ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Pembelajaran Sastra Di Kelas X Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Sekolah Menengan Atas Negeri 8 Yogyakarta
Oleh:Rahmah Purwahida, Suminto A. Sayuti, dan Esti Swastika Sari
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani, Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura, Surakarta
SumberJurnal:
Jurnal Penelitian HumanioraUniversitas Muhammadiyah Surakarta
Humaniora Volume 11 Th. 2010
http://lppm.ums.ac.id/index.php/jurnal-ilmiah/123-jurnal-penelitian-humaniora
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran sastra di kelas X RSBI Tahun Ajaran 2007/2008 Sekolah Menengan Atas Negeri 8 Yogyakarta. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian, yaitu seorang guru pengampu sastra dan para siswa di kelas X-RSBI Tahun Ajaran 2007/2008 Sekolah Menengan Atas Negeri 8 Yogyakarta yang berjumlah 19 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa pembelajaran sastra telah berjalan optimal, dengan indikator siswa telah menguasai kemampuan bersastra, yaitu mengapresiasi sastra dan mengekspresikan dalam bentuk penulisan puisi dan cerpen. Keberhasilan pembelajaran sastra ditandai dengan meningkatnya minat membaca siswa kelas X-RSBI, gemarnya siswa browsing artikel-artikel sastra maupun materi bacaan non-sastra dari website, dan siswa pun membukukan puisi karyanya dalam bentuk antologi puisi. Keberhasilan pembelajaran sastra juga disebabkan guru kelas X-RSBI mempunyai keunikan, yaitu mendukung siswa dalam menyalurkan kreativitas dan ekspresi siswa dalam kegiatan-kegiatan sastra baik di dalam maupun di luar jam pembelajaran sekolah misalnya, pentas teater, lomba-lomba membaca puisi, dan penulisan cerpen.Kata Kunci: pembelajaran sastra, dan rintisan sekolah bertaraf internasional.
Pendahuluan
Peranan sastra sebagai penyeimbang unsur hakiki insan menyebabkan pembelajaran sastra penting diberikan dalam proses pendidikan lantaran bacaan sastra memberi masukan suatu nilai kecakapan hidup pada siswa (Lubis dan Ecky Supriyanto, 1999: 75). Melalui pembelajaran sastra, siswa dibutuhkan sanggup memetik pengalaman hidup yang dipaparkan pengarang dalam tentang sastra lantaran intinya sastra merupakan hasil perenungan terhadap nilai-nilai kehidupan.Ismail (2006: 3) mengungkapkan pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga ketika ini belum berjalan secara optimal dan perlu ditingkatkan kualitasnya. Indikator utama yang memperkuat sinyalemen itu yaitu masih rendahnya apresiasi dan minat baca rata-rata siswa dan lulusan Sekolah Menengan Atas terhadap karya sastra (Republika, 22/4/2008). Keberhasilan pembelajaran apresiasi sastra di setiap jenjang pendidikan hingga ketika ini masih bersifat teoretis dan verbalitas (Ginanjar, 2007: 1). Masih banyak guru sastra menjejali para siswanya dengan teori-teori sastra. Akibatnya yaitu pembelajaran sastra menjadi suatu acara belajar-mengajar yang membosankan.
Keberadaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang mempunyai kelas-kelas khusus menuju taraf internasional memberi warna gres sekaligus keinginan gres dalam perbaikan pembelajaran sastra lantaran RSBI mempunyai tujuan institusional menyiapkan penerima didik menurut standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia yang tarafnya internasional sehingga lulusannya mempunyai kemampuan daya saing internasional. Tujuan pendidikan institusional ini diwujudkan dalam kurikulum yang akan memilih tujuan instruksional di SBI (Depdiknas, 2008: 15).
Selama ini pembelajaran sastra yang banyak diteliti yaitu pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang belum menyelenggarakan rintisan SBI, padahal proses pembelajaran di Sekolah Menengan Atas rintisan SBI sebagai terobosan gres dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia perlu diteliti guna mendorong perkembangan pembelajaran sastra di sekolah-sekolah yang sedang merintis menjadi SBI. Minimnya perhatian terhadap proses pembelajaran sastra di Sekolah Menengan Atas yang RSBI dalam bentuk penelitian, sedangkan di sisi lain terdapat kebutuhan dan keingintahuan para guru sastra dan praktisi pendidikan untuk mengetahui citra proses pembelajaran sastra yang baik terutama di Sekolah Menengan Atas yang RSBI menyebabkan penelitian mengenai hal ini mendesak untuk dilakukan. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Daerah spesial Yogyakarta Tahun 2008, Sekolah Menengan Atas Negeri 8 Yogyakarta termasuk Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Penyelenggaraan kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di sekolah ini dimulai pada Tahun Ajaran 2007/2008 dengan adanya satu kelas X.
........................baca selengkapnya makalah ini sebagaimana sumber aslinya di sini.
0 Response to "Laporan Penelitian Kualitatif Deskriptif Bahasa Indonesia Di Sma Kelas X"
Posting Komentar