekerjaan siswa sebagai fokus sentral acara pembelajarannya.
Dalam acara pembelajaran yang memakai asesmen portofolio, siswa mengerjakan tugas‑tugas yang diberikan paling sedikit dua kali. Artinya bila dalam pengerjaan awalnya terdapat kesalahan, maka siswa diberi kesempatan untuk menciptakan revisi kiprah tersebut. Seorang telah mengerjakan kiprah yang sama beberapa kali akan mengetahui bahwa perjuangan yang dilakukannya cenderung menjadi lebih baik, sejalan dengan perbaikan yang dilakukannya.
Hal ini akan sanggup menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa bahwa ia bisa untuk menuntaskan tugas‑tugas yang diberikan. Sehingga sanggup dikatakan portofolio merupakan suatu cara supaya dalam diri siswa tumbuh kepercayaan diri bahwa ia bisa mengerjakan tugas. Dengan tumbuhnya kepercayaan diri pada diri siswa diharapkan sanggup memotivasinya untuk mencari pengetahuan dan pemahaman sendiri serta berkreasi dan terbuka ide‑ide gres yang mereka lakukan dalam acara pembelajarnya.
Pada acara pembelajaran yang memakai asesmen portofolio ini, siswa diminta untuk menuntaskan sejumlah tugas‑tugas, baik yang dilaksanakan di kelas pada dikala proses pembelajaran berlangsung, maupun kiprah yang dikerjakan di rumah. Pemberian kiprah kepada siswa seharusnya disertai dengan umpan balik, alasannya yakni dengan umpan balik tersebut siswa sanggup mengetahui keunggulan dan kelemahan dalam mengerjakan kiprah itu. Tugas tanpa umpan balik tidak memperlihatkan hasil yang optimal. Umpan balik itu harus jelas, harus segera dan sering diberikan. Umpan balik yang demikian akan menjadi insentif bagi siswa dalam belajar.
Menggunakan asesmen portofolio pada acara pembelajaran investigasi dan pinjaman umpan balik terhadap pekerjaan siswa harus dilakukan oleh guru dalam setiap acara pembelajarannya. Artinya setiap kali siswa selesai mengerjakan kiprah dan mengumpulkannya (baik kiprah yang dilakukan pada dikala pembelajaran berlangsung maupun kiprah yang diselesaikan di rumah), guru harus segera mengusut dan memperlihatkan komentar yang bersifat sebagai umpan balik yang diperlukan. Kemudian hasil pekerjaan siswa yang telah diperiksa dikembalikan disertai dengan kiprah supaya siswa merivisi kembali kiprah tersebut. Jika dalam pengerjaannya terdapat kesalahan. Siswa kemudian menempatkan hasil pekerjaan awal dan juga revisi kiprah tersebut ke dalam portofolio yang dibuatnya. Hasil‑hasil pekerjaan itu dikumpulkan dan selalu dijaga, sehingga guru dan juga siswa sanggup melihat perbedaan yang terjadi dari pengerjaan kiprah tersebut.
Portofolio‑portofolio reguler yang dimiliki siswa tidak hanya menggambarkan hasil simpulan yang merupakan hasil terbaik, tetapi juga memperlihatkan bagaimana hasil itu di peroleh. Dalam setiap acara pembelajaran guru harus mengusut serta memperlihatkan umpan balik terhadap tugas‑tugas yang dikerjakan siswa, maka secara garis besar acara pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam penelitian ini di bagi menjadi tahapan yaitu: (1) Kegiatan awal (2) Kegiatan inti pokok dan (3) Kegiatan akhir.
Sekolah diberi kewenangan untuk melaksanakan penilaian, khususnya evaluasi yang dilakukan secara internal. Penilaian internal sering juga disebut evaluasi diri, dilakukan oleh warga sekolah untuk memantau proses pelaksanaan dan menilai hasil program-program yang telah dilaksanakan.
Sebagian besar pendukung asesmen portofolio yakin bahwa hasil kasatmata untuk pendekatan evaluasi ini terletak pada individu/guru kelas, alasannya yakni korelasi antara acara pembelajaran dan evaluasi akan diperkuat sebagai konsekuensi dari akumulasi berkelanjutan hasil para siswa di dalam portofolio mereka. Idealnya guru‑guru yang mengadopsi portofolio di dalam kelas, mereka akan menciptakan pengumpulan berkelanjutan dan evaluasi atas pekerjaan para siswa sebagai fokus sentral agenda pengajaran, dengan demikian sebaiknya portofolio dipakai secara terus menerus bukan hanya dilaksanakan pada simpulan periode atau pada waktu‑waktu tertentu. Portofolio merupakan acara yang mengikutsertakan siswa secara aktif dalam mengumpulkan pekerjaan (dokumen‑dokumen) mereka untuk menyakinkan supervisor, guru dan orang bau tanah siswa, bahwa sesuatu yang baik telah berlangsung di dalam kelas.
0 Response to "Portofolio Dalam Acara Berguru Mengajar Di Kelas"
Posting Komentar